Hacker China Incar Ponsel Donald Trump hingga Tim Kampanye Kamala Harris

Hacker China dilaporkan tengah menargetkan ponsel calon presiden dari Partai Republik Donald Trump dan pasangannya, Senator JD Vance. Wakil Presiden Kamala Harris juga menjadi sasaran.

oleh Iskandar diperbarui 28 Okt 2024, 18:00 WIB
Wakil Presiden AS dan kandidat presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris (kanan) berjabat tangan dengan mantan presiden AS dan kandidat dari Partai Republik Donald Trump pada awal debat mereka di Philadelphia, Pennsylvania pada 10 September 2024 (AFP/SAUL LOEB)

Liputan6.com, Jakarta - Hacker China dilaporkan tengah menyerang jaringan telekomunikasi Amerika Serikat (AS), menargetkan ponsel calon presiden dari Partai Republik Donald Trump dan pasangannya, Senator JD Vance.

Sumber lain mengatakan kepada NBC News, dikutip Senin (28/10/2024), orang-orang yang berafiliasi dengan kampanye Wakil Presiden Kamala Harris juga menjadi sasaran.

"Staf Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer, D-N.Y., juga menjadi sasaran," kata sumber dari Partai Demokrat.

Namun, belum jelas siapa dalam kampanye Harris yang menjadi sasaran atau apakah orang lain dalam kampanye Trump menjadi sasaran selain Trump dan Vance.

Dalam pernyataan bersama, FBI beserta Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (Cybersecurity and Infrastructure Security Agency/CISA) mengatakan pemerintah federal sedang menyelidiki akses tidak sah ke infrastruktur telekomunikasi komersial oleh para pelaku yang berafiliasi dengan Republik Rakyat China (hacker China).

"Setelah FBI mengidentifikasi aktivitas jahat tertentu yang menargetkan sektor tersebut, FBI dan CISA segera memberi tahu perusahaan yang terkena dampak, memberikan bantuan teknis, dan dengan cepat membagikan informasi untuk membantu calon korban lainnya," kata pernyataan itu.

Sayangnya, FBI enggan berbicara tentang orang-orang tertentu yang menjadi target peretasan tersebut.

 


3 Operator Seluler AS Kena Retas

Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

Pemerintah AS baru-baru ini menyimpulkan bahwa China telah meretas tiga perusahaan telekomunikasi (operator seluler) AS: AT&T, Verizon, dan Lumen Technologies. Dalam hal ini Lumen dan AT&T menolak berkomentar.

Juru bicara Verizon, Rich Young, mengaku telah mengetahui bahwa aktor dari suatu negara dilaporkan telah menargetkan beberapa penyedia telekomunikasi AS untuk mengumpulkan intelijen.

"Bersama penegak hukum federal, rekan industri, dan pakar siber pihak ketiga, kami telah dan sedang berupaya untuk mengonfirmasi, menilai, dan memulihkan setiap dampak potensial," kata Young.

Sejauh ini, belum ada pejabat AS yang menyatakan bahwa ini adalah bagian dari operasi "peretasan dan kebocoran" atau upaya apa pun untuk memengaruhi pemilihan umum AS 2024.

 

 

 


Tanggapan Pemerintah China

Ilustrasi Bendera China (AFP/STR)

Seorang juru bicara kedutaan besar China di Washington, D.C., mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui situasi spesifik dan tak bisa berkomentar.

"Pemilihan presiden adalah urusan dalam negeri AS. Tiongkok tidak memiliki niat dan tidak akan ikut campur dalam pemilihan AS. Kami berharap pihak AS tidak akan membuat tuduhan terhadap kami dalam pemilihan itu," kata juru bicara tersebut.

Tidak jelas apakah peretasan ini merupakan upaya untuk memengaruhi pemilihan presiden. Tiongkok memiliki operasi spionase siber yang kuat dan memiliki sejarah panjang operasi yang berani untuk memata-matai bisnis dan tokoh pemerintah AS.

Pemilihan presiden saat ini telah ditandai dengan tuduhan terperinci AS bahwa Iran dan Rusia telah meluncurkan operasi untuk mempengaruhi pemilih agar mendukung Harris dan Trump, masing-masing kandidat presiden pilihan mereka.

Iran secara umum membantah operasi tersebut, sedangkan media pemerintah Rusia telah memberikan pengakuan yang bersifat memancing.


Infografis Beragam Model Kejahatan Siber

Infografis Kejahatan Siber (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya