Sering Disangka Mualaf, Jordi Onsu Ungkap Alasan Pantang Makan Daging Babi

Keputusan Jordi Onsu untuk tidak makan daging yang dianggap haram dalam agama Islam itu sudah dijalaninya sejak kecil, Menurut adik Ruben Onsu ini, kebiasaan tersebut didorong oleh ajaran mendiang ibunya.

oleh Henry diperbarui 01 Nov 2024, 16:00 WIB
Sering Disangka Mualaf, Jordi Onsu Ungkap Alasan Pantang Makan Daging Babi.  foto: Youtube 'Jordi Onsu'

Liputan6.com, Jakarta - Tiap orang punya pertimbangan dalam menyantap makanan atau tidak menyantap makaman tertentu seperti daging babi. Begitu pula dengan Jordi Onsu yang pantang makan daging babi meski hal itu dibolehkan dalam agamanya.

Kebiasaan itu membuat dirinya sering disangka seorang mualaf, padahal keputusan untuk tidak makan daging yang dianggap haram dalam agama Islam itu sudah dijalaninya sejak kecil. Menurut adik Ruben Onsu ini, kebiasaan tersebut didorong oleh ajaran mendiang ibunya yang sejak dini menolak untuk menggunakan peralatan rumah tangga yang terpapar daging babi.

"Di rumah, bokap gue nggak boleh makan-makanan yang mengandung babi pakai peralatan rumah. Jadi lu bayangin bapak gue kalo mau makan bebong di rumah dulu, itu dia tuh pakai kertas nasi, nggak boleh pakai piring kata nyokap gue," ungkapnya dalam tayangan di akun Youtube miliknya, ‘Jordi Onsu’ pada Kamis, 31 Oktober 2024.

Jordi pun mengikuti jejak ibunya dan secara alami merasa jijik dengan daging tersebut. Kebiasaan ini kemudian berlanjut hingga dewasa, meski ia mengakui bahwa hal tersebut tidak selalu merupakan kepercayaan agama melainkan sudah menjadi preferensi pribadi.

Ketika sedang berwisata ke luar negeri, Jordi pun tetap memilih untuk tidak makan babi dan makanan laut. Ia hanya mengonsumsi makanan yang menurutnya lebih aman, seperti ayam dan makanan khas Indonesia.

Jordi mengakui bahwa ini adalah bagian dari kebiasaan yang telah melekat pada dirinya, dan saat bepergian, ia cenderung mencari makanan yang sesuai dengan preferensi pribadinya agar tetap nyaman. Soal batasan toleransi dalam agama, Jordi menegaskan prinsipnya yang merujuk pada konsep "Lakum dinukum waliyadin," atau “untukmu agamamu dan untukku agamaku.”

Baginya, batasan pertama toleransi adalah mengingatkan satu sama lain tanpa menghakimi atau memaksakan. "Lakum dinukum waliyadin, yang artinya, untukmu agamamu, untukku agamaku itu adalah batas toleransi yang pertama. Mengingatkan boleh, tapi tidak menghakimi kemudian," ucap pria berusia 31 tahun ini.

 _


Ketertarikan Jordi Mempelajarai Agama Lain

Sering Disangka Mualaf, Jordi Onsu Ungkap Alasan Pantang Makan Daging Babi. foto: Youtube 'Jordi On

Ia juga mengamati bahwa teman-temannya yang melakukan perubahan mendalam dalam hidup mereka kerap menghadapi tantangan dalam bersikap toleran, terutama jika terlalu memaksakan pandangan agama mereka kepada orang lain.

Menurut Jordi, sikap semacam itu kurang bijak. Ia menyebut pentingnya sikap toleransi yang indah, saling menjaga norma, dan menghormati pilihan serta kepercayaan orang lain. Selain itu, Jordi mengaku bahwa ia memang memiliki ketertarikan untuk mempelajari agama lain, meski hanya pada tingkat dasar.

Menanggapi pertanyaan tentang bagaimana pandangan orang lain yang menduga ia seorang mualaf, Jordi menanggapi dengan tenang. Ia menegaskan bahwa keyakinannya bukan untuk konsumsi publik atau sekadar label sosial.

"Nggak ada masalah, biarin aja, tetap dengan keyakinan dan apa yang gue percaya, apa yang gue jalani sekarang. Keyakinan gue ini bukan untuk sosial media gue bandrol gue agamanya apa, dan bukan untuk mencari perhatian publik," tegasnya

Jordi juga menyebutkan ajaran ayahnya yang menekankan bahwa berbagi tidak harus tertuju pada satu tempat tertentu saja. Prinsip ini diterapkan Jordi dalam menjalankan keyakinannya, yang baginya adalah tentang hubungan personal dan mendalam dengan Tuhan, bukan untuk konsumsi publik.


Happy Asmara Tak Sengaja Makan Babi

Happy Asmara. (dok. Instagram @happy_asmara77/https://www.instagram.com/p/DAA9Yzgo6ZU/)

Berbeda dengan Jordi Onsu yang pantang makan daging babi, pedangdut Happy Asmara belum lama ini tidak sengaja makan babi dalam siaran langsung di akun TikTok-nya. Sebelum makan, Happy tampak memastikan daging yang dimakannya itu benar daging sapi.

"Empuk nih dagingnya," ucap dia di klip tersebut. Namun, ekspresi wajah pemilik nama asli Heppy Rismanda Hendranata ini seketika berubah setelah membaca komentar yang mengungkap daging yang dimakannya adalah daging babi.

Ia langsung berhenti mengunyah dan bergegas ke toilet untuk melepeh makanan tersebut. "Tulisannya beef," kata Happy. "Rasanya tenggorokanku kayak enggak rela. Tulisannya gini, enggak ada bahasa Inggrisnya."

Kendati sempat panik, Happy menyebutkan bahwa rasa daging babi memang enak. "Enggak apa-apa, (yang) penting doyan, (yang) penting enggak sengaja," katanya.

Sebagaimana diketahui, daging babi haram dikonsumsi umat Islam, seperti Happy. Namun bila tidak disengaja, itu bukan tindakan berdosa, melansir NU Online, Kamis (3/10/2024). Dijelaskan pula, bila seseorang terlanjur memakan babi, ia harus menyucikan diri.

"Orang yang memakan daging anjing (atau babi), mulutnya dapat suci dengan dibasuh tujuh kali yang salah satunya dicampur dengan debu." (Ibnu Hajar al-Haitami, Fatawal Fiqhiyah al-Kubra, juz I, halaman 28-29).


Alasan Daging Babi Haram

Seorang wanita melihat babi panggang di pasar di Phnom Penh, Kamboja (4/2). Menyambut Tahun Baru Imlek, warga Kamboja mempersiapkan daging babi panggang untuk sajian makan. (AFP Photo/Tang Chhin Sothy)

Pelarangan memakan daging babi bagi Muslim sudah dijelaskan dalam Al-Qur'an. Ini tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 173, rangkum Antara.

"Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Baqarah [2]: 173).

Babi dan semua yang berhubungan dengannya haram dikonsumsi. Hal ini lantaran babi merupakan hewan yang termasuk najis, menurut NU Online.  "Adapun babi adalah binatang najis karena kondisinya lebih buruk dari anjing." (Abu Ishaq Asy-Syirazi, Al-Muhadzdzab fi Fiqhil Imam Asy-Syafi’i, Beirut, Darul Fikr, juz I, halaman 47).

"Di samping itu, (babi) dianjurkan dibunuh bukan karena ia membahayakan, dan telah disebutkan oleh nash keharamannya. Jika anjing saja najis, babi lebih najis. Sedangkan sesuatu yang lahir dari babi dan anjing atau salah satu dari keduanya adalah najis karena merupakan makhluk yang berasal dari najis, karenanya status hukumnya sama."

Selain itu, haram dalam mengonsumsi daging babi juga ditinjau dari segi kesehatan. Babi disebut sebagai "hewan yang jorok," sehingga dikhawatirkan banyak mengandung kotoran yang dapat menimbulkan penyakit.

 

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya