Dari Kopi Okra, IRT di Pekanbaru Raup Omzet Puluhan Juta per Bulan

Seorang ibu rumah tangga di Pekanbaru mendapatkan penghasilan Rp25 juta per bulan dari mengolah sayuran Okra menjadi minuman yang disebutnya Kopi Okra.

oleh M Syukur diperbarui 01 Nov 2024, 19:00 WIB
Kemasan Kopi Okra yang rasanya memberikan kehangatan dan mengontrol darah produk UMKM di Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Hamparan hijau kebun sayur Okra terpajang di depan rumah Ernawati, Jalan Purwodadi, Kota Pekanbaru, Riau. Dari tanaman pengontrol gula darah asal Ethopia itu, Erna, begitu sapaannya mampu menghasilkan Rp25 juta per bulan.

Berawal dari coba-coba tapi telaten, perempuan paruh baya itu kini bisa memberikan penghasilan tambahan bagi puluhan emak-emak di komplek perumahannya. Erna juga mampu menggaji sejumlah orang dari PT Okra Nusantara Mandiri yang didirikannya pada tahun 2022.

 

Dari Okra, Erna bisa membuat produk komersil jenis nugget, keripik hingga minuman sayuran yang disebutnya Kopi Okra. Produk terakhir ini sudah melanglang buana ke Medan, Sumatra Utara, hingga Surabaya, Jawa Timur.

Ditemui di rumah tipe 36, tempat produksinya, Erna bercerita, coba-coba mengolah Okra menjadi minuman dilakukannya beberapa tahun lalu. Mendapat respon positif dari konsumen, Erna mendirikan perusahaan setelah bergabung dengan Markplus Institut dan dibimbing di Rumah BUMN Pekanbaru.

"Awalnya didampingi dinas perdagangan dan koperasi, mereka memberi masukan agar pembuatan (Kopi Okra) dipadukan dengan jahe merah, gula aren kering dan krimer," kata Erna, Rabu petang, 30 Oktober 2024.

Dengan bahan itu, produk kopinya sangat aman untuk lambung. Manfaat pengontrol gula darahnya juga tidak hilang. Produknya juga tidak memakai pengawet ataupun bahan kimia lainnya karena memakai pupuk alami.

Menanam Okra bisa memanfaatkan lahan tidur di sekitar rumah. Sebelum penanaman, tanah digemburkan lalu ditaburi kapur alam atau dolomit dan pupuk kandang.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Mengolah Okra

Pembuatan dan pengemasan Kopi Okra oleh pelaku UMKM di Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Menjelang lahan siap 2 pekan, bibit Okra bisa ditaruh di polybeg. Tiba pada waktunya, bibit dipindahkan untuk dibesarkan menggunakan cacahan cangkang telur, pupuk cair dari cacahan sayuran bekas pembuatan nugget dan keripik Okra.

"Ada juga yang dijual saat muda, konsumen tetapnya sudah ada, ibu-ibu di sini juga menanamnya untuk saya beli, kami kan ada kelompok tani," ujar Erna.

Untuk membuat Kopi Okra, Erna menggunakan biji kering. Biji ini memang tidak terpakai pada nugget dan keripik. Biji dikeringkan menggunakan oven selama beberapa jam.

"Tidak boleh dijemur, itu petunjuk dari BPOM agar tidak terpapar bakteri jahat," ucap Erna.

Biji Okra digiling hingga halus lalu dipadukan dengan jahe merah, gula nabati atau aren kering, kremer dan diaduk hingga semuanya menyatu. Adonan ini harus dikeringkan dulu sehingga seperti bubuk kopi lalu dimasukkan ke kemasan.

Produk kopi ini sudah sampai ke Surabaya, Medan, Yogyakarta, Probolinggo, Bandung, sekitar Riau dan Jambi. Azam Erna kini produknya bisa melanglang buana ke pasar internasional dengan adanya Pertamina UMK Academy 2024.

"Makanya dengan adanya Pertamina UMK Academy 2024 ini, harapannya bisa diekspor," Erna berharap.


Kontrak Tahunan

Ernawati mendapatkan bimbingan one on one coaching di Rumah BUMN Pekanbaru. (Liputan6.com/M Syukur)

Kabar terbaru saat mengikuti pameran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Bandung, Erna mendapat kontrak tahunan di salah satu pusat oleh-oleh Tanah Pasundan itu.

"Saya juga bekerjasama dengan beberapa reseller produk," ujarnya.

Menurut Erna, mengikuti bimbingan di Rumah BUMN Pekanbaru dan Pertamina UMK Academy, usahanya lebih tertata rapi. Mulai dari pembukuan, uang keluar masuk hingga penampilan kemasan lebih bagus.

"Dengan pendampingan ini saya lebih bersemangat, harapannya produk bisa merambah ke banyak wilayah di Indonesia, omsetnya juga mencapai Rp25 juta per bulan," imbuh Erna.

Pada Rabu pagi, Erna mengikuti Pertamina UMK Academy melalui one on one coaching di Rumah BUMN Pekanbaru. Erna didampingi mentor bisnis berdiskusi tentang memahami, mengatasi tantangan, baik di pemasaran, manajemen keuangan dan pengembangan produk.

Coach Pertamina UMK Academy 2024 Magdalena Asmayasari menyebutkan, sesi one on one coaching ini memberi kesempatan bagi pelaku UMKM mengeksplorasi strategi yang disesuaikan dengan kebutuhan usaha.

Dengan diskusi mendalam, pelaku usaha mendapat panduan untuk mengidentifikasi kendala bisnis dan merumuskan solusi yang dapat diterapkan.

"Pendekatan personal ini memungkinkan pelaku UMKM untuk menemukan inovasi dan meningkatkan daya saing produk mereka di pasar," katanya.


Tanggungjawab Sosial

 

Di tempat serupa, CEO Rumah BUMN Dian Pratomo menyebut kegiatan ini merupakan tanggung jawab sosial Pertamina mendukung pengembangan UMKM di Indonesia. UMK Academy membantu UMKM naik kelas dan meningkatkan kapasitas bersaing di pasar modern.

Program ini menghadirkan beberapa segmentasi pembelajaran, disesuaikan dengan tahap perkembangan masing-masing UMKM.

"Dalam sesi ini, pelaku UMKM didampingi coach berkompeten untuk mengimplementasikan materi yang diberikan agar bisa langsung diterapkan dalam operasional bisnis," ujar Dian.

Sebagai bentuk apresiasi, Pertamina memberikan dukungan pemodalan bagi UMKM yang berhasil mengaplikasikan materi dengan baik.

Sementara itu, CFO Rumah BUMN Pekanbaru Erwandi Yanto menyebut 32 UMKM binaannya telah mencapai level nasional. Jumlah itu terdiri dari 15 UMKM dari Pekanbaru, 10 dari Dumai dan 7 dari Meranti.

"UMKM ini menawarkan beragam produk, mulai dari olahan pangan, kriya, hingga produk dari komunitas lokal," sebutnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya