Liputan6.com, Jakarta PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) mengumumkan kinerja periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024. Pada periode tersebut, AirAsia Indonesia mengantongi pendapatan sebesar Rp 5,91 triliun. Pendapatan tersebut meningkat sebesar 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,93 triliun.
Sebagian besar pendapatan perseroan berasal dari operasi penerbangan. Di mana penjualan tiket kursi pesawat memberikan kontribusi sebesar Rp 5,02 triliun, diikuti oleh pendapatan dari bagasi dan pelayanan penerbangan sebesar Rp 796,83 miliar, serta pendapatan dari ancillary sebesar Rp 42,63 miliar, kargo sebesar Rp 40,62 miliar, dan charter sebesar Rp 1,60 miliar.
Advertisement
“Selama kuartal III 2024, Indonesia AirAsia telah mengangkut 4,99 juta penumpang yang menjadi salah satu faktor dalam kenaikkan pendapatan PT AirAsia Indonesia Tbk. Hal ini juga didukung dengan keterisian penumpang (load factor) yang naik sebesar 3pts atau 87% dibandingkan kuartal III 2023,” tutur Direktur Utama Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine dalam keterangan resmi, ditulis Kamis (31/10/2024).
Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu, Indonesia AirAsia mencatatkan sebanyak 4,52 juta penumpang. Artinya, ada kenaikan penumpang sekitar 10% per September 2024 dibandingkan September 2023.
Beban Usaha Naik
Melansir laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa, sepanjang periode sembilan bulan tahun ini, perseroan membukukan beban usaha Rp 6,27 triliun. Beban itu naik dibandingkan beban usaha pada September 2023 yang tercatat sebesar Rp 5,61 triliun.
Pada periode yang sama, perseroan membukukan pendapatan keuangan sebesar Rp 658,32 juta, pajak final atas pendapatan keuangan Rp 131,66 juta, dan pendapatan keuangan Rp 526,65 juta. Kemudian beban keuangan tercatat sebesar Rp 313,89 miliar, serta laba selisih kurs dari aktivitas keuangan tercatat sebesar Rp 83,4 miliar.
Setelah memperhitungkan beban pajak, perseroan berhasil menekan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi Rp 598,57 miliar per September 2024. Pada periode yang sama tahun lalu, perseroan membukukan rugi Rp 874,2 miliar.
Aset Perusahaan Turun
Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2024 turun menjadi Rp 5,68 triliun dari Rp 6,17 triliun per Desember 2023.
Liabilitas sampai dengan September 2024 naik menjadi Rp 14,18 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 14,02 triliun. Perseroan masih mencatatkan defisiensi modal senilai Rp 8,5 triliun per September 2024 dibandingkan Rp 7,9 triliun per Desember 2023.
Pada kuartal III 2024 sendiri, Indonesia AirAsia telah meresmikan 4 rute internasional baru yaitu Jakarta-Bandar Seri Begawan, Bali-Phuket, Bali-Kota Kinabalu, dan Bali-Cairns. Hal ini akan diikuti dengan pembukaan rute-rute internasional baru lainnya ke beberapa negara di Asia pada kuartal 4 2024.
Indonesia AirAsia juga akan berupaya untuk mengoptimalisasi penggunaan pesawat demi mengakomodir meningkatnya permintaan penerbangan baik di rute domestik maupun internasional.
Indonesia AirAsia juga selalu berkomitmen untuk terus meningkatkan strategi keberlanjutan dan kelangsungan perusahaan, sebagai salah satu upaya dalam membantu pemerintah untuk menjaga stabilitas industri penerbangan di Tanah Air.
Advertisement