Liputan6.com, Gaza - Lebih dari 150 orang dilaporkan tewas dalam serangan terbaru Israel di Jalur Gaza Utara dan Lebanon.
Setidaknya 93 warga Palestina tewas ketika serangan Israel menghancurkan bangunan tempat tinggal berlantai lima yang menampung para pengungsi di Beit Lahiya, Gaza Utara, pada hari Selasa (29/10/2024). Hal tersebut disampaikan kepala kantor media pemerintah di Jalur Gaza Ismail al-Thawabta.
Advertisement
Sementara itu, setidaknya 60 orang tewas di Lembah Bekaa, Lebanon timur.
Israel melancarkan serangan tersebut saat situasi kemanusiaan di Jalur Gaza dan Lebanon memburuk.
Meskipun jumlah korban tewas tinggi dan keadaan yang memburuk bagi mereka yang masih tinggal di Gaza utara, pembicaraan gencatan senjata yang telah dilanjutkan di Qatar diperkirakan tidak akan mencapai terobosan sementara Israel telah menghentikan operasi Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), yang merupakan tulang punggung bagi sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Jalur Gaza.
Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Dr Hussam Abu Safia mengatakan lebih dari 150 orang tewas dan terluka telah tiba setelah serangan itu. Namun, dia memperingatkan bahwa banyak dari mereka yang terluka mungkin meninggal karena kurangnya sumber daya.
Rumah Sakit Kamal merupakan fasilitas medis utama di Gaza Utara.
Pasukan Israel menahan puluhan staf medis di rumah sakit minggu lalu, hanya menyisakan tiga dokter.
"Kami menyerukan kepada dunia untuk mengirim delegasi medis khusus," kata Abu Safia kepada Al Jazeera, seperti dikutip Rabu (30/10).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Matthew Miller telah meminta Israel untuk menjelaskan serangan yang "mengerikan" itu.
Miller mengatakan itu adalah "insiden mengerikan dengan akibat yang mengerikan".
"Washington menghubungi pejabat Israel dan menegaskan bahwa kami ingin tahu persis apa yang terjadi, bagaimana Anda bisa mendapatkan hasil yang, menurut laporan, mengakibatkan puluhan anak tewas, dan kami belum tahu jawaban atas pertanyaan itu," tutur Miller.