Pasar Saham Asia-Pasifik Dibuka Melemah, Investor Menanti Suku Bunga Bank of Japan

Pasar saham Asia-Pasifik melemah pada hari Kamis karena investor menantikan keputusan suku bunga dari Bank of Japan (BOJ) serta data penting mengenai aktivitas bisnis dari China.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 31 Okt 2024, 09:00 WIB
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta Pasar saham Asia-Pasifik melemah pada hari Kamis karena investor menantikan keputusan suku bunga dari Bank of Japan (BOJ) serta data penting mengenai aktivitas bisnis dari China.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan BOJ akan mempertahankan suku bunga pada level 0,25%. Namun, pernyataan resmi BOJ akan dicermati untuk menemukan petunjuk mengenai waktu kenaikan suku bunga berikutnya.

Di China, Biro Statistik Nasional akan merilis angka Purchasing Managers Index (PMI) resmi untuk bulan September. PMI sektor manufaktur diperkirakan berada di 49,9, sedikit lebih baik dari angka 49,8 pada bulan sebelumnya, meskipun ini akan menjadi bulan keenam berturut-turut sektor manufaktur mengalami kontraksi.

Dikutip dari CNBC, Kamis (31/100/2024), Indeks saham acuan Nikkei 225 di Jepang turun 0,33%, sementara indeks Topix yang lebih luas turun 0,36%.

Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 1,33%, mencatatkan penurunan terbesar di Asia, sedangkan indeks Kosdaq yang berisi saham berkapitalisasi kecil turun 1,25%. Investor akan mencermati laporan pendapatan kuartal ketiga dari raksasa teknologi Samsung Electronics yang dijadwalkan rilis pada Kamis ini.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 dibuka turun 0,2%.

Namun, kontrak berjangka untuk indeks saham Hang Seng di Hong Kong berada di level 20.511, menunjukkan potensi pembukaan yang lebih kuat dibandingkan penutupan HSI di level 20.380,64.

 


Gerak Saham di AS

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Sementara itu, di Amerika Serikat, saham-saham melemah karena investor mencerna berbagai laporan pendapatan dan menantikan hasil dari perusahaan teknologi besar.

Alphabet melampaui ekspektasi analis dengan pertumbuhan pendapatan kuartalan yang kuat dari bisnis cloud-nya, yang mendorong sahamnya naik hampir 3%. Namun, saham produsen chip AMD turun lebih dari 10% karena perkiraan pendapatan kuartal keempatnya tidak memenuhi ekspektasi investor.

Raksasa teknologi Apple dan Amazon dijadwalkan melaporkan kinerja pada hari Kamis, menyusul laporan dari Meta Platforms dan Microsoft.

Nasdaq Composite, yang didominasi saham teknologi, turun 0,56% setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi baru. S&P 500 melemah 0,33%, dan Dow Jones Industrial Average turun 0,22% hingga ditutup pada level 42.141,54.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya