Liputan6.com, Jakarta Tarif Tol Cipali (Cikopo-Palimanan) resmi mengalami kenaikan pada Rabu, 30 Oktober 2024 sejak pukul 00.00 WIB. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kepmen PUPR) Nomor 2789/KPTS/M/2024.
"Telah berlaku penyesuaian tarif ruas Tol Cipali (Km 72-Km 188) berdasarkan Kepmen PUPR Nomor 2789/KPTS/M/2024 tanggal 15 Oktober 2024," tulis badan usaha jalan tol (BUJT) PT Lintas Marga Sedaya melalui akun Instagram @astratolcipali, Rabu (30/10/2024).
Advertisement
Kenaikan tarif tol ini berlaku untuk semua golongan kendaraan. Mulai dari kendaraan golongan I seperti sedan, jeep, pickup, truck kecil, dan bus. Juga untuk golongan II, III, IV dan V berupa truk dengan 2 gandar atau lebih.
Kendaraan golongan I dikenakan lonjakan tarif hingga Rp 13.000 untuk jarak terjauh (Cikopo-Palimanan), dari sebelumnya Rp 119 ribu menjadi Rp 132 ribu.
Sementara golongan II dan III terkena kenaikan Rp 21.500, dari sebelumnya Rp 196 ribu menjadi Rp 217.500. Sedangkan tarif untuk golongan IV dan V meroket Rp 27 ribu, dari sebelumnya Rp 246 ribu menjadi Rp 273 ribu.
Adapun Tol Cipali terakhir mengalami penyesuaian tarif pada Maret 2022. Kebijakan penyesuaian tarif tol setiap 2 tahun sekali ini sesuai dengan aturan yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022, serta Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2024 Pasal 83.
Namun secara nominal, kenaikan harga per 30 Oktober 2024 ini terhitung lebih besar dari yang sebelumnya. Sebagai perbandingan, kendaraan golongan I harus terkena lonjakan tarif Rp 11.500, dari Rp 107.500 menjadi Rp 199 ribu untuk rute terjauh.
Di sisi lain, kendaraan golongan II dan III kala itu terkena lonjakan Rp 19.000, dari sebelumnya Rp 177 ribu menjadi Rp 196 ribu. Sementara golongan IV dan V naik Rp 24.000, dari sebelumnya Rp 222 ribu menjadi Rp 246 ribu.
Rincian Tarif Tol Cipali Terbaru
Sebagai perbandingan, berikut rincian tarif Tol Cipali untuk rute terjauh (Cikopo-Palimanan) per 30 Oktober 2024:
- Golongan I: Rp 132.000 (naik Rp 13.000)
- Golongan II dan III: Rp 217.500 (naik Rp 21.500)
- Golongan IV dan V: Rp 273.000 (naik Rp 27.000)
Tarif Jalan Tol Cipali Bakal Naik Mulai Rabu 30 Oktober 2024
Sebelumnya, penyesuaian tarif ruas jalan tol Cikopo-Palimanan (Tol Cipali) akan diberlakukan efektif pada 30 Oktober 2024 pukul 00.00 WIB sesuai aturan terbaru.
Mengutip Antara, Senin (28/10/2024), Direktur Astra Tol Cipali, Rinaldi menuturkan, penyesuaian tarif ini didasarkan pada terbitnya Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 2789/KPTS/M/2024 tanggal 15 Oktober 2024.
"Regulasi tersebut berkaitan dengan penyesuaian tarif tol dan penetapan golongan kendaraan bermotor pada ruas Tol Cipali,” ujar dia.
Rinaldi menuturkan, penyesuaian ini mengikuti ketentuan dalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 2022, yang mengatur evaluasi tarif tol setiap dua tahun sekali dengan memperhatikan tingkat inflasi dan pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) jalan tol.
Selain itu, menurut dia, merujuk Pasal 38 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2024, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dapat mengevaluasi dan menyesuaikan tarif tol setiap dua tahun sekali, berdasarkan tarif lama yang disesuaikan dengan pengaruh inflasi.
Adapun besaran penyesuaian tarif di ruas Tol Cipali, disebutkan berada pada kisaran 10,69 persen hingga 10,98 persen sesuai golongan kendaraan.
Pihaknya mengemukakan, tarif terjauh yang diberlakukan di Jalan Tol Cipali untuk kendaraan golongan I sebesar Rp132.000, golongan II dan III sebesar Rp217.500, serta golongan IV dan V sebesar Rp273.000.
"Kendaraan yang masuk ke dalam golongan I terdiri dari mobil dan truk berukuran kecil serta bus. Kemudian golongan II yakni truk dengan dua gandar, golongan III truk dengan tiga gandar, golongan IV truk dengan empat gandar, serta golongan V yakni truk dengan lima gandar atau lebih,” ujarnya.
Rinaldi memastikan perusahaannya secara konsisten meningkatkan kualitas layanan, untuk memenuhi SPM jalan tol serta meningkatkan kenyamanan pengguna ruas tol tersebut.
"Kami konsisten melakukan upaya peningkatan kualitas layanan lalu lintas untuk memastikan pemenuhan SPM jalan tol dan peningkatan kapasitas untuk kenyamanan pengguna jalan,” kata dia.
Advertisement
Pemeliharaan Jalan
Rinaldi mengatakan, dalam dua tahun terakhir, pihaknya telah menambah kapasitas jalan dengan membangun lajur ketiga sepanjang 18,2 km yang rampung pada 2023. Lalu dilanjutkan penambahan 23 km pada 2024.
Astra Tol Cipali juga melakukan pemeliharaan jalan melalui scrapping filling overlay, perbaikan rambu, dan peningkatan fasilitas di rest area.
“Pada momen mudik lebaran tahun ini, kami sudah bekerja sama dengan kepolisian, untuk meluncurkan command center di KM 188 untuk memantau lalu lintas,” ujar dia.
Menurut dia, berbagai inisiatif lain turut dilakukan seperti menyediakan 12 unit armada derek, 10 unit armada patroli, lima ambulans, dua armada rescue, enam armada patroli jalan raya (PJR) serta pengoperasian 295 unit kamera CCTV.
Rinaldi menuturkan, Astra Tol Cipali juga melengkapi ruas jalan dengan pemasangan wire rope, rumble dot, speed reducer, dan lampu strobo untuk keselamatan pengendara.
Dalam beberapa kesempatan, pihaknya pun rutin melaksanakan program edukasi dan penegakan hukum bersama kepolisian setempat, guna menekan angka kecelakaan lalu lintas di Jalan Tol Cipali.
"Kami terus meningkatkan fasilitas dan layanan untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan, serta mengupayakan inisiatif keberlanjutan demi mencegah dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat di masa depan,” kata dia.
Upaya Keberlanjutan
Sedangkan pada upaya keberlanjutan, Rinaldi menegaskan, pihaknya telah mengimplementasikan berbagai program berkaitan dengan lingkungan dan sosial.
"Sebagai contoh, Astra Tol Cipali sudah menerapkan penggunaan panel surya, pengolahan limbah, pembinaan sekolah dasar, serta pembinaan UMKM,” ungkapnya.
Hingga September 2024, Astra Tol Cipali mencatat penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 34 persen, pengolahan limbah padat sebesar 23 persen, penggunaan energi terbarukan mencapai 10 persen, dan terdapat 247 penerima manfaat pada program sosial pada 2024.
Ia menambahkan seluruh rest area di Tol Cipali kini dilengkapi dengan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) guna mendukung perjalanan yang ramah lingkungan.
Rinaldi menegaskan, Jalan Tol Cipali yang memiliki panjang sampai 116,75 km, telah memainkan peran penting dalam meningkatkan konektivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat.
“Sejak beroperasi pada 2015, Tol Cipali menyediakan jalur alternatif yang mempersingkat waktu dan jarak tempuh untuk mobilitas orang, barang, dan distribusi logistik. Kami berkomitmen untuk terus memberikan layanan prima guna mendukung fungsi strategis tol ini,” ujar dia.
Advertisement
Tol Cisumdawu Punya Terowongan Kembar Terpanjang, Hubungkan Bandung hingga Cipali
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meresmikan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Tol Cisumdawu) dari mulut terowongan kembar terpanjang yang dipergunakan untuk tol, tepatnya di ruas KM 169, Desa Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa.
"Kita berada di terowongan kembar yang panjangnya 472 meter. Ini di seluruh Indonesia tidak ada jalan tol yang melewati terowongan kembar macam ini," kata Jokowi dikutip dari Antara, Selasa (11/7/2023).
Selain memiliki panjang identik 472 meter, terowongan kembar itu juga dibangun dengan diameter 14 meter yang menghubungkan Kota Bandung melalui Tol Cipularang ke Tol Cipali.
Presiden bersyukur Tol Cisumdawu yang proses pembangunannya sudah dimulai sejak tahun 2011 akhirnya bisa rampung secara penuh sepanjang 61,6 km.
"Artinya, sudah 12 tahun. Memang banyak problem di lapangan, utamanya masalah pembebasan lahan/pembebasan tanah," kata Presiden.
Menurut Presiden, Tol Cisumdawu menelan anggaran total sebesar Rp18,3 triliun, yang Rp9,07 triliun di antaranya berasal dari anggaran pemerintah sedangkan sisanya dibiayai melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Presiden menekankan kembali bahwa kehadiran Tol Cisumdawu akan mempermudah konektivitas menuju Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka.
"Dulu memang ini kita kerjakan bersama-sama agar jalan tol (Cisumdawu) jadi, Bandara Kertajati juga jadi, berbarengan, tetapi sekali lagi karena pembebasan lahan, Bandara Kertajati selesai, Tol Cisumdawu belum selesai, sehingga ini ganggu operasional Bandara," katanya.