Setelah Ditutup 2 Pekan, Pendakian Gunung Raung Dibuka Kembali

Setelah dua pekan ditutup akibat kebakaran lahan, pendakian Gunung Raung via Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi akhirnya dibuka kembali. Dibukanya jalur resmi diberlakukan pada tanggal 1 November 2024.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 31 Okt 2024, 15:00 WIB
Pendakian Gunung Raung dibuka kembali pasca kebakaran lahan dan hutan (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Setelah dua pekan ditutup karena kebakaran lahan, pendakian Gunung Raung via Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi akhirnya dibuka kembali. Dibukanya jalur resmi diberlakukan pada tanggal 1 November 2024.

Dibukanya kembali jalur pendakian itu tertuang dalam surat pengumuman Sekretariat Pendakian Gunung Raung via Wonorejo-Kalibaru nomor B.027/Pan.Pel/Mt.Raung/X/2024 tertanggal 29 Oktober 2024. Yang isinya memberikan sinyal kembsli dibukanya pendakian setelah vakum akibat kebakaran lahan pada 13 Oktober 2024.

"Alhamdulillah setelah kami menyurati pihak Perhutani, disepakati bahwasanya jalur pendakian dibuka pada 1 November 2024," ujar Sekretariat Pendakian Via Wonorejo-Kalibaru, Eko Wahyudiyanto Rabu (30/10/2024).

Eko menambahkan, pembukaan jalur dikarenakan titik api yang sebelumnya membakar lahan kosong di petak 74e, di sekitaran Krikilan, Kecamatan Glenmore dipastikan telah padam. Atas alasan tersebut akhirnya pihak Perhutani membuka kembali kran pendakian setelah sebelumnya ditutup demi keselamatan pendaki.

"Bahwa kondisi lahan sekitar hutan lindung di petak 74e sepanjang jalur pendakian saat ini titik api sudah padam sepenuhnya. Ditambah lagi kerap terjadi hujan mengguyur kawasan lereng Raung," jelasnya.

Dibukanya kembali jalur pendakian ini membawa angin segar bagi masyarakat sekitar yang sebagian menggantungkan hidup lewat jasa porter, ojek, maupun pemandu wisata. Ditutupnya jalur pendakian praktis mematikan sementara mata pencaharian sehari-hari mereka.


Pemadaman Gunakan Alat Manual

Guna mengisi kekosongan waktu, mereka dikerahkan untuk membatu upaya pemadaman, Rabu (16/10/2024) lalu. Menurut Eko, upaya tersebut cukup efektif memutus sebaran titik api kendati memakai alat seadanya.

"Pemadaman yang dilakukan memakai alat seadanya seperti cangkul untuk mengambil tanah dan menutupnya ke titik api. Upaya itu ternyata bisa membuahkan hasil dan api dapat dijinakkan pada waktu itu," katanya.

Dibukanya kembali kran pendakian otomatis bakal menghidupkan perjalanan wisatawan yang sempat tersendat. Eko menyebut, sudah ada puluhan jadwal yang bakal dimulai kembali.

"Sudah saya sampaikan kepada tamu dan diminta untuk mempersiapkan fisik kembali," dia menandaskan.

Infografis Riwayat Letusan Gunung Semeru. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya