IESR: Perlu Aksi Kolektif Buat Pangkas Emisi Karbon

Institute for Essential Services Reform (IESR) mendorong Indonesia untuk memperkuat komitmen dalam transisi energi guna mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

oleh Satrya Bima Pramudatama diperbarui 01 Nov 2024, 18:00 WIB
Program Manager IESR, Deon Arinaldo dalam acara briefing bersama media di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta, pada Kamis (31/10/2024).

Liputan6.com, Jakarta - Institute for Essential Services Reform (IESR) mendorong Indonesia untuk memperkuat komitmen dalam transisi energi guna mengurangi emisi gas rumah kaca sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dalam acara briefing bersama media terkait Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) 2024, EISR memaparkan berbagai peluang dan tantangan yang akan dihadapi Indonesia dalam lima tahun mendatang.

Program Manager IESR Deon Arinaldo menjelaskan, global stocktaking terbaru menunjukkan dunia masih menghadapi peningkatan suhu global sebesar 2,1–2,8°C apabila komitmen pengurangan emisi tidak diperkuat.

"Kita perlu melihat ini sebagai panggilan untuk aksi kolektif, di mana target global mencakup pengurangan emisi hingga 43% pada 2030 dan 90% pada 2035," jelas Deon dikutip pada Jumat (1/11/2024).

Untuk mencapai target tersebut, IESR menekankan pentingnya investasi energi terbarukan.

“Potensi energi terbarukan kita besar, hingga 3680 gigawatt, namun kapasitas terpasang baru sekitar 13 gigawatt. Jika ini dikembangkan, kita dapat menarik investasi besar serta menciptakan lapangan kerja," ujarnya.

Deon juga menyoroti peluang besar dalam teknologi energi bersih yang lebih mudah dikuasai dan dikembangkan secara lokal.

IESR berharap IETD 2024 dapat menjadi wadah untuk memperkuat kebijakan transisi energi dan melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan dalam upaya mencapai komitmen iklim Indonesia.  


PLN Group Jawab Tantangan Listrik Rendah Emisi

Pekerja merawat solar cell di Pembangkit Listrik Tenga Surya (PLTS) 1 MWp, Bangli, Bali, Selasa (31/8/2021). Selain menjual listrik ke PLN, PLTS 1 MWp ini juga mengembangkan sistem pertanian hidroponik dengan sumber listrik dari tenaga surya. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, PLN Indonesia Power (PLN IP) berkomitmen dalam mendukung pengembangan sektor energi terbarukan dan upaya transisi energi di Indonesia. Upaya ini pun telah diakui pemerintah dengan diraihnya beragam Penghargaan Subroto Award 2024.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam sambutannya menyampaikan Kementerian ESDM telah mendorong inovasi dan inisiatif-inisiatif yang membuat sektor energi Indonesia semakin maju. Selain itu, sektor yang dikelolanya sangat strategis dan memiliki potensi dan multiplier effect yang sangat besar dalam perekonomian nasional.

"Nilai tambah di sektor ESDM ini sangat penting sekali. Karena nilainya sangat besar sekali. Nilai tambah harus ada di dalam negeri, added value harus ada di dalam negeri," kata Jokowi, saat menghadiri Penghargaan Tertinggi Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral.

Dalam kesempatan sama, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, diperlukan dalam inovasi energi baru terbarukan, pengembangan teknologi ramah lingkungan, dan inisiatif energi hijau untuk memajukan energi terbarukan dan akselerasi transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) 2060.


Pencapaian NZE

Bahlil menekankan perlunya sinergitas dalam mempercepat pencapaian NZE, pengembangan energi terbarukan dan efisiensi energi harus menjadi prioritas utama.

"Kolaborasi di sektor energi sangat penting dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan dinamika geopolitik. Sinergi antara pemerintah dan sektor swasta sangat diperlukan dalam inovasi energi baru terbarukan," tutur Bahlil Lahadalia.

Sebagai Subholding PT PLN (Perseroan), PLN Indonesia Power menjawab beragam tuntutan tersebut, dengan berbagai program inovatif dan penerapan teknologi canggih dalam menekan emisi karbon pada sektor kelistrikan, guna mendukung transisi energi dan mencapai target NZE pada tahun 2060.

"PLN Indonesia Power terus melakukan inovasi untuk mewujudkan komitmen percepatan transisi energi guna membantu pemerintah dalam mencapai target NZE pada 2060," tuturDirektur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya