Liputan6.com, Washington, DC - Amerika Serikat (AS) telah menyetujui penjualan senjata senilai USD 2 miliar ke Taiwan, termasuk pengiriman perdana sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara yang canggih ke pulau yang memiliki pemerintah sendiri itu.
Kantor kepresidenan Taiwan pada hari Sabtu (26/10/2024) berterima kasih kepada AS karena telah memberikan lampu hijau atas penjualan senjata. Di bawah presiden baru, Lai Ching-te, Taiwan telah menaikkan langkah-langkah pertahanan sementara China meningkatkan ancaman militernya terhadap wilayah yang diklaimnya sebagai miliknya.
Advertisement
"Memperkuat kemampuan pertahanan diri Taiwan adalah dasar untuk menjaga stabilitas regional," kata juru bicara kepresidenan Taiwan Karen Kuo, seperti dilansir AP, Selasa (29/10).
Kritik datang dari China yang mengatakan bahwa jual beli senjata AS-Taiwan merusak kedaulatan dan kepentingan keamanannya, merusak hubungan AS-China, dan mengancam perdamaian di Selat Taiwan.
"China mengutuk keras dan menentang keras hal ini dan telah mengajukan protes serius kepada AS," tutur juru bicara Kementerian Luar Negeri China.
"Kami akan mengambil tindakan balasan yang tegas dan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorial nasional dengan sungguh-sungguh."
Menurut Biro Urusan Politik-Militer Kementerian Luar Negeri AS, paket penjualan senjata AS ke Taiwan mencakup tiga Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Canggih Nasional (NASAMS) dan peralatan terkait yang bernilai hingga USD 1,16 miliar.
Paket tersebut juga termasuk sistem radar yang diperkirakan bernilai USD 828 juta.
"Sistem NASAMS telah diuji coba di Ukraina dan akan membantu memperkuat kemampuan pertahanan udara tentara Taiwan," kata Kementerian Pertahanan Taiwan.
China pada 15 Oktober mengadakan latihan perang yang mengepung Taiwan untuk kedua kalinya sejak Lai menjabat pada bulan Mei. Latihan satu hari itu melibatkan 153 pesawat, 14 kapal angkatan laut, dan 12 kapal pemerintah.