Liputan6.com, Jakarta - Usianya memang masih terbilang muda, namun fotografer profesional asal Yogyakarta yang satu ini memang berbeda dari yang lain. Ivan Septian Wasiono, begitu nama lengkapnya.
Belajar fotografi secara otodidak, Ivan mampu membuktikan diri, bahwa dedikasi dan semangat belajar dapat membawa seseorang dari cupu menjadi suhu di bidangnya.
“Jangan berhenti untuk mengembangkan kemampuan yang ada pada diri kita. Teruslah belajar, ciptakan karya yang kreatif, hidup, dan bercerita,” ujar dia, Sabtu (2/11/2024).
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, setiap orang memiliki potensi untuk berkembang. Namun potensi saja tidak cukup jika tidak diasah dengan kerja keras dan terus belajar dari pengalaman, untuk menghasilkan kreativitas.
“Dengan tekad dan ketekunan, mimpi dan bakat dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang lebih besar dan membawa dampak bagi orang banyak,” kata dia menginspirasi.
Belajar fotografi secara otodidak sejak 2013 lalu ujar dia, Ivan langsung disodori tantangan mengabadikan dokumentasi foto sebuah kontes kecantikan lokal.
“Bersyukur meskipun pemula hasil karyanya cukup memuaskan panitia hingga diundang motret untuk sebuah acara berlevel nasional,” ujar dia mengenang.
Namun jalan karier Ivan tidak semuanya mulus, saat menjalani sesi pemotreten sebuah kegiatan, tata letak pencahayaan acara diubah fotografer lain, hingga foto yang dihasilkan tidak sesuai ekspektasi panitia.
“Pengalaman ini menjadi titik balik yang memotivasi diri saya untuk lebih mendalami teknik lighting dan fotografi secara mendalam,” ujar dia.
Setelah kejadian tersebut, ada istilah pengalaman adalah guru paling berharga, Ivan lebih giat dan berlatih mempelajari teknik lighting dan fotografi secara menyeluruh melalui ragam workshop, termasuk aktif di komunitas fotografi.
“Saya juga mulai ikut berbagai lomba fotografi untuk membuktikan bahwa hasil karya saya mampu bersaing, khususnya di genre potret dan fotografi makanan dan hasilnya kami sering juara,” ujar dia bangga.
Simak Video Pilihan Ini:
Berkembang Bersama Komunitas Cosplay Fotografi
Dua tahun berselang, mulai 2015 lalu Ivan pun mencari tantangan baru dengan terjun ke dunia fotografi Cosplay dengan bergabung dengan komunitas Kameko Jogja, sebuah komunitas yang berfokus pada fotografi Cosplay. “Mulai tahun 2022, saya dipercaya menjadi ketua komunitas tersebut,” ujar dia.
Selain aktif melakukan sesi pemotretan, bersama Kameko Jogja Ivan mulai mendapatkan kepercayaan menjadi juri kompetisi fotografi untuk kategori potret dan cosplay, sambil berbagi pengalaman dan inspirasi bagi fotografer lain.
“Saat ini kami juga muai aktif membantu para pemula di dunia fotografi untuk mendapatkan ilmu melalui komunitas dan kelas fotografi yang kami adakan,” ujar dia.
Bahkan sejak tahun lalu, Ivan mendapatkan kepercayaan sebagai koordinator Kameko Indonesia untuk mengenalkan lebih luas dunia fotografi kategori potret dan cosplay.
“Kami ingin memperluas pengaruh dan kontribusinya untuk dunia fotografi cosplay di tingkat nasional,” ujar dia.
Seperti diketahui fotografi cosplay adalah kegiatan fotografi yang bertujuan untuk menceritakan atau mengisyaratkan sebuah kisah dengan bantuan cosplayer.
Cosplay merupakan seni berpakaian dan berakting secara bersamaan untuk menirukan karakter pakaian dan kepribadian tokoh yang diidolakan melalui karakter fiksi, seperti dari anime, manga, film, video game, atau buku komik.
Dalam fotografi Cosplay, seorang fotografer dapat membantu mengarahkan seorang cosplayer hingga merasa nyaman layaknya seorang aktor. Cosplay sendiri akronim dari ‘costume play’ yang berasal dari komunitas anime dan mana di Jepang pada 1984 silam. Orang yang melakukan cosplay disebut cosplayer.
Walhasil, dalam satu dekade terakhir kiprahnya, pria kelahiran 19 September 1990 itu terus berkembang. Selain menjadi pemenang berbagai lomba fotografi kategori potret dan cosplay, Ivan mulai aktif menjadi juri kompetisi foto berskala nasional, hingga menjadi Key Opini on Leader (KOL) salah satu brand perlengkapan fotografi ternama.
Advertisement