Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di kawasan Asia dan Pasifik dibuka bervariasi meskipun Wall Street mencetak penguatan.
Pelaku pasar saham di bursa Asia menantikan serangkaian laba emiten teknologi berkapitalisasi besar untuk terus mendorong Nasdaq Composite ke rekor baru minggu ini.
Advertisement
Mengutip CNBC, Selasa (29/10/2024), indeks saham Nikkei Jepang turun 0,21%, kehilangan keuntungan dari hari sebelumnya.
Pelemahan bursa saham Jepang ini terjadi setelah Partai Demokrat Liberal yang berkuasa kehilangan mayoritas parlementernya setelah para pemilih memberikan suara mereka pada hari Minggu untuk menentukan kendali.
Ini menandai pertama kalinya sejak 2009 bahwa koalisi yang berkuasa di Jepang kehilangan mayoritasnya.
Tingkat pengangguran Jepang untuk bulan September mencapai 2,4%, dibandingkan dengan 2,5% bulan sebelumnya.
Angka tersebut juga sedikit lebih rendah dari perkiraan salah satu media internasinal sebesar 2,5% kenaikan.
Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,51% sementara Kosdaq turun 0,41%.
Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,36%.
Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong berada di level 20.733, lebih tinggi dari penutupan terakhir HSI di level 20.599,36.
Para pelaku pasar di Asia juga akan memantau data pengangguran Singapura.
Wall Street
Sepanjang perdagangan semalam di AS, pasar saham melonjak. Indeks S&P 500 naik 0,27% dan ditutup pada level 5.823,52.
Dow Jones Industrial Average naik 273,17 poin, atau 0,65%, dan ditutup pada level 42.387,57.
Nasdaq naik 0,26% dan ditutup pada level 18.567,19.
Minggu Sibuk
Minggu ini menandai minggu tersibuk dalam musim pelaporan laba kuartal ketiga, dan merupakan minggu terakhir menjelang pemilihan presiden AS pada tanggal 5 November dan keputusan kebijakan Federal Reserve pada tanggal 7 November.
Lima dari Tujuh Perusahaan Magnificent — Alphabet, Microsoft, Meta Platforms, Amazon, dan Apple — akan mengumumkan hasil keuangan terbaru mereka minggu ini.
Para pedagang juga akan mengamati laporan pekerjaan Oktober yang akan dirilis pada hari Jumat.
Advertisement