Liputan6.com, Jakarta - Muhsin, seorang sopir pribadi di Malang, Jawa Timur, mengalami peristiwa luar biasa yang mengubah hidupnya. Suatu hari, majikannya meminta Muhsin untuk mengantarnya ke Pasuruan untuk menemui Kiai Hamid Pasuruan.
Setelah perjalanan sekitar satu jam, mereka tiba di Pondok Pesantren Kiai Hamid. Namun, situasi yang terjadi di dalam pesantren tersebut sangat mengejutkan.
Saat majikan Muhsin memasuki ruang tamu Kiai Hamid, ia ditolak untuk diterima. Namun, Kiai Hamid menegaskan bahwa ia tidak akan menerima tamunya jika Muhsin tidak ikut masuk.
Akhirnya, majikan Muhsin meminta agar sopirnya tersebut diizinkan untuk bergabung. Begitu Muhsin masuk, Kiai Hamid langsung menyambut mereka dengan ramah.
Dalam perbincangan yang berlangsung, majikan Muhsin bertanya kepada Kiai Hamid mengenai alasan penolakan awalnya.
"Mengapa Kiai tidak mau menerima saya ketika saya datang sendiri, tetapi baru bersedia setelah saya mengajak sopir saya?" tanya majikannya. Kiai Hamid menjawab dengan tegas dan penuh keyakinan.
"Anak ini akan menjadi seorang wali dan akan memiliki pondok pesantren yang besar. Saya sudah melihat tanda-tandanya," ujar Kiai Hamid.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Pernyataan Kiai Hamid Terbukti
Dengan pernyataan itu, ia menjelaskan bahwa ia menolak untuk menerima tamunya jika tidak mengajak calon wali tersebut. Hal ini menunjukkan betapa Kiai Hamid memiliki kepekaan spiritual yang luar biasa.
Seiring berjalannya waktu, Kiai Hamid terbukti benar. Kewalian Muhsin yang kemudian dikenal sebagai Kiai Muhsin Syafi'i semakin terkenal di berbagai daerah.
Banyak santri yang datang untuk belajar kepadanya, menandakan bahwa sosoknya tidak hanya dikenal di kalangan masyarakat sekitar, tetapi juga meluas hingga ke luar daerah.
Kiai Muhsin Syafi'i kemudian mendirikan Pondok Pesantren Almakbul di Bulu Lawang, Kabupaten Malang. Pondok pesantren ini menjadi tempat pendidikan yang diminati banyak orang.
Dengan dedikasi dan semangatnya, Kiai Muhsin berhasil menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan mengembangkan ilmu agama.
Pondok Pesantren Almakbul tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga menjadi pusat pembinaan spiritual bagi santri. Kiai Muhsin dikenal sebagai sosok yang ramah dan penuh kasih sayang kepada murid-muridnya.
Advertisement
Semua Manusia Memiliki Potensi Berubah, Seperti Kisah Ini
Banyak yang merasakan keberkahan dan pengaruh positif dari kehadirannya di tengah masyarakat.
Kisah Muhsin ini menunjukkan bahwa dalam setiap diri manusia terdapat potensi yang dapat berkembang, tergantung pada lingkungan dan bimbingan yang diterima.
Kiai Hamid, sebagai sosok yang melihat jauh ke depan, mampu mengenali bakat yang terpendam dalam diri Muhsin dan memberikan dorongan untuk berkembang.
Kehidupan Muhsin yang dulunya hanya seorang sopir kini telah berubah menjadi sosok yang dihormati dan dijadikan panutan oleh banyak orang. Cerita ini menjadi inspirasi bagi mereka yang mungkin merasa rendah diri atau tidak percaya akan potensi yang dimiliki.
Melalui pandangannya, Kiai Hamid tidak hanya memberikan pengakuan, tetapi juga menanamkan harapan dan keyakinan. Tindakan ini menunjukkan bahwa dukungan dan pengakuan dari orang yang lebih berpengalaman dapat menjadi pendorong bagi seseorang untuk mengejar cita-cita yang lebih tinggi.
Kisah ini juga mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hubungan dengan para ulama dan kiai, karena mereka sering kali memiliki pandangan dan pengetahuan yang lebih mendalam tentang kehidupan spiritual. Dukungan dan doa dari mereka dapat menjadi faktor penentu dalam perjalanan hidup seseorang.
Akhirnya, perjalanan Muhsin dari seorang sopir menjadi Kiai yang dihormati adalah contoh nyata dari karomah wali yang sering disebutkan dalam ajaran Islam.
Kisah ini memberi pelajaran bahwa siapa pun bisa mencapai kesuksesan jika dibarengi dengan ketekunan, doa, dan bimbingan yang tepat.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul