Liputan6.com, Jakarta - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) berkolaborasi dengan pemerintah, akademisi, dan industri menggelar Seminar Nasional untuk mendukung percepatan penurunan emisi karbon bagi kendaraan di Indonesia, yang lebih ramah lingkungan, sehat dan nyaman.
Acara yang bertajuk 'Strategi Percepatan Transisi Energi: Pendekatan “Quick Win” Sebagai Solusi Praktis Dalam Mewujudkan Pencapaian Target NDC 2030' ini diselenggarakan di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, pada Rabu (30/10/2024).
Advertisement
Selain mengadakan diskusi, bentuk Toyota Indonesia mendukung terwujudnya kendaraan rendah emisi ini adalah melakukan pendekatan multi-pathway termasuk menggaungkan kendaraan elektrifikasi.
Tak cuma itu, PT TMMIN telah berkontribusi mendorong percepatan penurunan emisi karbon dengan mereduksi 5.000 ton ekuivalen di seluruh fasilitas produksi atau pabrik Toyota di wilayah Indonesia.
“Selain penyediaan produk kendaraan yang semakin ramah lingkungan, kami juga memastikan proses produksi di fasilitas manufacturing Toyota termasuk rantai pasok selalu mengedepankan aspek lingkungan," kata Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT TMMIN di sela-sela memberikan sambutannya.
"Dengan satuan terakhir, Kami telah mereduksi sebesar 5.000 ton ekuivalen dari Co2 dari seluruh fasilitas produksi (pabrik) dan area office melalui upaya-upaya efisiensi dan berbagai upaya lainnya. Upaya ini tentu akan ditingkatkan sehingga bisa berkontribusi positif pada upaya penurunan emisi yang ditargetkan oleh pemerintah menuju pada NDC 2030,” tambahnya.
Pendekatan Toyota Dukung Kendaraan Rendah Emisi
Dalam menyongsong era transisi green energy agar mencapai target, Toyota Indonesia bersama pemerintah telah bekerja sama memperkenalkan sejumlah model yang mampu mengurangi emisi karbon, baik kendaraan konvensional hemat bahan bakar, kendaraan dengan bahan bakar biofuel termasuk bioethanol, serta kendaraan berdaya listrik.
Adapun Green energi rendah emisi yang digaungkan meliputi biofuel, ethanol, hydogren, serta optimalisasi EBT dalam proses manufaktur yang lebih ramah lingkungan.
“Penggunaan EBT (Energi Baru dan Terbarukan) seperti bioenergi dapat membantu mengurangi ketergantungan konsumsi bahan bakar fosil di semua sektor terkait seperti pembangkit listrik, domestik, industri, dan sektor transportasi. Bioenergi termasuk bioethanol dan biofuel, memainkan peranan utama dalam mendukung Indonesia untuk menuju transisi energi serta mereduksi emisi, ujar Nandi Julyanto.”
Demi mewujudkan visi “Beyond Zero”, Toyota Indonesia tengah berupa mencapai netralitas karbon, melalui produk, layanan, dan aktivitas operasional. Bahkan, bukan hanya sekedar menghilangkan emisi saja, namun juga memberikan dampak sustainable terhadap lingkungan dan ketahanan energi.
"Semua lapisan masyarakat terutama generasi muda dapat berkontribusi pada berbagai aktivitas pengurangan emisi. Berbagai pilihan teknologi kendaraan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan publik yang beragam, demi mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan multi-pathway atau rendah emisi yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. Langkah strategis ini bertujuan agar Indonesia menjadi basis produksi dan hub ekspor bagi kendaraan berdaya saing tinggi, serta berperan penting untuk mengembangkan rantai pasok dan IKM lokal, tutup Bob Azam.
Advertisement