Mentan Dipanggil ke Istana, Prabowo Minta Percepatan Cetak Sawah

Selain itu, Andi juga diminta memberikan perhatian kepada petani dari segi hulu sarana produksi, termasuk pupuk.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 28 Okt 2024, 19:55 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kembali mengambil langkah tegas dengan mencopot seorang pejabat Eselon II di Kementerian Pertanian (Kementan) yang terbukti terlibat praktik korupsi. (Dok Kementan)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono ke Istana Negara, Jakarta Pusat. Salah satu pembahasan dalam pertemuan itu adalah terkait percepatan percetakan sawah.

“Kami ditugaskan oleh Bapak Presiden Prabowo untuk melakukan percepatan cetak sawah yang saat ini posisi di Merauke, sudah kita mulai, Kalimantan Tengah kita sudah mulai. Insyaallah dalam waktu dekat Kalimantan Selatan, kemudian Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan seterusnya. Kita melakukan percepatan untuk cetak sawah,” tutur Andi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (28/10/2024).

Selain itu, Andi juga diminta memberikan perhatian kepada petani dari segi hulu sarana produksi, termasuk pupuk.

“Beliau sudah memerintahkan mengecek tambahan pupuk itu 100 persen, yang dulu itu dicek apa benar sudah sampai ke tingkat petani. Kemudian oplah. Kita tindaklanjuti, dan seterusnya,” jelas dia.

Wamentan Sudaryono menambahkan, lahan yang nantinya digunakan sudah diidentifikasi dengan target 3 juta hektare dalam 3 sampai dengan 4 tahun ke depan. Hal itu menjadi suatu kebutuhan lantaran penduduk Indonesia bertambah terus, sementara jumlah petak sawah stagnan.

“Mau tidak mau, suka tidak suka, harus cetak. Bukan hanya untuk kebutuhan tahun ini, besok, lusa, bulan depan, minggu depan, bukan. Tapi ini untuk beberapa dekade ke depan. Kami perkirakan dengan 3 juta itu bisa menjamin generasi kita 80 tahun ke depan,” ungkap Sudaryono.

Dengan eksponensial penambahan penduduk dan kebutuhan konsumsi pangan negara, dia yakin 3 juta hektare dapat mencukupi 70 hingga 80 tahun ke depan. Kalau tidak sekarang, maka kapan lagi upaya tersebut akan dilakukan.

“Dan kemudian mengenai status lahan, saya kira macam-macam. Ada yang status lahan milik perorangan, ada yang milik juga perusahaan, yang memang atau intinya lahan itu adalah milik negara, adalah milik perorangan. Intinya adalah kita cetak sawah. Nanti tinggal kita atur skema, jadi bukan kok terus kita datang ke hutan lindung, hutan apa, main tebang-tebang. Maksud saya ini supaya nggak misleading,” terangnya.

 


Manfaatkan Lahan

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono/Istimewa.

Dia mencontohkan, misalnya saja ada lahan rawa yang sudah sekian lama tidak termanfaatkan, maka dapat menjadi pilihan cetak sawah. Mulai dari memperhatikan perbaikan drainase, hingga menetralisir tingkat keasaman tanah agar bisa ditanami.

“Sehingga jangan dipikir 3 juta itu satu hamparan 3 juta. Ya ada yang 10 ribu, 50 ribu di mana, kemudian sekian ratus ribu di mana, sekian belas ribu gimana. Total semuanya yang kita targetkan ada sekitar 3 juta. Saya kira itu,” Sudaryono menandaskan.


Infografis

Perlawanan Satu Dekade Petani Kendeng (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya