Liputan6.com, Jakarta Penanaman mangrove menjadi salah satu langkah penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Pasalnya, mangrove berfungsi sebagai pelindung alami terhadap abrasi dan intrusi air laut di tengah ancaman perubahan iklim.
Selain itu, hutan mangrove berperan sebagai habitat bagi berbagai spesies laut dan burung guna mendukung keanekaragaman hayati serta pelestarian lingkungan. Melihat hal itu, Nestlé MILO lewat Gerakan Pilih Hijau melakukan penanaman 15.000 mangrove pada Senin (15/7/2024) di Pantai Mangunharjo, Semarang, Jawa Tengah.
Advertisement
Penanaman 15.000 mangrove tersebut merupakan perwujudan kontribusi MILO ACTIV Indonesia Race 2023 bagi masyarakat yang difokuskan pada upaya pelestarian lingkungan.
Direktur Corporate Affairs & Sustainability PT Nestlé Indonesia, Sufintri Rahayu mengatakan bahwa melalui Gerakan Pilih Hijau, Nestlé MILO tidak hanya mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat, aktif, dan berkarakter tangguh, namun turut melestarikan lingkungan demi generasi yang akan datang.
"Penanaman 15.000 mangrove ini nantinya turut berkontribusi mengurangi serapan karbon 120,000 Kg CO2 eq (120 Ton CO2 eq) dalam satu tahun ke depan,” katanya.
"Kegiatan ini turut mendukung inisiatif Nestlé global, Good for Planet, untuk mempercepat transisi ke sistem pangan regeneratif, yang bertujuan untuk melindungi dan memulihkan lingkungan mencapai net zero emisi karbon pada 2050,” jelas Sufintri.
Sports Marketing Manager Nestlé MILO, Yozart Zulmi menegaskan bahwa melalui Gerakan Pilih Hijau, Nestlé MILO terus berupaya memberikan energi baik bagi bumi melalui berbagai kegiatan.
"Antara lain penanaman 3.000 pohon di Desa Bedono, Semarang, Jawa Tengah pada 2022, pembuatan bangku dari hasil daur ulang kemasan MILO, lomba kreasi daur ulang MILO bagi siswa Sekolah Dasar di Indonesia pada 2022, dan penggunaan 100% sedotan kertas pada produk MILO UHT,” tegasnya.
"Semoga melalui Gerakan Pilih Hijau dapat memberikan motivasi bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk bersama melestarikan lingkungan, karena ini tanggung jawab kita bersama,” jelas Yozart.
Selaras dengan Pelestarian Ekosistem Mangrove
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto mengapresiasi PT Nestlé Indonesia yang berkomitmen menjaga keberlanjutan lingkungan dengan melindungi, memperbaiki, dan memperbarui bumi melalui pelestarian ekosistem mangrove.
"Apa yang dilakukan oleh PT Nestlé Indonesia selaras dengan upaya kami dalam mengembangkan ekosistem mangrove untuk memberikan perlindungan keanekaragaman hayati dan ekosistem, serta memberikan perlindungan terhadap wilayah pesisir," ujarnya.
"Saya mengajak semua pihak, mari berkolaborasi dan bersinergi untuk mewujudkan pesisir yang lebih lestari, sehingga bisa berdampak positif bagi lingkungan dan manusia di sekitarnya," jelas Widi.
Manajer Operasional Yayasan Lindungi Hutan, Aminul Ichsan mengungkapkan bahwa program penanaman 15.000 mangrove yang diusung Nestlé MILO ini sangat baik.
"Harapannya tentu saja supaya mangrove yang ditanam ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas bukan hanya di wilayah pesisir saja, serta turut meningkatkan ekonomi masyarakat dalam jangka panjang,” ungkapnya.
"Semoga program-program seperti ini dapat terus digalakkan, tidak hanya dari Nestlé MILO tapi juga dari perusahaan lainnya," imbuh Aminul.
Advertisement
Libatkan 17 Petani
Ketua Kelompok Tani Mangrove Lestari, Sururi mengapresiasi komitmen Nestlé MILO dalam upaya pelestarian lingkungan terutama di daerah Mangunharjo. Ia menyebut, penanaman mangrove melibatkan total 17 petani dengan masa pengerjaan kurang lebih lima hari.
"Inisiatif Nestlé MILO ini menambah jumlah mangrove yang telah ditanam di seluruh Jawa Tengah, di mana saat ini sudah mencapai lebih dari satu juta pohon,” ujarnya.
"Saya berharap program seperti ini dapat terus konsisten dilakukan demi terjaganya lingkungan kita,” imbuh Sururi.
Sebagai informasi, penanaman 15.000 mangrove yang dilakukan Nestlé MILO di Pantai Mangunharjo, Semarang, Jawa Tengah, turut melibatkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, Yayasan LindungiHutan, dan Kelompok Tani Mangrove Lestari.
(*)