Jelang Musim Hujan, Ini Jurus Pj Gubernur Teguh Antisipasi Banjir Jakarta

Menurut Teguh, antisipasi banjir di Jakarta tidak bisa dilakukan oleh satu dinas saja. Ia mengatakan, diperlukan sinergi lintas perangkat daerah untuk mengantisipasi banjir.

oleh Winda Nelfira diperbarui 29 Okt 2024, 18:16 WIB
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi. (Foto: Pemprov DKI Jakarta)

Liputan6.com, Jakarta - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi, meminta seluruh jajaran perangkat daerah terkait di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta untuk menyiapkan upaya antisipasi banjir jelang puncak musim hujan yang diprediksi terjadi akhir tahun 2024.

Menurut Teguh, antisipasi banjir di Jakarta tidak bisa dilakukan oleh satu dinas saja. Ia mengatakan, diperlukan sinergi lintas perangkat daerah untuk mengantisipasi banjir.

"Jadi semua jajaran, tidak hanya Dinas Sumber Daya Air (SDA) saja. Mari bahu-membahu mempersiapkan dan harus segera diantisipasi (musim hujan)," kata Teguh dalam keterangan tertulis, Selasa (29/10/2024).

Teguh menyebut, kesiapan menghadapi musim hujan selalu menjadi prioritas tahunan Pemprov DKI Jakarta. Meski begitu, dia meminta seluruh perangkat daerah seperti Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat, DLH, Dinsos untuk tetap melakukan perbaikan sebagai langkah antisipasi.

"Saya apresiasi upaya kita dalam antisipasi banjir. Tidak hanya di Kanal Banjir Barat dan Kanal Banjir Timur, sehingga titik-titik banjir sudah makin berkurang," ucapnya.

Lebih lanjut, Teguh menginstruksikan agar jajaran dinas turut memperhatikan titik banjir lain, seperti kawasan underpass menuju Bandara Halim, Cempaka Putih, dan titik underpass lainnya yang ada

Selain itu, dia juga ingin ketersediaan sarana penunjang dalam mengantisipasi banjir Jakarta, seperti pompa stasioner, pompa mobile, hingga sumber daya manusia (SDM) untuk bersiaga di posko siaga yang ada di tiap kelurahan.

"Perhatikan penyakit yang muncul akibat banjir, lalu rekayasa lalu lintas jika ada genangan. Oleh karena itu, saya minta kesiapan kita semua, mari sekali lagi kita petakan titik-titiknya. Terkait hal teknis juga pastikan beberapa hal terkait yang sudah biasa kita lakukan, sekarang dimaksimalkan lagi," katanya.

 

 


Kirim Surat ke Balai Besar

Aktivitas pekerja menggunakan kendaraan alat berat saat menyelesaikan proyek pembangunan Bendungan Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/12/2022). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) menyatakan, pembangunan Bendungan Ciawi di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, sudah mencapai 93 persen dan rencananya akan diresmikan pada Rabu (21/12) mendatang oleh Presiden Joko Widodo. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan bersurat kepada Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) agar bisa membuka Bendungan Ciawi, Bogor, Jawa Barat guna meminimalkan banjir yang kerap terjadi setiap kali hujan deras.

“Nanti kami cek dulu, apakah surat permohonan cukup dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) atau harus lewat pak Sekda (Sekretaris Daerah), karena proses anggarannya ada di BWSCC,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum di Jakarta, Kamis (24/10/2024).

Hal ini juga sekaligus menjawab usulan dari anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah yang meminta agar Pemprov DKI membuat pintu air di Bendungan Ciawi. Usulan tersebut, bertujuan agar Pemprov DKI Jakarta bisa mengatur aliran air sebelum sampai ke Sungai Ciliwung di Jakarta.

“Bersurat kepada Bendungan Ciawi agar dibuatkan pintu air,” ujar Ida dikutip dari Antara.

Bendungan Ciawi diresmikan Presiden Joko Widodo pada Desember 2022. Bendungan ini memiliki kemampuan untuk menampung air dengan volume hingga 6 juta meter kubik dengan luas genangan bendungan sekitar 39,40 hektare. Pembangunan bendungan ini dimulai pada Desember 2016.

Ida meyakini dengan mengatur aliran dari Bendungan Ciawi dengan cara membuka atau menutup jalur air, maka bisa meminimalkan banjir di sejumlah wilayah Jakarta.

“Kami sudah pernah ke sana, tapi sayangnya tidak ada pintu air. Kalau ada, air bisa tertahan dahulu, tidak langsung turun ke Jakarta karena pintu airnya bisa kita atur buka tutupnya,” ucap Ida


Infografis

Infografis Banjir Rob dan Jebolnya Tanggul Laut di Semarang. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya