Liputan6.com, Jakarta - Sengketa hukum antara Adidas dan Kanye West menemukan titik terang setelah berlarut-larut selama dua tahun terakhir. Perusahaan apparel asal Jerman itu mengakhiri kemitraan dengan rapper kontroversial itu karena komentar anti-semit yang dilontarkan pada Oktober 2022.
"Tidak ada lagi masalah terbuka, dan tidak ada... uang yang berpindah tangan, dan kita berdua bergerak maju," kata CEO Adidas Bjorn Gulden kepada para reporter dalam konferensi pers, menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut tentang kesepakatan tersebut, dikutip dari NY Post, Rabu (30/10/2024).
Advertisement
"Ada ketegangan dalam banyak masalah, dan... ketika Anda menempatkan klaim di sisi kanan dan Anda menempatkan klaim di sisi kiri, kedua belah pihak mengatakan kami tidak perlu berjuang lagi dan menarik kembali semua klaim," sambung Gulden.
Adidas diketahui telah menjual sebagian dari sisa inventaris sneakers Yeezy yang menghasilkan pendapatan sekitar 200 juta euro (sekitar Rp3,4 triliun) pada kuartal tersebut - jauh di bawah penjualan Yeezy sekitar 350 juta euro (sekitar Rp6 triliun pada kuartal yang sama tahun lalu.
Sebelumnya, Adidas dilaporkan memiliki stok sneaker Yeezy senilai 1 miliar pound sterling (sekitar Rp18,5 triliun) setelah berpisah dengan West. Perusahaan pun berpotensi merugi 611 juta pound sterling (sekitar Rp11,3 triliun) per tahun jika tidak bisa menjualnya. Sneaker Yeezy diluncurkan pada 2015 dan menghasilkan penjualan sebesar 1,3 miliar pound sterling pada 2020.
Menjual alas kaki akan memberinya royalti, sesuatu yang tidak disukai perusahaan, lapor The Sun, dikutip Sabtu, 6 Mei 2023. Gulden saat itu menolak opsi menghancurkan stok sepatu yang ada dengan menyebut bahwa pihaknya 'mencoba menghindari itu'. Menyumbangkannya untuk amal bisa jadi bumerang dan menyebabkan penjualan kembali secara terburu-buru.
Adidas Digugat Investor
Di tengah dilema, Adidas juga menghadapi gugatan dari investor yang mengklaim mengabaikan potensi masalah atas "perilaku ekstrem" Ye. Dirangkum kanal Bisnis Liputan6.com dari BBC, 1 Mei 2023, investor itu menuduh Adidas gagal membatasi kerugian finansial dan mengambil tindakan pencegahan untuk meminimalkan eksposur mereka.
"Kami langsung menolak klaim yang tidak berdasar ini," kata Adidas menanggapi tuntutan tersebut.
Pihaknya menyambung, "Kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan diri dengan penuh semangat melawan mereka." Namun, investor yang mengajukan gugatan di AS mengklaim bahwa Adidas sudah mengetahui tentang perilaku buruk Kanye West sebelum bekerja dengan sang rapper.
Investor menyebut bahwa hal itu telah dibahas mantan kepala eksekutif Adidas, Kasper Rorsted, serta manajemen lain. Wall Street Journal menerbitkan rincian dugaan pertemuan pada 2018 antara Adidas dan Kanye West. Laporan tersebut mengklaim bahwa eksekutif senior Adidas berbicara tentang bagaimana mengurangi risiko staf berinteraksi dengan West, serta kemungkinan perusahaan memutuskan hubungan dengan rapper tersebut.
Advertisement
Kerugian yang Dialami Adidas
Dalam sebuah pernyataan, Adidas mengatakan pedoman keuangannya untuk 2023 "menyumbang dampak buruk yang signifikan dari tidak menjual stok yang ada". Jika perusahaan tidak dapat "menggunakan kembali" koleki West yang tersisa, Adidas mengatakan, hal itu dapat merugikan perusahaan sebesar 534 juta dolar AS (setara Rp8 triliun) dalam laba operasi tahun 2023.
Adidas mengatakan segera setelah kemitraan dibubarkan, mereka akan mencoba menjual pakaian tersebut, tanpa nama dan merek Yeezy. Adidas menyebut, menjual sneakers dengan mereknya sendiri akan menghemat sekitar 300 juta dolar AS dalam pembayaran royalti dan biaya pemasaran.
Di sisi lain, West menuduh Adidas menjual sneaker Yeezy "palsu." "Mereka tidak hanya mengeluarkan warna palsu yang tidak disetujui, mereka juga menggugat saya sebesar 250 juta dolar AS (sekitar Rp4 triliun)," rapper berbagi dalam video Instagram yang diunggah Senin, 27 Februari 2024.
"Mereka juga tidak membayar saya untuk sepatu yang mereka keluarkan yang mencantumkan nama saya," imbuhnya, rangkum Page Six, Rabu, 28 Februari 2024. West mengatakan, perusahaan pakaian olahraga tersebut menggunakan "klausul kontrak" dan "pengalaman bisnis" selama lima dekade untuk "memperkosa seorang artis… di depan kalian semua di siang hari bolong."
Penyelidikan Adidas soal Perilaku Tidak Pantas Kanye West
Pada 24 November 2022, Adidas mengatakan pihaknya memulai penyelidikan setelah menerima surat anonim yang membuat beberapa tuduhan terhadap Ye. Penyelidikan tersebut menelusuri laporan majalah Rolling Stone yang merinci dugaan insiden perilaku tidak pantas oleh Ye terhadap staf dan calon karyawan.
Rolling Stone memuat wawancara dengan lebih dari dua lusin mantan staf Yeezy dan Adidas. Publikasi itu juga mengklaim bahwa West memperlihatkan materi pornografi pada staf Adidas dalam pertemuan, serta membahas pornografi dan menunjukkan foto intim mantan istrinya, Kim Kardashian, dalam wawancara kerja.
Mengutip keterangan mantan staf yang tidak disebutkan namanya, laporan Rolling Stone juga menuduh rapper itu menggunakan taktik intimidasi pada karyawan, yang sering ditujukan pada wanita. Dikatakan mantan anggota tim yang terlibat dalam Yeezy, mereka telah merilis surat yang menuduh eksekutif Adidas mengetahui perilaku tersebut.
Hal itu bahkan dikatakan telah berlangsung selama bertahun-tahun, tapi petinggi merek itu "menutup mata" dan "mematikan moral mereka." Dalam surat itu, mantan karyawan Yeezy mendesak Adidas mengatasi lingkungan beracun dan kacau yang diciptakan West.
"Saat ini tidak jelas apakah tuduhan yang dibuat dalam surat anonim itu benar," kata Adidas dalam sebuah pernyataan, dikutip dari CNA, 25 November 2022. "Kami telah mengambil keputusan untuk meluncurkan penyelidikan independen atas masalah ini guna menindaklanjut tuduhan tersebut."
Advertisement