Serba-serbi Festival Gandrung Sewu di Banyuwangi yang Penuh Filosofi

Berikut beberapa hal yang perlu diketahui dalam gelaran tahunan Festival Gandrung Sewu di Banyuwangi

oleh Switzy Sabandar diperbarui 30 Okt 2024, 05:00 WIB
Credit: Pemkab Banyuwangi

Liputan6.com, Banyuwangi - Festival Gandrung Sewu merupakan salah satu acara budaya yang rutin digelar setiap satu tahun sekali. Tak hanya sebagai hiburan semata, festival ini juga menyimpan filosofi dan makna mendalam.

Tahun ini, ikon tahunan Banyuwangi tersebut telah sukses digelar pada 24-26 Oktober 2024. Festival ini menyuguhkan tontonan visual megah yang menyimpan filosofi tentang kehidupan masyarakat Banyuwangi, termasuk kaitannya dengan sejarah, nilai-nilai sosial, dan identitas daerah.

Mengutip dari kemenparekraf.go.id, berikut beberapa hal yang perlu diketahui dalam gelaran tahunan Festival Gandrung Sewu di Banyuwangi:

1. Festival yang menjadi simbol kekayaan budaya

Nama gandrung dalam Festival Gandrung Sewu merupakan bentuk tarian tradisional khas Banyuwangi. Tarian gandrung memiliki akar kuat dalam sejarah Banyuwangi yang awalnya merupakan bentuk penghormatan kepada Dewi Sri.

Dewi Sri merupakan dewi kesuburan dalam mitologi Jawa. Tarian tersebut muncul sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah.

Seiring berjalannya waktu, tarian ini pun berevolusi. Tak hanya sekadar menjadi tarian pemujaan, tari gabdrung kemudian berkembang menjadi simbol identitas dan semangat kebersamaan masyarakat Banyuwangi.

Sementara itu, nama sewu berarti seribu. Nama tersebut menggambarkan jumlah penari yang terlibat dalam festival ini.

Setiap tahunnya, ribuan penari akan memeriahkan Festival Gandrung Sewu di Pantai Marina Boom Banyuwangi. Mereka mengenakan pakaian tradisional mencolok dengan warna merah dan emas.

2. Arti setiap gerakan tarian gandrung

Tari gandrung menyimpan filosofi tersendiri di setiap gerakannya. Gerakan tangan yang lembut dan dinamis melambangkan rasa syukur dan penghormatan.

Tarian ini juga memiliki gerakan kaki yang khas dan berirama. Gerakan kaki tersebut melambangkan kerja keras dan ketekunan.

Tarian gandrung secara khusus juga menjadi cerminan kebersamaan dan keharmonisan masyarakat Banyuwangi. Hal itu tergambar dari ratusan penari yang mampu bergerak serempak dan harmonis.

Tarian ini juga menggambarkan hubungan yang harmonis antara manusia, alam, dan spiritualitas. Selain sebagai hiburan kepada sesama manusia, tarian ini juga ditujukan kepada alam semesta yang telah memberikan kehidupan dan keberkahan.

 


Peran Sosial

3. Peran sosial

Tari gandrung memiliki sejarah panjang dalam kehidupan sosial masyarakat Banyuwangi. Pada masa penjajahan, gandrung tak hanya sebagai hiburan, tetapi juga simbol perlawanan.

Tarian ini menyimpan semangat perjuangan sekaligus kebanggaan sebagai masyarakat lokal yang tak ingin dijajah. Tak heran, jika tari gandrung memiliki gerakan tarian penuh semangat yang kental akan pesan moral dan patriotisme.

4. Nilai kemanusiaan

Selain sebagai estetika budaya, Festival Gandrung Sewu juga menjadi sarana untuk mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Setiap gerakan tarian ini seolah mengajarkan tentang kehidupan yang harmonis, penuh kesederhanaan, dan rasa syukur. 

Festival ini juga menjadi cerminan pentingnya kolaborasi dan kebersamaan. Tari gandrung menggambarkan bahwa keberhasilan suatu komunitas tidak ditentukan oleh satu individu, melainkan kerja sama yang solid.

5. Memberikan dampak positif terhadap pariwisata dan ekonomi

Festival Gandrung Sewu telah memberikan dampak positif di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Banyuwangi. Digelar rutin setiap tahun, festival ini ternyata mampu menarik ribuan wisatawan.

Hal tersebut telah berhasil menggerakkan roda perekonomian lokal. Masyarakat lokal pun mendapatkan wadah dan kesempatan untuk memamerkan produk kerajinan tangan dan kuliner khas Banyuwangi kepada wisatawan berbagai daerah.

 

Penulis: Resla

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya