Liputan6.com, Jakarta - Badai topan Kong-rey menghantam pantai timur Taiwan pada Kamis, 31 Oktober 2024. Itu merupakan badai terbesar yang melanda pulau tersebut selama hampir 30 tahun, yang dampaknya meluas ke berbagai sektor, termasuk transportasi internasional.
Mengutip Chanel News Asia, Jumat (1/11/2024), Kementerian Transportasi Taiwan mengatakan bahwa lebih dari 300 penerbangan internasional telah dibatalkan, begitu pula seluruh penerbangan domestik. Dua penerbangan Singapore Airlines (SIA), SQ878 dan SQ879, yang juga semestinya terbang kemarin, dibatalkan karena topan.
Advertisement
Kepada CNA, juru bicara SIA menjelaskan bahwa penerbangan SQ879 yang dijadwalkan kembali ke Singapura dari Taiwan dibatalkan. Sedangkan, penerbangan SQ878 tujuan Taipei dialihkan ke Hong Kong.
Pesawat yang dialihkan rutenya mendarat dengan lancar di Bandara Internasional Hong Kong sekitar pukul 17.10 waktu setempat, Kamis, 31 Oktober 2024, kata juru bicara tersebut. Pengaturan dibuat untuk menerbangkan penumpang yang terdampak kembali ke Singapura.
Juru bicara Scoot mengatakan bahwa tiga penerbangannya dibatalkan, yaitu TR893, TR874 dan TR875. Sedangkan, kereta api berkecepatan tinggi Taiwan yang menghubungkan kota-kota besar di dataran barat berpenduduk padat terus beroperasi dengan layanan yang jauh berkurang.
Kong-rey diperkirakan akan menyerang China di sepanjang pantai Provinsi Fujian pada Jumat (1/11/2024) pagi. Berada di wilayah subtropis, Taiwan sering dilanda topan. Badai topan terakhir, Topan Krathon, dilaporkan menewaskan empat orang pada awal Oktober 2024 saat melewati bagian selatan pulau itu.
1 Warga Tewas
Badai tersebut melanda pantai timur yang bergunung-gunung dan jarang penduduk antara wilayah Taitung dan Hualien, menurut Badan Cuaca Pusat Taiwan, dengan angin kencang dan hujan lebat memengaruhi hampir seluruh pulau. Pemerintah setempat menyatakan bahwa topan tersebut mematikan aliran listrik ke hampir setengah juta rumah tangga.
Pemadam kebakaran melaporkan satu orang tewas ketika truk mereka menabrak pohon tumbang di Taiwan bagian tengah. Topan super Kong-rey sempat melemah dalam semalam, namun tetap tercatat kuat, setara dengan badai Kategori 4 yang menghasilkan hembusan angin lebih dari 250 kilometer per jam, menurut Tropical Storm Risk.
Badan cuaca Taiwan mengatakan bahwa ukuran topan ini adalah yang terbesar yang melanda pulau itu sejak 1996. "Saya berharap semua orang di negara ini akan bekerja sama dalam menghindari bencana dan menahan diri dari melakukan perilaku berbahaya, seperti mengamati ombak saat topan terjadi," tulis Presiden Lai Ching-te di halaman Facebook-nya.
Advertisement
Dari Risiko Kebocoran Minyak hingga Pabrik Microchip
Peramal cuaca pemerintah Gene Huang mengatakan, setelah menghantam pantai timur, badai itu akan menuju ke Selat Taiwan karena sudah melemah. Ia mendesak orang-orang di seluruh pulau untuk tetap tinggal di rumah karena bahaya angin kencang.
Para pejabat lingkungan hidup berupaya mencegah kebocoran minyak dari kapal kargo China yang terdampar di bebatuan di pantai utara Taiwan setelah listrik padam akibat cuaca yang bergejolak. Peringatan akan adanya angin destruktif dengan kecepatan lebih dari 160 kilometer per jam dikeluarkan di wilayah timur Taitung, yang wilayah terpencilnya, Pulau Lanyu, mencatat hembusan angin di atas 260 kilometer per jam sebelum beberapa barometer angin di sana mati.
"Banyak orang di pulau itu tidak tidur, khawatir akan terjadi sesuatu pada rumah mereka," kata Sinan Rapongan, pejabat pemerintah di Lanyu, yang juga dikenal sebagai Pulau Anggrek.
Beberapa atap rusak dan lebih dari 1.300 rumah terputus aliran listriknya. Namun sejauh ini, tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, tambahnya. Bagian timur Taiwan mencatat curah hujan sebesar 1 juta sejak topan mulai mendekat pada Rabu, 30 Oktober 2024.
Pernyataan Kemenlu soal WNI di Taiwan
Kementerian Pertahanan Taiwan telah menyiagakan 36 ribu tentara untuk membantu upaya penyelamatan, sementara 1.300 orang telah dievakuasi dari daerah berisiko tinggi sebelumnya, kata pemerintah. Taiwan Semiconductor Manufacturing Co, pembuat chip kontrak terbesar di dunia dan pemasok utama bagi perusahaan seperti Apple dan Nvidia, mengatakan bahwa mereka telah mengaktifkan prosedur persiapan peringatan topan rutin di semua pabrik dan lokasi konstruksinya.
Kementerian Luar Negeri RI memastikan bahwa sejauh ini, tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang terdampak Topan Kong-rey yang melanda Taiwan. "Hingga saat ini kita tidak mendapatkan informasi adanya warga negara Indonesia yang terhadap dampak dari Topan Kong-rey," papar Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha dalam pernyataan kepada media, dikutip dari kanal Global Liputan6.com.
Berdasarkan informasi yang diterima KDEI Taipei, hingga kemarin, terdapat 27 orang terluka dan lebih dari 2.200 orang yang dievakuasi. KDEI Taipei terus mengimbau WNI di Taiwan untuk berhati-hati.
"Sebelum kejadian, KDEI Taipei telah menyampaikan bahwa kepada masyarakat untuk meningkatkan kehatian-kehatian dan waspada terhadap dampak dari topan ini," lanjut Judha. Diketahui, kantor KDEI Taipei juga menutup layanannya pada hari ini akibat peringatan topan.
Advertisement