Muhasabah: Tujuan Hidup Sebenarnya dan agar Lebih Bermakna, Menurut UAH

UAH menjelaskan bahwa manusia yang paham akan tujuan hidup dan menyiapkan bekalnya untuk akhirat termasuk dalam golongan Ulul Albab, yaitu orang-orang yang menggunakan akal sehatnya untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Okt 2024, 16:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (UAH) (TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah ceramah yang menggugah kesadaran, Ustadz Adi Hidayat (UAH) menekankan pentingnya memahami tujuan hidup dan merencanakan setiap langkah berdasarkan visi yang lebih besar.

Menurutnya, kehidupan tidak hanya tentang sekadar ada, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam. “Kita harus bertanya kepada diri sendiri, untuk apa kita hidup? Kenapa kita ada di dunia ini, dan setelah meninggal akan ke mana?” ungkapnya.

UAH menyampaikan bahwa pertanyaan-pertanyaan ini menjadi kunci bagi siapa saja yang ingin menjalani hidup dengan lebih bermakna. Ia menjelaskan bahwa manusia yang paham akan tujuan hidup dan menyiapkan bekalnya untuk akhirat termasuk dalam golongan Ulul Albab, yaitu orang-orang yang menggunakan akal sehatnya untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Dalam tayangan video di kanal YouTube @CAI25, UAH menguraikan bahwa pemahaman tentang makna hidup bukan sekadar teori, melainkan harus diwujudkan dalam tindakan nyata.

Menurutnya, orang yang memahami esensi kehidupan akan berupaya menggunakan waktu dan tenaganya untuk kebaikan, termasuk mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah kematian.

UAH mengingatkan jamaah bahwa kebahagiaan sejati tidak ditemukan dalam harta, ilmu, jabatan, atau kekuatan fisik semata. Ia menekankan pentingnya memilih di antara kelebihan yang Allah berikan dengan tujuan memaksimalkan ibadah.

"Jangan cemburu kepada orang yang banyak harta, tinggi jabatan, atau yang kuat fisiknya, tapi pilihlah yang bisa membuat kita optimal dalam beribadah kepada Allah," ujarnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Pentingnya Pemahaman Tujuan Hidup

Ilustrasi persiapan tujuan dan impian hidup (unsplash.com/@patrickperkins)

“Ada yang diberi kecukupan harta, kekuatan fisik, ilmu, atau kedudukan. Yang penting adalah bagaimana kita menggunakan anugerah tersebut untuk lebih dekat dengan Allah,” tuturnya, mengajak setiap muslim untuk bersyukur atas nikmat yang diterima dan memanfaatkannya sebaik mungkin.

Menurut UAH, pemahaman tentang tujuan hidup juga akan membantu seseorang dalam memilih jalan hidup yang lebih bermanfaat. Ia mengajak jamaah untuk tidak tergoda oleh perbandingan duniawi dan fokus pada tujuan akhir.

"Tidak perlu cemburu dengan apa yang dimiliki orang lain, sebab setiap orang sudah memiliki jalan yang direncanakan Allah untuk mereka," lanjutnya.

UAH juga menekankan bahwa keimanan yang kuat adalah fondasi yang kokoh untuk menjalani hidup. Ia mengatakan bahwa dengan memiliki tujuan yang jelas dalam hidup, seseorang akan lebih mudah mengatasi godaan duniawi yang sering kali membelokkan fokus dari jalan kebenaran.

Pada kesempatan itu, UAH mengingatkan bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara, dan waktu terbaik untuk mempersiapkan akhirat adalah selama berada di dunia.

"Kita semua pada akhirnya akan kembali kepada Allah, jadi gunakan setiap detik yang dimiliki untuk beribadah kepada-Nya," pesannya.


Jangan Biasakan, Membiarkan Waktu Terbuang

Ilustrasi mengisi waktu dengan hal yang tidak sia-sia. (Foto: Freepik)

UAH menjelaskan bahwa dengan mengetahui tujuan hidup, seseorang akan lebih mampu memaksimalkan potensinya dalam ibadah.

“Jangan biarkan waktu terbuang sia-sia dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Fokus pada apa yang dapat mendekatkan diri kepada Allah,” tambahnya, mengingatkan jamaah untuk senantiasa introspeksi diri.

UAH menutup dengan menekankan bahwa orang yang memahami tujuan hidup akan memiliki ketenangan batin yang tidak dimiliki oleh mereka yang hanya mengejar dunia.

"Orang yang hidup dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah akan merasakan ketenangan yang tidak bisa dibeli dengan harta," jelasnya.

Dalam ceramah tersebut, UAH juga mengajak untuk memilih aktivitas yang bermanfaat dan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak membawa kebaikan.

Ia menyampaikan bahwa dengan menjalani hidup sesuai tujuan yang Allah tetapkan, seseorang akan lebih bahagia dan jauh dari kecemburuan duniawi.

Sebagai penutup, UAH berpesan agar setiap orang memanfaatkan nikmat yang diberikan Allah untuk kebaikan, sebab hidup ini adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan.

"Gunakan segala kelebihan yang kita punya untuk memperbanyak amal kebaikan, sebab itu yang akan menjadi bekal kita di akhirat kelak," pungkasnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya