Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) melakukan inspeksi mendadak (sidak) harga bahan pokok atau harga pangan di Pasar Kosambi, Kota Bandung. Hasil sidak tersebut, harga pangan stabil dan cenderung turun.
Dalam kesempatan itu, Zulkifli Hasan berkelilng pasar untuk menemui pedagang ayam, telur, sayuran, hingga kue kering. Zulhas pun menanyakan terkait ketersediaan dan harga komoditas pangan di Pasar Kosambi.
Advertisement
"Ini telur berapa?" tanya Zulhas ke pedagang telur, Kamis (31/10/2024).
"Rp 27.500 ribu, Pak," jawab sang pedagang.
Tak hanya melakukan sidak, Zulhas juga mentraktir para pengunjung yang sedang berbelanja di Pasar Kosambi. Zulhas memborong telur hingga camilan cuanki yang ada di Pasar Kosambi lalu dibagikan ke masyarakat.
Usai berkelilng, Zulhas bersyukur harga pangan di Pasar Kosambi Bandung stabil dan cenderung turun.
"Tadi barusan cek harga ayam naik sedikit, ada Rp 38.000, ada Rp 39.000, ada yang Rp 40.000. (Harga) bawang stabil, cabai stabil, beras turun sedikit, ada yang turun Rp 100, ada yang turun Rp 200. lainnya stabil alhamdulillah," tegas Zulhas.
Adapun sebelumnya, Zulhas telah melakukan kunjungan kerja meninjau lahan pertanian di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat. Peninjauan ini dilakukan untuk mengetahui apa permasalahan yang ada di lapangan terkait pertanian padi.
Zulhas didampingi oleh Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Direktur Utama PT RNI (Persero) ID FOOD Sis Apik Wijayanto, Direktur Utama Tani Optima Budi Tanaka, Direktur Utama PT. Sang Hyang Seri (member of ID Food), Adhi Cahyono Nugroho dan PJ Bupati Subang, Imran.
Menko Pangan Zulkifli Hasan Bakal Punya Kantor 2 Bulan Lagi, di Sini Lokasinya
Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan, mengatakan Kementerian Koordinator Bidang Pangan yang dipimpinnya akan berkantor di Graha Mandiri, jalan Imam Bonjol Nomor 61, Thamrin, Jakarta Pusat.
"Di Graha Mandiri, dua bulan lagi," kata Zulkifli Hasan saat meninjau lahan panen padi di Subang, Jawa Barat, Kamis (31/20/2024).
Adapun terkait anggaran, Zulkifli menegaskan pihaknya masih mengurus dan menyusun jumlah anggaran yang akan diterima oleh Kemenko Pangan.
"Belum-belum (anggaran), masih diurus," imbuhnya.
Sebagai informasi, Kemenko Pangan merupakan Kementerian baru dalam kabinet Merah Putih yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Dibentuknya Kemenko dilakukan untuk mencapai target swasembada pangan dan energi yang ditetapkan Prabowo selama lima tahun ke depan.
Oleh karena itu, Presiden Prabowo Subianto resmi memberikan tugas baru pada kepada Zulkifli Hasan. Kini, Zulkifli Hasan menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pangan setelah resmi dilantik pada Senin, 21 Oktober 2024. Dalam kabinet sebelumnya, Zulkifli Hasan menjabat sebagai Menteri Perdagangan.
Advertisement
Jurus Menko Pangan Capai Target Swasembada Pangan 2028
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menyampaikan bahwa kunci mencapai swasembada pangan pada 2028 adalah dengan memperbaiki seluruh aspek, mulai dari hulu hingga hilir.
“Ya, semua harus diperbaiki. Benihnya diperbaiki, irigasinya diperbaiki, (alokasi) pupuk subsidi sudah ditingkatkan, dari 4,5 juta ton menjadi lebih dari 9 juta ton. Semua harus kita benahi jika ingin hasil optimal,” kata Zulhas saat meninjau lahan padi PT Sang Hyang Seri, di Desa Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Kamis (31/10/2024).
Selain itu, untuk mencapai swasembada pangan dibutuhkan sinergi antar-kementerian dan lembaga terkait. Zulhas juga mengapresiasi Kementerian Pertanian yang telah menjalankan program cetak sawah, yang menurutnya berperan penting dalam mempercepat swasembada pangan.
“Tentu kita butuh upaya lebih besar lagi. Pak Mentan (Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman) sudah luar biasa, membuka lahan sawah di Merauke dan Kalimantan Tengah. Jadi, dari berbagai lini kita perbaiki, agar dalam waktu dekat bisa swasembada,” ujarnya.
Manfaatkan Teknologi
Di sisi lain, pemanfaatan teknologi di sektor pertanian menjadi elemen penting. Semakin banyak inovasi teknologi yang diterapkan, semakin tinggi pula potensi peningkatan produksi pangan dalam negeri.
“Tentu saja inovasi teknologi harus didorong. Kalau pakai arit, food loss-nya bisa mencapai 10-15 persen, sedangkan dengan combine harvester (food loss) bisa di bawah 5 persen. Bayangkan, bisa hilang 10 persen jika tidak pakai alat. Jadi, alat seperti drone sangat penting,” jelasnya.
Zulhas menambahkan bahwa Indonesia bisa mencontoh Korea Selatan yang telah memanfaatkan teknologi greenhouse untuk meningkatkan hasil pertanian mereka.
“Di Korea, mereka sudah pakai teknik green house, sehingga tidak tergantung musim atau sinar matahari—cukup menggunakan lampu. Memang inovasi teknologi harus ada,” pungkas Zulkifli Hasan.
Advertisement