IHSG Lesu Usai Prabowo Jadi Presiden, Bos Bursa: Investor Wait and See

IHSG lesu sejak 23 Oktober 2024. Saat itu, IHSG ditutup turun 0,02 persen ke posisi 7.787,565. Penurunan berlanjut. IHSG berturut-turut parkir di zona merah hingga ke posisi 7.569,850 pada Rabu, 30 Oktober 2024.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Nov 2024, 12:30 WIB
Dalam sepekan terakhir, IHSG turun 1,85 persen namun masih naik 4,14 Year to Date. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau kembali berada di zona hijau pada penutupan perdagangan Kamis kemarin, setelah sepekan berada di zona merah. IHSG ditutup naik 0,06 persen ke posisi 7.574,019 pada Kamis, 30 November 2024.

IHSG lesu sejak 23 Oktober 2024. Saat itu, IHSG ditutup turun 0,02 persen ke posisi 7.787,565. Penurunan berlanjut. IHSG berturut-turut parkir di zona merah hingga ke posisi 7.569,850 pada Rabu, 30 Oktober 2024. Dalam sepekan terakhir, IHSG turun 1,85 persen namun masih naik 4,14 Year to Date.

Jika dicermati, IHSG mulai lesu usai pelantikan pemerintah baru pada 20 Oktober 2024. Namun Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman mengatakan gerak IHSG tidak hanya dipengaruhi sentimen domestik.

"Indeks itu mencakup berbagai hal. Tidak hanya domestik, tapi juga global maupun kondisi perusahaan sendiri," kata Iman dalam Capital Market Journalist Workshop di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), dikutip Jumat (1/11/2024).

Dari sentimen global, Iman mengatakan ada beberapa kondisi yang mempengaruhi IHSG. Seperti tensi geopolitik di Timur Tengah, hingga pemilu di Amerika Serikat (AS). Sementara di dalam negeri, Iman mencermati pasar masih wait and see pada kinerja 100 hari pertama Kabinet Merah Putih di bawah komando Presiden Prabowo.

"Investor wait and see dengan kabinet yang ada sekarang. Bagaimana pencapaian 100 hari pertama. Apa gebrakan yang dilakukan pemerintah Prabowo, apalagi peningkatan target GDP yang biasanya 5% menjadi 8%. Jadi perlu ada gebrakan dari kabinet yang baru," kata Iman.

Di sisi lain, Iman juga mencermati kebijakan penghapusan hutang atau kredit 6 juta nelayan dan UMKM. Menurut Iman, kebijakan itu berpotensi. "Hal ini juga akan berdampak kepada indeks kita. Semua terangkum ke indeks kita," pungkas Iman.


Dibuka Memerah, Intip Prediksi Gerak IHSG Hari Ini

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat berpotensi bergerak mendatar saat rilis inflasi Indonesia periode Oktober 2024.

Dikutip dari Antara, Jumat (11/1/2024), IHSG dibuka melemah 0,22 poin atau 0,00 persen ke posisi 7.573,79. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,11 poin atau 0,021 persen ke posisi 921,29.

"IHSG berpotensi bergerak sideways cenderung melemah menunggu data inflasi Indonesia dan unemployment US hari ini," ujar Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman di Jakarta, Jumat.

Dari mancanegara, data Amerika Serikat (AS) terbaru menunjukkan indeks PCE mencatat inflasi sebesar 2,1 persen pada September 2024, sesuai dengan perkiraan dan mendekati target 2 perss yang ditetapkan The Fed.

Pembacaan PCE, bersama dengan laporan payroll dan data pengangguran Oktober pada Jumat (1/11/2024), akan menjadi bahan pertimbangan dalam keputusan suku bunga The Fed pada (7/11/2024).

 


Bursa Asia

Bursa saham Asia-Pasifik mayoritas melemah pada Kamis (31/10/2024) setelah keputusan suku bunga Bank of Japan (BoJ) dan angka aktivitas bisnis utama dari China.

BoJ mempertahankan suku bunga acuan setelah meningkatnya ketidakpastian mengenai prospek Perekonomian dan stabilitas pemerintah setelah hasil pemilu terburuk koalisi yang berkuasa sejak tahun 2009, sedangkan di China, Biro Statistik Nasional mengungkapkan PMI manufaktur sebesar 50,1.

Pasar saham China CSI300 dan Shanghai Composite masing-masing naik 0,04 persen dan 0,42 persen, Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,50 persen dan indeks Topix melemah 0,30 persen. Setelah laporan keuangan kuartalan dari raksasa teknologi menunjukkan hasil yang mengecewakan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya