Ekonomi Sirkular Mampu Dongkrak PDB hingga Rp 638 Triliun pada 2030

Pemerintah Indonesia, bersama Bappenas dan UNDP, mengkampanyekan penerapan ekonomi sirkular untuk meningkatkan PDB hingga Rp 638 triliun dan menciptakan 4,4 juta lapangan kerja hijau pada tahun 2030.

oleh Elyza Binta Chabibillah diperbarui 03 Nov 2024, 18:00 WIB
Membangun Solusi Krisis Lingkungan Bersama Pejuang Ekonomi Hijau.  foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia, melalui kolaborasi antara Bappenas dan UNDP, mengkampanyekan pentingnya penerapan ekonomi sirkular di berbagai sektor, mulai dari pangan, konstruksi, elektronik, hingga tekstil dan retail. Inisiatif ini bertujuan untuk memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam menghadapi tantangan keberlanjutan.

Menurut data yang dirilis oleh Bappenas dan UNDP pada 2021, penerapan ekonomi sirkular berpotensi meningkatkan PDB nasional sebesar Rp 593–Rp 638 triliun pada 2030, serta menciptakan 4,4 juta lapangan kerja hijau hingga tahun 2030. 

Salah satu langkah konkret dalam inisiatif ini adalah penyelenggaraan Langkah Membumi Festival 2024 oleh Blibli yang dihadiri oleh Direktur Lingkungan Hidup Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Priyanto Rohmattullah.

Dalam festival tersebut Priyanto menekankan pentingnya transisi energi dan kebutuhan untuk energi baru dan terbarukan

"Ketika kita berbicara tentang transisi energi, kita ingin memastikan ada kebutuhan untuk energi baru dan terbarukan," ungkap Direktur Lingkungan Hidup. Priyanto Rohmattullah pada acara Langkah Membumi Festival di Dion Senayan Park, dikutip Sabtu (2/11/2024).

"Isu-isu lingkungan ini tidak hanya berkisar pada ekonomi circular, tetapi juga mencakup rumah yang lebih besar, yaitu ekonomi hijau." tambahnya

Salah satu inisiatif yang diperkenalkan adalah Green Economy Expo, yang diharapkan dapat menjadi platform untuk kolaborasi antara berbagai sektor, termasuk industri, pemerintah, dan masyarakat. 

Selain itu, pemerintah juga tengah mengerjakan proyek daur ulang, termasuk daur ulang limbah tekstil dan plastik. Proyek ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan ekosistem daur ulang, khususnya untuk baterai kendaraan listrik (EV).


Pemerintah Gagas Kolaborasi untuk Kurangi Sampah Makanan dan Akses Nutrisi Anak di Seluruh Indonesia

Kurangi limbah makanan. (Foto: Freepik)

Dalam konteks ini, pemerintah meluncurkan delapan program nasional (PN), di mana salah satunya secara khusus menyoroti ekonomi hijau sebagai model pembangunan yang dapat menyinergikan pertumbuhan ekonomi dengan keberlanjutan lingkungan. Indonesia menargetkan untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060, atau bahkan lebih cepat pada tahun 2045.

"Sebagai bagian dari rencana jangka panjang nasional, kami berkomitmen untuk mengurangi emisi dan meningkatkan efisiensi sumber daya. Kami memiliki peta jalan dan strategi untuk ekonomi circular, dan ini semua berfungsi untuk mengurangi sampah dan memaksimalkan penggunaan sumber daya." ujar Priyanto

Pemerintah juga mencatat bahwa Indonesia merupakan salah satu penghasil sampah makanan terbesar di Asia Tenggara, meskipun banyak masyarakat masih kesulitan mendapatkan makanan. Beberapa startup lokal kini berinovasi untuk mengolah limbah makanan, termasuk sisa makanan dari hotel, menjadi solusi yang bermanfaat.

Program-program lain yang sedang dikembangkan termasuk penyediaan makanan bergizi gratis untuk anak-anak di seluruh Indonesia, dari Aceh hingga Papua. 

"Kami ingin memastikan setiap anak mendapatkan akses ke makanan yang bergizi dan mengurangi limbah makanan," jelasnya.


Kolaborasi Penta Helix

Langkah Membumi Festival 2024, Selasa (29/10/2024) (liputan6.com/Elyza Binta Chabibillah)

Priyanto juga  menekankan pentingnya kolaborasi dalam penerapan ekonomi sirkular ini. “Kolaborasi Penta Helix—yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, akademisi, masyarakat sipil, dan media—sangat penting. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri.

Kami perlu menciptakan lingkungan yang baik bagi sektor swasta agar dapat berkembang, terutama dalam mengatasi isu lingkungan,” ungkap Priyanto.

“Dengan ekonomi sirkular, kita tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan kesejahteraan sosial bagi masyarakat.” tutupnya

Dengan inisiatif ekonomi sirkular ini, pemerintah berharap dapat menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan sosial bagi masyarakat.


Sinergi Praktik Keberlanjutan dan Ekonomi Sirkular di Langkah Membumi Festival 2024

Langkah Membumi Festival 2024

Langkah Membumi Festival 2024 digelar gratis untuk umum. Festival ini menampilkan berbagai talk show inspiratif yang membahas isu-isu keberlanjutan sebagai sorotan utama.

Aneka workshop menarik juga hadir dengan biaya pendaftaran yang seluruh keuntungannya dikembalikan kepada komunitas dan ecopreneur lokal yang terlibat. Cara ikutannya pun cukup mudah, yakni hanya dengan mendaftar melalui situs langkahmembumi.com.

LMF 2024 pun menghadirkan pasar ecopreneurs yang menampilkan berbagai inovasi berkelanjutan yang dekat dengan operasional bisnis korporasi dan konsumsi oleh pelanggan.

Gelaran inklusif ini juga menyediakan Green Jobs Corner dimana pengunjung bisa bertukar wawasan green skills yang dibutuhkan di industri, drop CV, hingga simulasi interview yang bekerja sama dengan Tanah Air Lestari . 

Tidak ketinggalan, LMF 2024 juga menghadirkan RAN dan Kahitna sebagai bintang tamu yang akan memeriahkan suasana, menjadikan gelaran tersebut sebagai destinasi untuk menikmati akhir pekan yang inspiratif dan penuh makna.

Menambah seluruh kemeriahan di atas, LMF 2024 memberikan kesempatan bagi masyarakat luas untuk mengikuti kompetisi reels bertajuk “CollaborAction for the Earth”. Pemenang kompetisi reels nantinya akan diumumkan pada puncak acara LMF 2024 pada 3 November 2024.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya