Liputan6.com, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk mengantongi laba bersih Rp 3,30 triliun hingga kuartal III 2024. Itu didapat setelah perseroan berhasil mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 13,86 triliun, atau tumbuh 25,93 persen dari kuartal III 2023.
Nilai pendapatan usaha Jasa Marga merupakan kontribusi dari kinerja pendapatan tol sebesar Rp 12,74 triliun, dan kinerja pendapatan usaha lain sebesar Rp 1,11 triliun.
Advertisement
Dengan laba bersih Rp 3,30 triliun, Corporate Secretary & Chief Administration Officer Jasa Marga Nixon Sitorus menyampaikan, nilai tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
"Namun, dapat kami sampaikan penurunan laba bersih yang tercermin pada periode ini diakibatkan adanya perbedaan kontribusi laba non-cash yang berasal dari aksi korporasi yang dilakukan perseroan," ujar Nixon, Jumat (1/11/2024).
Nixon menjelaskan, pada kuartal III 2023, laba non cash yang berasal dari pemenuhan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) 22 tentang kombinasi bisnis sehubungan dengan konsolidasi, kembali PT Jasamarga Solo Ngawi, PT Jasamarga Semarang Batang, dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono. Melalui akuisisi saham PT Lintas Marga Jawa oleh PT Jasamarga Transjawa Tol sebesar Rp 4,11 triliun.
Sedangkan pada periode kuartal III 2024, laba non cash yang berasal dari pemenuhan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 72 tentang Penyusutan Harta Berwujud dan/atau Amortisasi Harta Tak Berwujud hanya sebesar Rp 702,38 miliar.
"Jika pencapaian laba bersih kuartal III tahun 2023 dan tahun 2024 tidak memasukkan komponen laba non cash tersebut, maka diperoleh nilai core profit perseroan sebesar Rp 2,60 triliun pada kuartal III tahun 2024. Tumbuh 39,52 persen dibandingkan dengan kuartal III tahun 2023," ujar dia.
Volume Transaksi
Terkait bisnis utama Jasa Marga selaku pengelola jalan tol, perseroan mencatat peningkatan total volume transaksi yang mencapai 968,9 juta kendaraan hingga kuartal ketiga 2024.
"Jumlah ini meningkat sebesar 1,2 persen dibandingkan dengan total volume transaksi pada periode yang sama tahun 2023. Sementara itu, untuk realisasi lalu lintas harian rata-rata (LHR) di jalan tol Jasa Marga Group mencapai 3,55 juta kendaraan setiap harinya," imbuh Nixon.
Selain itu, Jasa Marga di kuartal III 2024 juga tetap dapat meningkatkan kinerja dan kesehatan finansial. Tercermin dari realisasi EBITDA perseroan yang terjaga, mencapai Rp 9,29 triliun atau naik sebesar 35,98 persen dari tahun lalu. Dengan realisasi EBITDA Margin yang lebih baik dibandingkan kuartal III 2023, yakni mencapai 67,04 persen di tengah pengoperasian ruas-ruas jalan tol baru.
Advertisement
Jasa Marga Umumkan Transaksi Jumbo Rp 15,33 Triliun, Ini Rinciannya
Sebelumnya, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) mengumumkan transaksi jumbo senilai Rp 15,33 triliun. Transaksi itu sehubungan dengan aksi korporasi equity financing di PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT), yang merupakan suatu perusahaan terkendali secara langsung oleh perseroan.
pada 27 September 2024, telah dilaksanakan penandatanganan sehubungan dengan pengalihan kepemilikan saham di JTT milik perseroan sebanyak 6.200.042 lembar saham atau ekuivalen dengan 30,18 persen total jumlah saham di JTT kepada PT Margautama Nusantara (MUN), PT Metro Pacific Tollways Indonesia Sevides (MPTIS), dan Warrington Investment Pte., Ltd (WIPL). Serta, penetbitan saham baru okeh JTTsebanyak 1.208.585.244 lembar saham kepada MPTIS. Sehingga proporsi saham perseroan dia JTT terdilusi sebesar 3,82 persen.
"Total nilai transaksi adalah sebesar Rp 15,33 triliun. Terdiri dari nilai penjualan sebagian saham JTT milik perseroan sebesar Rp 12,83 triliun, dan nilai penerbitan saham baru JTT adalah sebesar Rp 2,5 triliun," ungkap Corporate Secretary Jasa Marga Tbk, Nixon Sitorus dalam keterbukaan informasi Bursa, Rabu (16/10/2024).
Sebagai agen pemerintah, Perseroan diharapkan untuk terus berkembang melalui pengembangan proyek-proyek tol baru. Namun ,dengan kondisi Perseroan dalam posisi high leverage, terdapat kebutuhan dalam penentuan strategi pendanaan untuk pemenuhan pipeline proyek baru.
Pembangunan 5 Ruas Jalan Tol
Sementara itu, dalam beberapa tahun ke depan, Perseroan masih melanjutkan pembangunan 5 ruas jalan tol baru yang konsesinya telah dimiliki oleh Perseroan (ruas konsesi) dan memiliki 2 ruas potensial yang sedang dijajaki (ruas potensial). Kebutuhan pendanaan yang besar tersebut tentunya akan menekan rasio keuangan (terutama rasio utang) Perseroan ke depan, terutama pada saat ruas jalan tol baru tersebut beroperasi.
"Untuk menjaga rasio keuangan di level yang optimal, maka Perseroan berencana untuk melakukan pendanaan berbasis ekuitas (equity financing) pada JTT melalui pencarian investor strategis," jelas Nixon.
JTT dibentuk sebagai platform subholding ruas Transjawa, Perseroan telah melakukan spin-off atas empat segmen operasi dan 9 (semian) kepemilikan saham di ruas Transjawa kepada JTT. JTT yang beroperasi di regional Transjawa memiliki daya tarik investasi yang tinggi yang dihasilkan antara lain, lokasi yang strategis, market share yang besar, aset jalan tol yang beroperasi penuh, dividen yang terus bertumbuh, sisa masa konsesi yang panjang, serta masin dikendalikan oleh Perseroan sebagai Industry Leader jalan tol di Indonesia.
Advertisement