Liputan6.com, Jakarta - Perempuan yang memilih untuk berkarier sering melakukannya dengan pertimbangan yang matang dan alasan yang beragam. Bagi sebagian, bekerja adalah cara untuk mewujudkan impian, meraih kemandirian finansial, atau mengaktualisasi potensi diri di luar rumah.
Ada pula yang melihat wanita karier sebagai sarana untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat, memanfaatkan keterampilan mereka di bidang-bidang yang membutuhkan representasi perempuan.
Pilihan ini tidak selalu mudah, mengingat banyak perempuan yang juga dihadapkan pada ekspektasi sosial dan tanggung jawab keluarga.
KH Yahya Zainul Ma’arif, atau yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya, menjawab sebuah pertanyaan tentang peran perempuan dalam dunia karier. Apakah seorang istri boleh berkarier di luar rumah?
Buya Yahya menegaskan bahwa hal ini diperbolehkan, namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar tetap sesuai dengan ajaran Islam dan etika keluarga.
Dalam pandangannya, seorang istri boleh berkarier asalkan mendapatkan izin dari suaminya. Buya Yahya menyebut bahwa izin dari suami menjadi syarat utama yang tidak bisa diabaikan.
Izin ini bukan sekadar persetujuan, tetapi juga melibatkan komunikasi yang baik dan saling menghargai antara suami dan istri, agar pekerjaan yang dijalankan dapat berjalan dengan ridha dari keluarga.
Dalam tayangan video yang diunggah di kanal YouTube @CatatanUlama-e2e, Buya Yahya menjelaskan bagaimana cara meminta izin yang benar. “Izin yang benar itu bukan hanya sekadar meminta, tapi dengan kelembutan dan penghargaan,” ucapnya.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Ini Beberapa Syarat yang Dipenuhi
Buya mencontohkan bahwa istri bisa bertanya dengan sopan pada suaminya, “Bang, kalau saya kerja bagaimana?” Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi dan sikap menghormati suami menjadi landasan penting dalam izin tersebut.
Buya Yahya juga memperingatkan agar izin yang diberikan oleh suami benar-benar izin yang tulus, bukan karena terpaksa atau adanya tekanan dari pihak istri. Dalam pandangannya, jika istri meminta izin dengan nada yang menuntut atau mengkritik suami, maka hubungan dalam rumah tangga bisa terganggu.
“Kalau izinnya bilang ‘Abang enggak pernah kasih duit, boleh enggak saya kerja?’ ini izinnya seram,” ujarnya.
Selain izin suami, Buya Yahya juga menegaskan bahwa tempat kerja istri haruslah tempat yang terhormat. Dengan memilih lingkungan kerja yang terhormat, seorang istri dapat menjaga martabat dirinya dan keluarganya. Buya menekankan pentingnya kehormatan sebagai wujud menjaga nama baik dalam keluarga.
Syarat lainnya yang tidak kalah penting menurut Buya Yahya adalah pekerjaan yang dilakukan haruslah halal. Baginya, bekerja di tempat yang terhormat tidak cukup jika pekerjaan itu tidak sesuai dengan prinsip syariah.
Oleh karena itu, Buya menyarankan agar para perempuan yang ingin berkarier tetap memilih pekerjaan yang tidak melanggar hukum agama.
Lebih lanjut, Buya Yahya menekankan agar seorang istri yang bekerja tidak sampai melalaikan tugas utamanya dalam keluarga.
“Yang keempat, jangan sampai meninggalkan pekerjaan yang lebih besar,” ucapnya. Ia menjelaskan bahwa tugas utama seorang istri dalam rumah tangga adalah menjaga keharmonisan keluarga, sehingga pekerjaan di luar rumah tidak boleh mengabaikan hal ini.
Advertisement
Ini Paling Penting, Paling Sering Terjadi
Buya Yahya menambahkan bahwa seorang istri yang berkarier harus tetap menghargai suaminya, dan tidak merasa lebih tinggi atau meremehkan pasangannya karena penghasilan atau pencapaian yang diperoleh dari karier. Menurutnya, ini menjadi tantangan yang sering dihadapi dalam rumah tangga ketika seorang istri mulai meraih kesuksesan di dunia karier.
Baginya, salah satu poin penting yang perlu diperhatikan adalah sifat rendah hati. Ia menyebut bahwa banyak perempuan yang mengalami perubahan sikap saat mulai meraih pencapaian di tempat kerja.
“Yang kelima ini penting, jangan sampai menjadikan sombong,” ungkapnya. Menurutnya, kesombongan bisa mengancam keutuhan rumah tangga.
Buya Yahya memberikan contoh bagaimana perempuan yang merasa lebih kuat secara finansial kadang-kadang lebih mudah memutuskan untuk mengakhiri pernikahan ketika ada masalah.
“Banyak kejadian perempuan yang kalau punya sedikit kelebihan, saat ada masalah, langsung bilang ‘cerai saja’,” ujarnya. Hal ini menurutnya merupakan akibat dari hilangnya rasa saling menghargai dalam hubungan suami istri.
Bagi Buya Yahya, keberhasilan karier seorang istri tidak boleh membuatnya melupakan perannya dalam menjaga kerukunan rumah tangga. Ia mengingatkan bahwa pekerjaan yang dilakukan dengan hati yang ikhlas dan sikap rendah hati akan memberikan keberkahan, tidak hanya dalam pekerjaan, tetapi juga dalam kehidupan keluarga.
Di akhir penjelasannya, Buya Yahya menekankan bahwa seorang istri yang ingin berkarier harus memiliki komitmen untuk tetap menjaga peran dan tanggung jawab dalam keluarga. Baginya, pekerjaan seorang istri di luar rumah hanya akan berarti jika tetap membawa kebaikan dan kebahagiaan bagi seluruh anggota keluarga.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul