Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto membidik swasembada pangan di masa pemerintahan periode 2024-2029 ini. Langkah tersebut turut direspons dengan menjamin kesejahteraan para petani di lapangan.
Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero), Tri Wahyudi mentadari arahan Prabowo tersebut. Salah satunya, menggenjot upaya untuk mencapai swasembada beras, dengan memberdayakan para petani perempuan.
Advertisement
Hasilnya pun positif, Kelompok Wanita Tani (KWT) Ciharashas di Kota Bogor berhasil meningkatkan produksi beras di lahan garapannya. Tercatat pada panen beras yang mencapai 9 ton per hektare atau naik 34 persen dari sebelumnya di lahan Agro Eduwisata Organik Mulyaharja, Bogor.
“Kartini Tani di Mulyaharja ini mampu membuktikan jika peranan perempuan dapat meningkatkan kesejahteraan melalui peningkatan hasil panen. Melalui skema pemberdayaan, kelompok perempuan di Mulyaharja didorong untuk memperluas penerapan pertanian berkelanjutan,” ujar Tri Wahyudi dalam keterangannya, Rabu (30/10/2024).
Upaya meningkatkan kesejahteraan petani perempuan tadi ditambah dengan pendampingan budidaya dan mendapatkan rekomendasi pemupukan untuk memastikan peningkatan produktivitas pertanian. Kelompok ini juga mendapatkan pengawasan pascapanen, dan bantuan pemasaran hasil produk pertaniannya.
“Pupuk Indonesia juga membantu perpanjangan sertifikasi beras organik untuk mendukung meningkatkan nilai tambah dan daya saing melalui produk organik yang sertifikat kita serahkan hari ini juga. Pertanian organik dewasa ini sangat potensial, mengingat permintaan produk organik juga semakin besar seiring dengan meningkatnya pemahaman terhadap pola hidup sehat,” jelasnya.
Pasa aspek keberlanjutan, Pupuk Indonesia mengaplikasikan pupuk NPK Phonska Alam. Pupuk ini terbuat dari bahan-bahan mineral alam yang dapat digunakan dalam sistem pertanian organik. Memiliki kandungan hara N, P, dan K yang mudah larut, seimbang, dan terstandar sehingga kualitas terjamin.
“Pupuk Indonesia bersama PIKA (Perkumpulan Istri Karyawan) Pupuk Indonesia melakukan pendampingan Kartini Tani. Mereka kita ajak untuk membuktikan kualitas dari NPK Phonska Alam. Harapannya, budidaya ini juga menginspirasi petani organik lain di Indonesia,” urainya.
Jumlah Petani Perempuan
Sementara itu, Ketua Umum PIKA Pupuk Indonesia, Tata Rahmad Pribadi menilai, peran perempuan dalam pertanian sangat krusial. Kartini Tani sendiri merupakan program pemberdayaan perempuan untuk mempercepat swasembada pangan.
Jumlah petani perempuan cukup besar, yaitu mencapai 14,4 persen dari petani yang ada di Indonesia.
“Kartini Tani ini menjadi penggerak perempuan untuk turut aktif menjaga ketahanan pangan, selain itu juga turut mensejahterakan masyarakat sekitarnya. Inisiatif ini dirancang untuk memperkuat peran perempuan melalui langkah-langkah konkret yang mencakup penguatan kelembagaan, pengembangan agribisnis, peningkatan kompetensi, dan digitalisasi usaha pertanian secara berkelanjutan,” kata dia.
Tata menjelaskan, pihaknya telah banyak melakukan pelatihan-pelatihan antara lain budidaya tanaman, manajemen hasil panen, serta memperkenalkan pupuk organik kepada petani perempuan untuk pertanian berkelanjutan. Pemberdayaan serupa, juga menyasar wilayah Indramayu, Banyuasin, Banyuwangi, dan Magelang. Pengembangan dilakukan sesuai dengan potensi daerah masing-masing, seperti buah naga, melon, hingga cabai.
“Pupuk Indonesia bergerak di bidang pertanian, kami ingin mensupport semua program-program perusahaan, sehingga kami terjun langsung dengan membentuk Kartini Tani Indonesia. Di Mulyaharja penguatan peran Kartini Tani tersebut melalui pengembangan pertanian organik,” ujar Tata.
Advertisement
Ubah Nasib Petani
Merespons program Kartini Tani, Ketua KWT Ciharashas, Umyati mengaku mendapatkan banyak manfaat dengan bergabung Kartini Tani, misalnya dapat meningkatkan taraf hidup keluarga.
"Kami itu tadinya hanya Ibu-ibu rumah tangga. Sebelumnya wawasan kami seadanya, budidaya kami berasal dari turun-temurun orang tua. Setelah mengikuti pelatihan dari Kartini Tani banyak ilmu yang didapatkan, semakin optimal dalam pengendalian hama, bagaimana packaging yang baik," ujarnya.
"Anggota KWT ini selain menjadi ibu rumah tangga, mereka juga pejuang pangan Indonesia. Kami sangat semangat sekali dalam mengembangkan pertanian karena di-support oleh Pupuk Indonesia dan PIKA Pupuk Indonesia," sambung Umyati.