Menjebol Sulitnya Akses Bahan Bacaan untuk Anak-Anak di NTT

Masih ada kantong-kantong wilayah di NTT yang masih kesulitan mendapat akses bahan bacaan karena keterbatasan buku.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 28 Okt 2024, 17:00 WIB
Sosialisasi Kegemaran Membaca di Kota Kupang, Senin (28/10/2024). (Liputan6.com/ Dok Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 157 perpustakaan desa/kelurahan dan 167 Taman Bacaan masyarakat (TBM) di provinsi NTT mendapatkan bantuan bahan bacaan bermutu dari Perpustakaan Nasional.

Dari angka tersebut, Kota Kupang sendiri kebagian tiga perpustakaan kelurahan dan tujuh TBM. Penyerahan bantuan diberikan Perpusnas secara simbolis di sela-sela kegiatan Sosialisasi Kegemaran Membaca di Kota Kupang, Senin (28/10/2024).

Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas Nurhadisaputra mengatakan, pemanfaatan bantuan bahan bacaan bermutu penting dalam peningkatan pembudayaan kegemaran membaca di NTT.

"Kami melihat masih ada kantong-kantong wilayah di NTT yang masih kesulitan akses untuk membaca seperti yang disampaikan pemerintah daerah," ujar Nurhadi.

Nurhadi mengungkapkan, hasil dari pengukuran Tingkat Gemar Membaca (TGM) dan literasi di Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Hal inilah yang mendorong Perpusnas melakukan sejumlah terobosan kebijakan untuk meningkatkan kualitas kegemaran membaca dan literasi masyarakat.

"Jangan lupakan bahwa tujuan kita bernegara adalah mencerdaskan kehidupan bernegara," tambahnya.

Sementara itu Asda Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda NTT Bernadeta M Usboko mengakui adanya bantuan dari Perpusas, persoalan di kantong-kantong wilayah yang sulit mendapatkan bahan bacaan bisa mulai teratasi.

Persoalan membaca di NTT bukan hanya pada ketersediaan bahan bacaan tapi juga sinyal internet yang terbatas sehingga masyarakat mengalami kesulitan mengakses informasi.

"Kondisi masyarakat yang masih beragam dalam upaya mengakses informasi menjadi tantangan kami," kata Bernadeta.

Pendekatan pembudayaan kegemaran membaca melalui keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat dirasanya sudah tepat. Mengingat peran keluarga menjadi awal penumbuhan budaya baca dan literasi anak di NTT. Tinggal bagaimana menunjukkan komitmen dan konsistensi untuk membentuk kebiasaan membaca masyarakat.

Bernadeta sependapat bahwa membaca adalah cara yang efektif dalam mencerdaskan dan menumbuhkan berpikir kritis bagi anak muda. Oleh karena itu, pihaknya siap bekerja sama berkolaborasi melejitkan kecerdasan anak-anak NTT dengan membaca.

"Pendidikan adalah investasi jangka panjang, membaca merupakan pilar yang utama," ujarnya.

 


Koleksi Buku Perpustakaan Sekolah di Daerah Masih Kurang

Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI Anita Jacoba Gah menyatakan NTT merupakan salah satu daerah yang memang memerlukan perhatian khusus di bidang perpustakaan dan keliterasian. Anita lantas menyoroti kondisi perpustakaan sekolah.

Di mana koleksi buku yang ada di perpustakaan sekolah yang masih kurang memenuhi kebutuhan penunjang pendidikan. Di satu sisi, kita sama-sama mengakui perpustakaan sekolah mempunyai peran kunci dalam membangun generasi NTT yang cerdas dan berdaya saing.

"Pada beberapa daerah di pelosok NTT, kondisi perpustakaan sekolah dan akses mereka terhadap informasi masih amat terbatas dan sulit. Padahal, membaca merupakan kunci dalam membangun generasi yang baik," kata Anita.

Sedangkan, Ketua Forum TBM Provinsi NTT, Polikarpus Do, mengatakan selain perpustakaan, TBM pun punya andil dalam mencerdaskan dan meningkatkan daya saing masyarakat, khususnya di NTT.

"Basis TBM di sini cukup besar dan tersebar. Ini merupakan bentuk energi literasi. Tinggal bagaimana aktivitas literasi yang menjadi dasar peningkatan kecerdasan masyarakat didukung penuh oleh semua pihak," pungkas Do.

Bantuan bahan bacaan bermutu yang diberikan secara simbolis diberikan kepada TBM Bintang Flobamora Maulafa, TBM Uibaha Maulafa, Rumah Literasi Kelapa Lima, dan TBM Kelurahan Alak di Kota Kupang. Masing-masing TBM dan perpustakaan mendapatkan 1.000 eksemplar buku bacaan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya