Barito Renewables Catat Laba USD 86 Juta hingga Kuartal III 2024

PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mencatat pendapatan turun 0,9 persen dan laba naik 1,8 persen hingga September 2024.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Nov 2024, 10:00 WIB
PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mencatat penurunan pendapatan tetapi laba bersih ke pemilik entitas induk naik tipis hingga kuartal III 2024. (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) mencatat penurunan pendapatan tetapi laba bersih ke pemilik entitas induk naik tipis hingga kuartal III 2024.

Mengutp laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Barito Renewables Energy Tbk mencatat pendapatan USD 441,3 juta hingga kuartal III 2024, turun tipis 0,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 445,3 juta.

Perseroan menyatakan pendapatan turun tipis didorong penurunan produksi dari bisnis geothermal akibat gangguan di unit 2 Darajat. Perseroan telah merampungkan masalah itu pada awal September 2024, dan operasional telah kembali normal sejak saat itu.

Perseroan membukukan kenaikan beban keuangan dari USD 100,54 juta menjadi USD 102,65 juta hingga September 2024. Pendapatan bunga naik dari USD 7,21 juta menjadi USD 11,84 juta. Perseroan alami rugi kurs sekitar USD 2,43 juta dari sebelumnya untung USD 944.000.

Perseroan mencatat laba sebelum pajak penghasilan turun 2,67 persen menjadi USD 217,71 juta hingga September 2024 dari periode sama tahun sebelumnya USD 223,70 juta.

Dengan demikian, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 1,8 persen menjadi USD 86,05 juta hingga September 2024 dari periode sama tahun sebelumnya USD 84,47 juta.

Perseroan menyatakan laba yang naik itu didukung dampak positif dari akuisisi Sidrap 1 dan peningkatan kepemilikan di Salak-Darajat.

Seiring kinerja tersebut, laba bersih per saham yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dasar dan dilusi tercatat USD 0,00064 hingga September 2024 dari periode sama tahun sebelumnya USD 0,00063.

Total ekuitas Perseroan naik menjadi USD 736,52 juta hingga kuartal III 2024 dari periode Desember 2023 sebesar USD 650,33 juta.Liabilitas naik menjadi USD 3,04 miliar hingga kuartal III 2024 dari periode Desember 2023 sebesar USD 2,85 miliar.

Aset Perseroan naik menjadi USD 3,78 miliar hingga September 2024 dari Desember 2023 sebesar USD 3,50 miliar. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 293,16 juta hingga September 2024 dari Desember 2023 sebesar USD 247,78 juta.

Perseroan menyatakan, total aset tumbuh 7,9 persen hingga September 2024 dibandingkan akhir 2023. Sedangkan, rasio utang bersih terhadap ekuitas dinilai membaik menjadi 2,1x dalam sembilan bulan 2024.


Bukan Soal Porsi Publik, Barito Renewables Energy Beberkan Alasan Saham BREN Didepak dari FTSE Russell

IHSG ditutup pada level 7.220,88. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya,PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjelaskan alasan saham perusahaan dihapus dari indeks FTSE Russell. Direktur PT Barito Renewables Energy Tbk, Merly menjelaskan, sejak penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), jumlah saham beredar BREN tak banyak mengalami perubahan.

Penghapusan saham BREN pada indeks FTSE disebutkan lantaran empat pemegang saham mengendalikan 97 persen dari total saham yang diterbitkan oleh Barito Renewables Energy. Hal ini tidak memenuhi ketentuan mengenai free float restrictions yang berkaitan dengan konsentrasi pemegang saham utama (high shareholder concentration).

"Pembatalan masuknya BREN dalam indeks FTSE Russell tersebut disebabkan karena adanya konsentrasi dari kepemilikan saham BREN oleh empat pemegang saham atau sebesar 97% dari total saham BREN sendiri, dan bukan karena tidak terpenuhinya ketentuan mengenai free float," tegas Merly dalam paparan publik BREN, Kamis (24/10/2024).

Adapun empat pemegang saham yang memiliki 97% saham BREN sudah disampaikan secara resmi kepada Bursa dan OJK pada proses penerbitan saham perdana (IPO) di tahun 2023. Antara lain, PT Barito Pacific Tbk (BRPT), Green Era Energy Pte., Jupiter Tiger Holdings, dan Prime Hill Funds. Pada saat IPO, kepemilikan saham oleh empat pemegang saham tersebut sebesar 97,00 persen. Setelah IPO sampai tanggal 19 September 2024, terdapat perubahan menjadi 95,97 persen.

Sebelum IPO, PT Barito Pacific Tbk mengempit 64,666% saham BREN. Kemudian Green Era Energy Pte. 23,603%, Jupiter Tiger Holdings dan Prime Hill Funds masing-masing 4,365%.

Setelah IPO, sampai dengan 19 September 2024, kepemilikan saham PT Barito Pacific Tbk dan Green Era Energy Pte. tidak mengalami perubahan. Sementara porsi kepemilikan Jupiter Tiger Holdings susut menjadi 3,941% dan Prime Hill Funds sisa 3,761%.

 


Jumlah Saham Free Float

Karyawan melintasi layar pergerakan IHSG, Jakarta, Rabu (3/8/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/08/2022), ditutup di level 7046,63. IHSG menguat 58,47 poin atau 0,0084 persen dari penutupan perdagangan sehari sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan data harian per tanggal 19 September 2024 yang disediakan untuk emiten oleh KSEI, jumlah saham yang memenuhi persyaratan free float berdasarkan ketentuan Bursa adalah sebesar 15.601.235.234 saham, atau 11,66%.

Jumlah ini tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan dengan persentase free float berdasarkan prospektus IPO yang menyebutkan bahwa jumlah saham free float adalah sebanyak 15.694.413.334 saham atau 11,73%.

"Jadi kalau dilihat juga sebenarnya dari sejak IPO sampai pada tanggal tersebut itu tidak mengalami perubahan yang cukup signifikan dari sejak tanggal IPO," kata Merly.

Sebagai perusahaan publik, Merly mengatakan BREN senantiasa akan menerapkan good corporate governance. Perseroan juga senantiasa akan memenuhi ketentuan ataupun kewajiban terhadap free float, termasuk pelaporan mengenai free float dan pemegang saham yang saat ini sudah dilakukan secara berkala.

"Termasuk pembelian oleh beneficial owner kami, Pak Prajogo Pangestu itu juga sudah kami laporkan secara berkala," imbuh Merly.


Pembelian Pengendali

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) ingatkan aksi beli oleh pengendali yang dilakukan terus menerus bisa mengurangi saham berada di publik atau free float. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, secara umum memang pengendali memiliki hak untuk membeli saham perusahaan, dengan mengacu ketentuan yang berlaku.

Dalam hal ini sekretaris perusahaan disebut memiliki peran untuk mencatat sekaligus mengingatkan besaran saham yang dimiliki masing-masing pemegang saham.

"Corporate secretary sebagai liaison officer juga punya kewajiban Untuk melakukan pendataan Dan melihat komposisi dari Struktur kepemilikan saham. Jadi pada saat nanti bursa melakukan monitoring terhadap pemenuhan persyaratan. Nah pada saat itu, dia (sekretaris) juga akan mengambil tindakan untuk memastikan perusahaannya untuk memenuhi free float," kata nyoman kepada wartawan.

 

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya