Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina International Shipping (PIS) dan PT Pertamina Patra Niaga (PPN) menjalin kerjasama untuk pengangkutan kargo bitumen, atau lebih dikenal sebagai aspal cair. PIS sukses melakukan pengangkutan perdana 3.000 metrik ton bitumen atau aspal.
Direktur Gas, Petrochemical, & New Business Pertamina International Shipping Arief Sukmara mengatakan, kesuksesan pengangkutan dalam rute internasional bitumen ini membuktikan Pertamina Group bersaing di market kargo petrokimia. Sekaligus menambah portfolio korporasi pada jenis kargo tersebut.
Advertisement
"Dalam skema kolaborasi ini, PIS membuktikan kesiapan dalam mengembangkan bisnis melalui diversifikasi kargo, khususnya dalam bidang petrokimia. Kepercayaan PPN kepada kami untuk mengangkut kargo bitumen merupakan sebuah kebanggaan luar biasa, sekaligus menjadikan PIS sebagai mitra shipping strategis terpercaya," kata Arief, Senin (28/10/2024).
Bitumen, atau lebih sering disebut sebagai aspal, merupakan bahan hidrokarbon yang memiliki sifat perekat,berwarna hitam, kedap air, dan viskoelastik (menahan aliran geser dan meregang secara linier).
Sebelumnya, PIS berhasil melakukan pengapalan perdana kargo petrokimia caustic soda dengan komitmen sebesar 96.000 ton dari China ke Indonesia, untuk konsumen non-captive atau eksternal Pertamina Group.
"Ke depan, PIS terus menggali potensi pengangkutan komoditas dry bulk untuk mendorong ekspansi dan diversifikasi bisnis perusahaan," imbuh Arief.
Sementara Direktur Pemasaran Pertamina Patra Niaga Maya Kusmaya menambahkan, kerjasama ini penting bagi pemenuhan kebutuhan bitumen di Indonesia. Sebagai bahan vital untuk pembangunan dan pemeliharaan sirkuit balap dan jalan raya.
"Kami menyambut baik kerja sama yang terjalin dengan PIS dalam bidang pengangkutan bitumen. Hal ini merupakan bentuk komitmen PT Pertamina Patra Niaga dalam mengembangkan portofolio untuk produk petrochemical dan chemical business," ungkap Maya.
Pertamina Group Bakal Pasang PLTS Atap Terbesar di Kilang Balikpapan
Sebelumnya, PT Kilang Pertamina Internasional bersama Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) siap memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap berkapasitas 2,5 MWp di Kilang Balikpapan. Ini akan menjadi PLTS atap terbesar yang dipasang di area operasi Pertamina.
Direktur Proyek & Operasi Pertamina NRE Norman Ginting mengatakan, ini bukan kolaborasi pertama dengan Kilang Pertamina Internasional dalam proyek pemanfaatan PLTS di area kilang.
"Pertamina NRE berkomitmen terus mendukung upaya penurunan emisi di area-area operasi Pertamina. Apalagi PLTS yang akan dibangun di Kilang Balikpapan ini akan menajdi PLTS dengan kapasitas terbesar di Pertamina. Kami sangat senang bahwa kolaborasi ini terus berlanjut," ujar Norman dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/10/2024).
Menambahkan hal tersebut, Direktur Operasi PT Kilang Pertamina Internasional, Didik Bahagia menyebut bahwa pembangunan PLTS ini jadi batu loncatan istimewa. Sebagai proses komitmen Pertamina untuk selalu memanfaatkan energi baru terbarukan (EBT) dan menjaga kelestrarian lingkungan.
"Seremoni PLTS ini menjadi milestone yang istimewa sebagai proses komitmen Pertamina dalam rangka menurunkan emisi untuk mencapai Net Zero Emission yang harus tercapai di tahun 2060 mendatang. Jika PLTS ini berhasil dan selesai, maka total PLTS di PT KPI secara keseluruhan mulai dari Dumai hingga Balikpapan menjadi sebesar 12,37 MWp," terang Didik.
PLTS tersebut akan dipasang di atas atap gedung HSSE, warehouse, dan gedung workshop di area kilang Balikpapan. Dengan memasang PLTS tersebut Kilang Balikpapan berpotensi menurunkan emisi sebesar 2.736 ton setara CO2 per tahun.
Saat ini PLTS yang telah dipasang dan beroperasi di area operasi KPI tersebar di 4 area kilang dengan kapasitas total 9,87 MWp, yakni di Kilang Dumai, Kilang Balongan, Kilang Cilacap, dan Kilang Plaju.
Advertisement
Penambahan PLTS
Dengan penambahan PLTS atap di Kilang Balikpapan ini, maka kapasitas terpasang PLTS di area kilang KPI mencapai 12,37 MWp dengan total potensi penurunan emisi mencapai 12.722 ton setara CO2 per tahun.
Tak hanya itu, Didik juga memberikan apresiasi atas kinerja operasional dan cost optimization PT KPI yang menunjukkan kinerja yang baik.
"Saat ini kinerja operasional dan optimisasi cost menunjukkan kinerja yang baik. Pada prosesnya, keringat kita bercucuran dan memberikan hasil yang terbaik untuk perusahaan," ungkap dia.
Didik berharap bahwa pembangunan PLTS ini menjadi simbiosis mutalisme dengan PNRE sebagai upaya untuk mengurangi loss, serta dapat menjaga operasional PT KPI agar terus berjalan normal.
"Saat ini program revamp telah usai, mari kita jaga agar tetap beroperasi dengan normal. Sehingga tahun depan dapat menyelesaikan RFCC untuk penambahan kapasitas," pungkas dia.