Liputan6.com, Jakarta - Setiap muslim memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu. Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis yang populer di tengah-tengah masyarakat.
طَلَبُ اْلعِلْمْ فَرِثْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya: ”Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap individu muslim.”
Ada banyak keutamaan bagi seorang penuntut ilmu, terutama yang didalaminya adalah ilmu agama. Di antara keutamaan belajar adalah dimudahkannya jalan menuju surga.
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Artinya: “Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju surga.” (HR Bukhari dan Muslim)
Baca Juga
Advertisement
Sebagai bentuk ibadah, tentu saja belajar atau menuntut ilmu akan mendatangkan pahala. Namun di era sekarang, ilmu yang perlu dipelajari tidak hanya soal agama. Banyak ilmu yang menunjang kehidupan dan penting untuk dipelajari.
Pertanyaannya, jika muslim menuntut ilmu umum selain agama apakah dia akan mendapat pahala? Untuk menjawab ini, simak penjelasan Pengasuh Pesantren Luhur Baitul Hikmah Malang KH Achmad Dhofir Zuhry alias Gus Dhofir yang mengutip kitab Ihya Ulumuddin karangan Imam Al-Ghazali.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Penjelasan Belajar Ilmu Umum Menurut Imam Al-Ghazali
Gus Dhofir mengatakan, Imam Al-Ghazali pernah membahas belajar ilmu umum selain agama dalam kitabnya Ihya Ulumuddin juz 1 halaman 3 atau 4. Dalam kitabnya, Imam Al-Ghazali malah menganjurkan umat Islam belajar ilmu-ilmu selain Islam.
“Kita disuruh belajar teknik sipil, disuruh belajar komputer. Dari dulu Imam Al-Ghazali katakan itu. Imam Ghazali meninggal 1113 Masehi, 505 Hijriah,” kata Gus Dhofir seperti dinukil dari YouTube NU Online, Jumat (1/11/2024).
Imam Al-Ghazali menjelaskan, ilmu terbagi menjadi dua, yaitu terpuji dan tercela. Ilmu yang terpuji kembali dibagi menjadi dua, yaitu fardhu ‘ain dan kifayah.
“Fardhu ain kewajiban personal, fardhu kifayah kewajiban sosial,” jelasnya.
Advertisement
Imam Syafi’i juga Belajar Ilmu Barat
Ilmu fardhu kifayah juga dibagi menjadi dua, yaitu ilmu yang perlu dipelajari sekarang dan boleh kapan-kapan. Contoh ilmu yang perlu dipelajari segera adalah ilmu kedokteran atau informasi dan teknologi.
“Ilmu yang kapan-kapan contohnya ilmu tekstil, ilmu arsitektur,” kata Gus Dhofir.
“Beliau katakan ini nyaris seribu tahun yang lalu. Kita suruh belajar ilmu-ilmu barat,” lanjutnya.
Bahkan, para imam terdahulu sudah mencontohkan untuk belajar ilmu-ilmu barat. Misalnya, Imam Syafi’i dan Abu Hanifah yang merupakan seorang filsuf sering membaca karya-karya filsuf Yunani.
“Kok kita alergi filsafat sekarang? Kan aneh sekarang,” imbuhnya.
Apakah belajar ilmu-ilmu seperti itu akan mendapatkan pahala? Gus Dhofir mengatakan, “Ya banyak mas pahalanya, jelas itu,” katanya menjawab orang yang bertanya.
Wallahu a’lam.