Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah AS turun tipis pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta), satu hari setelah membukukan kerugian harian terburuk dalam dua tahun .
Dikutip dari CNBC, Rabu (30/10/2024), harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk kontrak Desember dipatok USD 67,21 per barel, turun 17 sen atau 0,25%. Sepanjang tahun ini, harga minyak mentah AS turun sekitar 6%.
Advertisement
Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak Desember dipatok USD 71,12 per barel, turun 30 sen atau 0,42%. Sepanjang tahun ini, patokan harga minyak global tersebut telah turun lebih dari 7%.
Para pedagang energi merasa lega minggu ini setelah serangan balasan Israel yang telah lama dinanti-nantikan terhadap Iran Jumat lalu menyelamatkan fasilitas minyak dan nuklir Republik Islam tersebut. Kontrak minyak mentah AS yang menjadi acuan dijual lebih dari 6%, atau USD 4,40, menjadi $67,38 per barel pada hari Senin.
Analis Goldman Sachs Daan Struyven mengatakan, namun harga minyak terlalu murah dalam jangka pendek dibandingkan dengan fundamental. Hal ini mengutip permintaan dari pengisian ulang Cadangan Minyak Strategis AS serta dari industri penerbangan.
Goldman Sachs memperkirakan harga minyak Brent akan pulih ke USD 77 per barel pada kuartal keempat bahkan tanpa gangguan pasokan minyak di Timur Tengah.
Namun, risikonya cenderung menurun pada tahun 2025, kata Struyven. Permintaan lemah di Tiongkok, produksi AS kuat dan OPEC+ berencana untuk membawa minyak mentah kembali ke pasar pada bulan Desember.
AS Tambah Cadangan Minyak 3 Juta Barel pada 2025
Amerika Serikat (AS) mengungkapkan akan menambah cadangan minyak, ketika harga minyak dunia semakin menurun.
Mengutip Marketwatch, Selasa (29/10/2024) Departemen Energi AS (DOE) mengeluarkan seruan baru untuk membeli minyak untuk Cadangan Minyak Strategis karena harga semakin turun dari target harga akuisisi USD 79 per barel.
DOE mengatakan mereka akan menerima tawaran pembelian hingga 3 juta barel minyak untuk pengiriman ke fasilitas Bryan Mound milik SPR di Texas mulai April hingga Mei 2025. Adapun tawaran untuk permintaan terbaru akan jatuh tempo pada 6 November mendatang.
Departemen tersebut mengatakan mereka telah membeli lebih dari 55 juta barel minyak hingga saat ini untuk mengisi kembali SPR dengan harga rata-rata sekitar USD 76 per barel, dibandingkan dengan USD 95 per barel yang diterima untuk penjualan darurat dari cadangan minyak tersebut pada 2022, untuk menahan biaya minyak bagi konsumen setelah perang Rusia - Ukraina.
DOE mengatakan bahwa mereka masih berencana membeli minyak pada harga USD 79 per barel atau kurang untuk mengisi kembali cadangan, dengan mempertimbangkan pengembalian kurs yang direncanakan dan perkembangan pasar.
Harga minyak dunia turun pada Senin, 28 Oktober 2024 setelah serangan balasan Israel terhadap Iran akhir pekan lalu tidak mengenai fasilitas minyak atau nuklir, sehingga mengurangi kekhawatiran di pasar tentang eskalasi konflik yang dapat mengganggu pasokan minyak.
Minyak mentah West Texas Intermediate, patokan AS, turun 6,1% menjadi USD 67,38 per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak yang disimpan di SPR mencapai 384,6 juta barel per 18 Oktober, dibandingkan dengan 638,1 juta barel pada awal pemerintahan Biden.
Advertisement
Harga Minyak Cetak Rekor Terburuk dalam 2 Tahun
Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) anjlok 6 persen pada perdagangan senin dan mencetak hari terbutuk dalam lebih dari dua tahun setelah fasilitas energi Iran tidak rusak karena serangan Israel selama akhir pekan.
Mengutip CNBC, Selasa (29/10/2024), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 6,13% hingga ditutup pada USD 67,38 per barel dan mencetak kerugian harian terbesar sejak 12 Juli 2022, ketika harga patokan ini turun 7,93%.
Harga minyak mentah berjangka global Brent turun 6,09% hingga ditutup pada USD 71,42 per barel.
Pada hari Sabtu kemarin, Israel menyerang instalasi militer Iran di tiga provinsi sebagai tanggapan atas peluncuran rudal balistik Teheran terhadap Israel pada tanggal 1 Oktober.
Kantor berita Iran Tasnim melaporkan bahwa serangan tersebut menimbulkan kerusakan terbatas. Menurut Kantor Berita Republik Islam milik negara serangan ini menewaskan empat tentara.
Serangan Israel tersebut tidak mengenai lokasi minyak, nuklir, dan infrastruktur sipil.
Jaringan berita minyak Iran Shana mengatakan bahwa operasi industri minyak Iran berjalan normal tanpa gangguan.