Liputan6.com, Jakarta Minuman beralkohol adalah faktor risiko utama kematian dini dan disabilitas di antara mereka yang berusia 20 hingga 39 tahun. Minuman keras ini menyumbang 13 persen dari seluruh kematian pada kelompok usia tersebut seperti diungkap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Di masyarakat, minuman keras alias miras merupakan bagian rutin dari lanskap sosial. Hal ini terutama berlaku bagi mereka yang berada di lingkungan sosial dengan visibilitas dan pengaruh sosial yang tinggi, secara nasional dan internasional, di mana alkohol sering kali menyertai sosialisasi.
Advertisement
Misalnya, di Jepang, minum alkohol bersama atasan di jam pulang kerja menjadi hal biasa. Para pekerja sulit untuk menolak ajakan tersebut karena akan dinilai tidak sopan atau kurang solid.
Dalam konteks ini, mudah untuk mengabaikan kerusakan kesehatan dan sosial yang disebabkan atau diakibatkan oleh minuman keras.
“Konsumsi alkohol berkontribusi terhadap 2,6 juta kematian setiap tahun secara global serta menyebabkan disabilitas dan kesehatan buruk bagi jutaan orang. Secara keseluruhan, penggunaan alkohol secara berbahaya bertanggung jawab atas 4,7 persen beban penyakit global,” mengutip laman resmi WHO, Minggu (3/11/2024).
Penggunaan alkohol secara berbahaya bertanggung jawab atas 6,9 persen dan 2,0 persen beban penyakit global bagi laki-laki dan perempuan.
Contoh Kasus Miras Berujung Disabilitas
Pernyataan WHO soal alkohol sebagai penyebab penyakit dan disabilitas bukan isapan jempol belaka. Sudah banyak contoh kasus yang semakin menyadarkan masyarakat bahwa konsumsi alkohol harus segera disetop.
Salah satu contoh dampak negatif alkohol terjadi pada pemuda asal Bandung, Dino CAW. Pria yang hobi main skateboard ini tak pernah mengira bahwa dirinya akan menjadi seorang penyandang disabilitas netra gara-gara kebiasaan minum miras.
“Gua yakin banget di antara kalian yang lagi nonton video ini tidak menginginkan menjadi tunanetra atau buta, sama seperti gua. Tidak pernah terbayang atau terpikir untuk gua menjadi seorang tunanetra tapi di tahun 2016 mata gua yang kiri menjadi buta pun di tahun 2018 yang kanan ikut menjadi buta,” kata Dino dalam unggahan di Tiktok pribadinya @commonattitudewear dikutip Jumat (1/11/2024).
Dia menambahkan, disabilitas netra yang dialami tidak datang begitu saja, melainkan disebabkan oleh glaukoma akibat konsumsi minuman keras.
“Ini semua disebabkan karena penyakit glaukoma dan diakibatkan dari minuman keras,” ujarnya.
Advertisement
Minum Miras Bisa Merusak Diri Sendiri
Dengan kondisi yang disandangnya, kini Dino sadar betul tentang bahaya minuman keras dan mengajak semua penonton untuk segera berhenti konsumsi minuman tak halal itu.
“Stop bilang alkohol kamu jahat tapi enak, karena dampak buruk dari hal bodoh yang kita lakukan sangat bisa merusak diri kita dan sekitar,” pesannya.
Seperti yang disampaikan Dino, sebaiknya orang yang biasa menenggak miras segera berhenti guna menjaga kesehatan termasuk mencegah glaukoma.
Glaukoma adalah penyakit mata penyebab disabilitas netra terbesar kedua setelah katarak. Menurut dokter spesialis mata dari KMN EyeCare, Maria Magdalena Purba, glaukoma kerap menyerang penglihatan tanpa gejala di tahap awalnya.
“Sehingga dapat terabaikan dan menyebabkan kerusakan permanen pada mata,” kata Maria dalam keterangan pers dikutip Selasa, 23 Juli 2024.
Hubungan Alkohol dengan Glaukoma
Senada dengan yang disampaikan Dino, melansir laman RSUP Soeradji Tirtonegoro, kebiasaan terus menerus mengkonsumsi alkohol bisa membuat masalah pada hati.
Hati bertugas untuk menyaring semua racun dalam tubuh. Jika tubuh menerima banyak alkohol maka bisa membuat kerja hati akan terganggu. Ketika hati sudah mengalami masalah maka glaukoma bisa muncul sebagai salah satu gangguan.
Maka dari itu, menghindari konsumsi alkohol menjadi salah satu cara mencegah glaukoma yang dianjurkan.
Advertisement