6 Fakta Menarik Gunung Pacet di Sumedang yang Bentuknya Mirip Lintah Telungkup

Gunung Pacet berada di perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang. Sebagian lereng dan kakinya masuk wilayah Desa Banyuresmi, Kabupaten Sumedang.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 31 Okt 2024, 08:30 WIB
Gunung Pacet di Sumedang, Bandung sering dijelajahi pesepedah. (Dok: IG @aris_gumilar https://www.instagram.com/p/Bl77Kd3Fsvg/?igsh=NnA5cmRuNGdmZHRr)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Pacet berada di perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang. Sebagian lereng dan kakinya masuk wilayah Desa Banyuresmi, Kabupaten Sumedang.

Sebagian besar lainnya masuk wilayah Desa Cipanjalu dan Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. Sedangkan puncaknya berada di perbatasan wilayah-wilayah tersebut. Gunung Pacet memiliki ketinggian 1.666 mdpl, menurut peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). 

Masih banyak hal mengenai Gunung Pacet selain lokasi maupun ketinggiannya. Berikut enam fakta menarik Gunung Pacet yang dirangkum Tim Lifestyle Liputan6.com dari berbagai sumber pada Kamis (30/10/2024). 

1. Bentuk Gunung Mirip Lintah

Mengutip dari laman Bandung Bergerak, bentuk gunung ini terbilang unik. Jika dilihat dari atas dengan menggunakan aplikasi Google Earth, gunung tampak seperti seekor lintah yang telungkup.

Dalam bahasa Sunda, lintah artinya pacet. Mungkin inilaj yang menyebabkan gunung ini diberi nama Gunung Pacet. Selain itu, penamaannya berasal dari banyaknya binatang pacet yang dahulu hidup di sini.

2. Akses ke Gunung Pacet

Gunung Pacet dapat dicapai melalui beberapa jalur yaitu Pasir Patokbeusi, Cilengkrang, dan Palintang. Jalur dari Cilengkrang bisa dilalui dari tempat wisata Curug Cilengkrang. Sayangnya, untuk sementara waktu tempat wisata ini masih ditutup.

Jalur yang paling mudah ditempuh diawali dari alun-alun Ujungberung. Dari sana, kita mengambil jalan yang ada di belakangnya menuju Palintang. Setibanya di Palintang, Anda bisa menuju Kampung Ciangkeub yang berlokasi tepat di kaki Gunung Pacet. Di warung yang ada di kampung inilah, pendaki bisa ikut menitipkan kendaraan.


3. Diapit 2 Gunung

Gunung Pacet bersebelahan dengan gunung lainnya terlihat dari Kota Bandung, Jawa Barat. (Dok: IG @gan_gan_jatnika  https://www.instagram.com/p/BZ2kQ0lgNAj/?igsh=MXNmN3NnYjBwMHBoYw%3D%3D)

Kampung Ciangkeub, lokasi Gunung Pacet seringkali awan dan kabut menyelimuti wilayahnya. Memang masuk akal, sebab kampung ini berada di wilayah pegunungan.

Lokasinya tepat diapit oleh dua gunung, yaitu Gunung Pacet di sisi timur dan Gunung Kasur di sisi baratnya. Dari Kampung Ciangkeub, perjalanan menuju puncak Gunung Pacet bisa ditempuh melalui jalur langsung menuju puncak, atau memutar ke arah utara terlebih dahulu.

Sangat disarankan sebaiknya pendaki memilih jalur memutar dahulu. Selain pendakiannya lebih landai, jalur ini juga menyuguhkan pemandangan menyegarkan mata Anda. Di sepanjang perjalanan, akan terhampar gunung-gunung yang berada di kawasan timur kota Bandung. 

4. Pemandangan Gunung Sekitarnya

Gunung Palasari, Gunung Bukittunggul, Gunung Pangparang, Gunung Jambu, Gunung Manglayang, bahkan Gunung Tampomas akan terlihat jelas di depan mata. Patut dicoba jalan-jalan ke puncak Gunung Pacet ini dilakukan pada pagi hari saat matahari terbit atau sore saat matahari tenggelam. 

Selain menyusuri puncakannya, kita bisa juga turun ke lembah antara Gunung Pacet dan Gunung Manglayang. Tempat yang diduga dahulu merupakan Danau Manglayang. Dari lembah inilah air sungai Ci Waru berasal, lalu mengalir ke selatan menuju Ujungberung, dan melewati daerah permukiman yang sekarang dinamai Ciwaru.


5. Dikenal dengan Nama Bukit Nyawana

Pesepeda yang mencoba jalur di Gunung Pacet yang dikenal sebagai Bukit Nyawana. (Dok: IG @aris_gumilar https://www.instagram.com/p/Bl6rMI8l-1n/?igsh=MW92OGx2cmg0ZGlpag%3D%3D)

Gunung Pacet lebih dikenal dengan nama Gunung Puncak Dano dan Bukit Nyawana. Ternyata di balik itu ada kisah menarik di balik kedua nama tersebut.

Pertama, gunung ini dinamakan Puncak Dano lantaran warga setempat, bahkan mereka yang tinggal di Ujungberung, mengetahui cerita turun-temurun tentang keberadaan sebuah danau di kawasan tersebut. Danau ini terbentuk dari air yang tertampung di dasar lembah karena aktivitas vulkanologi Gunung Manglayang zaman dahulu.

Menurut warga, ada mitos tentang ritual "memandikan kucing" yang dilakukan oleh para sesepuh zaman dulu setiap kali kemarau berlangsung terlalu panjang. Seperti apa kucing yang bisa "dimandikan" dalam ritual ini, tidak ada keterangan dan syarat khususnya. Juga tidak ada keterangan kapan terakhir ritual tersebut dilaksanakan.

Kedua, gunung ini dinamakan Bukit Nyawana sebab di puncaknya terdapat sebuah makam atau petilasan. Dari semua orang yang ditemui, garis besar ceritanya hampir sama. Makam itu adalah makam seorang Eyang yang dihormati, dan memiliki ilmu kanuragan serta kesaktian. Ia sesepuh dari sebuah perguruan pencak silat yang namanya sudah terkenal.


6. Ancaman Deforestasi di Gunung Pacet

Pesepedah menjajal jalur di Gunung Pacet atau dikenal Bukit Nyawana. (Dok @ramdhanfirman https://www.instagram.com/p/BhByBaeHGia/?igsh=MXZhZm05a2k2eW1kZQ%3D%3D)

Secara umum kondisi Gunung Pacet tak jauh berbeda dengan gunung-gunung lainnya di sekitar Bandung. Namun adanya deforestasi atau penghilangan hutan membuatnya jadi perhatian.

Deforestasi yang paling besar terlihat di sisi lereng utara, timur, dan barat laut. Sementara di sisi selatan dan barat daya, masih bisa ditemui kerimbunan dan keteduhan hutan pinus.

Potensi ekonomi warga diperoleh dari pemanfaatan lahan berupa perkebunan, baik perkebunan sayur maupun buah pisang. Potensi wisata alam belum termanfaatkan. Padahal dengan pemandangannya, Gunung Pacet memiliki potensi wisata yang besar untuk dijadikan sarana rekreasi dan olahraga warga Bandung dan sekitarnya.

Jarak tempuh mengelilingi gunung ini tak terlalu jauh dan tidak terdapat tanjakan yang curam, sehingga semua anggota keluarga, dari orang dewasa hingga anak-anak, dapat menikmatinya. Setelah berjalan menikmati keindahan Gunung Pacet, Anda bisa menikmati makanan khas Sunda atau sekadar menikmati makanan ringan, teh atau kopi hangat di warung warga.

Daftar barang yang wajib dibawa saat naik gunung. (dok. Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya