Liputan6.com, Jakarta - Selain merajai pasar dalam negeri, jenama modest fashion Indonesia yang ramah lingkungan diharapkan merambah pasar global. Setidaknya inisiasi itulah yang didorong Indonesian Fashion Chamber (IFC) melalui berbagai upaya, termasuk penyelenggaraan Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF).
Berdasarkan pengalaman menggelar show maupun ikut pameran di sejumlah kota besar dunia, termasuk Paris, Prancis, Advisory Board IFC, Ali Charisma, mengatakan bahwa produk sustainable modest fashion yang digemari pembeli internasional biasanya merupakan item yang menggunakan pewarna alami.
Advertisement
"Selintas, bahkan dari jauh, sudah kelihatan (produk dengan pewarna alami), jadi itu yang pertama dilirik. Setelah itu, mereka akan mencermati kualitasnya, termasuk bertanya material apa yang dipakai saat produksi," sebut Ali saat ditemui usai acara pembukaan IN2MF 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 30 Oktober 2024.
Soal seberapa jauh komitmen keberlanjutan yang diterapkan jenama modest fashion Indonesia, Ali menyebut, "porsinya berbeda-beda." "Ada yang porsinya masih sedikit, karena memakai pewarna sintetis, tapi materialnya sudah menggunakan bahan natural," ujar dia.
"Ada juga yang bahan dan pewarnaannya sintetis, tapi brand ini menjaga kualitas, sehingga produk mereka bisa dipakai dalam waktu yang lama," ia menambahkan. Terkait transparansi rantai produksi produk busana santun, Ali mengatakan bahwa itu sudah diajari IFC.
Ini termasuk sumber bahan yang dipakai. Maka itu, saat fashion show, IFC turut memperkenalkan nama produsen bahan yang dipakai, supaya informasi publiknya lebih komprehensif. "Saat ini memang masih terus dalam tahap edukasi, tapi saya yakin, banyak modest fashion brands yang sudah paham akan itu (praktik keberlanjutan)," menurut dia.
Wastra dan Keberlanjutan
Edukasi seputar keberlanjutan ini termasuk dalam pemahaman tiga pilar: people, planet, dan profit, dalam menjalankan bisnis fesyen yang diajarkan IFC. Ali berbagi, "Memang bertahap (penerapan praktik ramah lingkungan), dan kita harus terus mendorong, karena kemauan menjalankan itu ada."
Tahun ini, IN2MF mengusung tema "Elevating Sustainable Modest Fashion to The Global Stage." Dalam elaborasinya, Ali mengatakan, wasta dan keberlanjutan jadi dua kata kunci yang disoroti.
"Itu yang teman-teman (pelaku industri modest fashion) perlukan," menurut dia. "Kondisi di lapangan, semakin banyak perajin wastra Indonesia, jumlahnya bertumbuh."
Dengan adanya modest fashion berbahan wastra, pihaknya mengharapkan desain kain tradisional Indonesia bisa berkembang, dengan menghasilkan produk berkualitas lebih baik. "Baik di sini dalam artian bisa diterima di pasar dalam negeri, entah di lini baju kerja, baju main, atau baju pesta, serta merambah pasar global," ungkapnya.
Mendorong jenama modest fashion Indonesia melirik pasar global, Ali menyebut, merupakan tantangan tersendiri bagi asosiasi fesyen, seperti iFC. "Karena sebetulnya ada brand yang (produknya) sudah bagus dan bisa masuk pasar global, tapi secara bisnis mereka tidak tertarik, karena ceruk pasar di Indonesia luar biasa besar."
Advertisement
Sejauh Mana Harapan Merek Modest Fashion Indonesia Go Global?
Ali berkata, "Kami terus meyakinkan mereka (modest fashion brand merambah pasar global), supaya mereka bisa merasakan (pengalaman berbeda), dan jika suatu hari ada perubahan perekonomian atau pergeseran praktik industri fesyen, mereka ada plan B ke pasar internasional."
Memperluaskan cakupan pasar ke jaringan internasional, menurut dia, bisa mendukung kesinambungan industri fesyen Indonesia di masa mendatang. Sejauh mana memang harapan jenama modest fashion Indonesia ikut "berenang di kolam" pasar global?
Ali menjawab, "Beda-beda, tergantung kemampuan para desainer. Target kami itu minimal mereka rutin, entah setiap tiga bulan atau enam bulan sekali, mengirim barang ke luar negeri. Ini merupakan salah satu indikator produk mereka diterima di pasar global."
"Kalau cuma sekali-kali, saya dan tim masih meragukan, apakah pelanggan hanya coba-coba atau masih coba-coba, tapi akhirnya berhenti, karena tidak cocok. Tapi kalau rutin, walau masih sedikit, itu sudah sustain secara bisnis."
Lebih dari itu, jenama modest fashion Indonesia diharapkan bisa menjual produk mereka di department store di luar negeri, kerja sama dalam bentuk franchise, bahkan membuka toko fisik sendiri. "Bila benar terjadi, itu adalah pencapaian luar biasa," sebut sang desainer.
Penggerak Modest Fashion Indonesia
Kemajuan industri modest fashion Indonesia sebenarnya sudah mendapat pengakuan dunia. Berdasarkan State of Global Islamic Economic Report 2023, kinerja ekonomi syariah Indonesia berada di peringkat ke-3 dunia, salah satunya disumbang sektor modest fashion yang juga menempati peringkat ke-3 dunia setelah Turki dan Malaysia.
Di acara pembukaan IN2MF 2024, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyampaikan, "IN2MF dapat jadi momentum penggerak ekosistem modest fashion di Indonesia dan jadi wujud kolaborasi antara pemerintah, swasta, asosiasi, perbankan, lembaga pendidikan, dan masyarakat yang mendukung akselerasi Indonesia sebagai pusat modest fashion global dan produsen halal terkemuka di dunia."
Di kesempatan yang sama, Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, berkata, "Peluang Indonesia jadi pusat modest fashion sangat terbuka dengan tingginya kreativitas UMKM dan berbagai wastra sebagai kekayaan budaya yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan tren produk modest fashion baru ke pasar global.
"Selain itu, pemanfaatan digitalisasi dan teknologi juga memberi peluang besar pada para desainer modest fashion Indonesia mempromosikan dan memasarkan produk mereka ke pasar global," imbuhnya. Demi memastikan keberlanjutan upaya Indonesia jadi pusat modest fashion dunia, Kementerian UMKM dan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mengak sedang menyusun Strategi Nasional Pengembangan Pusat Modest Fashion Indonesia.
Advertisement