Liputan6.com, Manado - Erupsi Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, pada April 2024 silam, membuat ribuan warga terpaksa mengungsi. Bahkan ratusan Kepala Keluarga (KK) harus direlokasi dari dua desa Kecamatan Tagulandang. Namun hingga kini proses relokasi itu belum tuntas.
Kelanjutan pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial di lokasi hunian tetap korban erupsi Gunung Ruang di Desa Modisi, Kabupaten Bolmong Selatan, Sulut, hingga kini masih menunggu selesainya pematangan lahan.
"Kalau pematangan lahan sudah selesai, kami segera masuk melakukan pembangunan," ungkap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengembangan Kawasan Permukiman Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulut Billy Legi pada, Senin (28/10/2024).
BPPW Sulut memang sudah mulai membangun kantor desa, puskesmas pembantu ataupun SPAM, akan tetapi itu berada di lahan yang tidak terganggu. BPPW akan terus melakukan koordinasi dengan Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Sulawesi I terkait dengan pelaksanaan pematangan lahan.
“Kami berharap target penyelesaian pembangunan fasilitas umum dan fasilitas sosial di Desa Modisi dapat diselesaikan sesuai rencana,” ujarnya.
Dia mengatakan, BPPW maupun BP2P berusaha melaksanakan pembangunan di sana yang direncanakan akan diselesaikan pada tahun ini.
Diketahui, hunian tetap di Desa Modisi akan ditempati 287 kepala keluarga korban erupsi Gunung Ruang di Pulau Ruang, Kabupaten Kepulauan Sitaro. Mereka berasal dari Desa Pumpente dan Desa Laingpatehi, dua desa yang terletak di kaki Gunung Ruang.
Baca Juga
Advertisement