ACS3 Terombang-ambing di Luar Angkasa, Misi Layar Surya NASA Terancam Gagal

Melansir laman NASA pada Rabu (30/10/2024), wahana ini memiliki misi untuk menguji coba sebuah bentuk penerbangan antariksa yang menggunakan sinar matahari sebagai bahan bakar tenaga pendorongnya.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 31 Okt 2024, 01:00 WIB
Ilustrasi luar angkasa. (dok. Pixabay.com/Free-Photos)

Liputan6.com, Jakarta - Wahana antariksa milik NASA bernama Advanced Composite Solar Sail System (ACS3) mengalami malfungsi di luar angkasa. Kini, wahana bernilai US$20 juta atau sekitar Rp314 miliar ini terombang-ambing di luar angkasa.

Advanced Composite Solar Sail System meninggalkan Bumi pada 23 April 2024, usai lepas landas dari Selandia Baru. Melansir laman NASA pada Rabu (30/10/2024), wahana ini memiliki misi untuk menguji coba sebuah bentuk penerbangan antariksa yang menggunakan sinar matahari sebagai bahan bakar tenaga pendorongnya.

Wahana mirip dengan cara kerja perahu layar yang ditenagai oleh angin saat berlayar. Wahana antariksa ini muncul ketika NASA sedang mengembangkan teknologi struktur dan material baru yang dapat digunakan untuk misi berbiaya rendah di luar angkasa.

ACS3 yang menggunakan layar surya menghilangkan kebutuhan akan propelan roket konvensional. Mulanya, misi ini berjalan normal dan wahana ini berhasil dikirim ke orbit rendah bumi yang disebut orbit sinkron dengan matahari.

Pada 30 April 2024, NASA melaporkan sistem menunjukkan bahwa wahana antariksa tersebut beroperasi dengan baik. ACS3 lalu mulai bersiap untuk mengibarkan layarnya.

Pada 29 Agustus 2024, NASA membagikan kabar terbaru yang mengonfirmasi bahwa ACS3 telah meluncur sepenuhnya di luar angkasa setelah uji coba yang sukses untuk sistem booming pengangkat layar. Untuk mengakomodasi dinamika yang berubah ketika layar terbentang, tim misi yang bertanggung jawab atas wahana ini menonaktifkan sistem kontrol posisi.

Hal ini membantu robot ini mempertahankan orientasi tertentu di luar angkasa, sebelum menggulirkan boom. Saat ini, layar ACS3 telah membentang sepenuhnya, namun tim misi ini belum mengaktifkan kembali sistem kontrol posisi karena melihat sebuah lengkungan pada perangkat boom.

Dalam pembaruan yang dikeluarkan pada 22 Oktober 2024, NASA mengatakan bahwa tim misi sedang menganalisis lengkungan yang kemungkinan terjadi ketika boom dan layar ditarik dengan kencang ke arah wahana antariksa selama peluncuran. Dikutip dari laman Space pada Rabu (30/10/2024), analisis terhadap ACS3 mengindikasikan bahwa lengkungannya mungkin telah diluruskan sebagian dalam beberapa pekan sejak booming diluncurkan.

Namun, pesawat tersebut masih belum memiliki sistem kontrol posisi, yang berarti bahwa pesawat tersebut masih meluncur di luar angkasa. Gagasan tentang wahana antariksa seperti kapal besar yang meluncur di antara bintang-bintang cukup mengkhawatirkan, tetapi NASA yakin masalah ini tidak akan menghalangi rencana masa depan ACS3.

Tim misi ACS3 tengah berupaya untuk memosisikan ulang wahana antariksa tersebut. Mereka berencana tetap mempertahankannya dalam mode daya rendah hingga panel-panel suryanya berada pada posisi yang lebih baik ke arah matahari.

Dengan menjaganya tetap dalam mode daya rendah, tim akan dapat menghemat energi untuk operasi seperti komunikasi dengan pengendali misi. Meskipun booming yang bengkok telah menyebabkan hambatan dalam operasi, tim mencatat bahwa tujuan utama ACS3 adalah untuk menguji penyebaran boom di ruang angkasa.

(Tifani)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya