Menteri Kebudayaan Fadli Zon Ingin Museum-Museum di Indonesia Naik Kelas: Wajah Peradaban Bangsa

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa museum bukanlah gudang penyimpanan artefak. Ia tak ingin museum di Indonesia dipandang sebelah mata.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 02 Nov 2024, 10:01 WIB
Rombongan tur museum menikmati penjelasan sejarah Museum Nasional Indonesia yang baru dibuka kembali pada 15 Oktober 2024 setelah kebakaran hebat. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Belum genap dua minggu menjabat, Menteri Kebudayaan Fadli Zon sudah punya proyeksi tentang masa depan museum-museum di Indonesia. Ia ingin museum yang jumlahnya sekitar 500 unit di Indonesia, baik yang dikelola pemerintah, individu, maupun lembaga swasta, naik kelas.

"Seringkali museum itu dianggap sebelah mata. Tapi kalau kita datang ke negara-negara maju, justru museum itu berada di halaman depan setiap negara... Jadi memang, tampilan museum kita ini harus tampilan wajah kita, wajah budaya kita, wajah peradaban kita. Museum ini bukan berada di belakang, justru museum ini harus ada di depan," ujarnya di sela meresmikan Lomba Cerdas Cermat Museum di Museum Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat, 1 November 2024.

Dengan terbentuknya Kementerian Kebudayaan untuk pertama kali, pihaknya berencana melanjutkan upaya-upaya untuk menstandardisasi museum-museum supaya semuanya naik kelas. Saat ini, standar museum terbagi tiga, yaitu standar A, B, dan C.

"Kita berharap museum kita semakin banyak standar A, termasuk di daerah-daerah," ujarnya.

Standar yang dimaksud meliputi kualitas narasi dari museum, layanan edukasi yang semakin baik, dan tampilan yang bisa menarik semakin banyak anak-anak muda. Dengan kehadiran Gen Z dan Gen Alfa yang terbiasa dengan teknologi, ia bakal mendigitalisasi artefak-artefak yang berada di museum.

"Tentu dimulai dari Museum Nasional yang sudah ada dan sekarang ini dalam proses penyempurnaan, perbaikan, apalagi pasca-kebakaran yang lalu, tahun lalu, dan nanti ke museum-museum yang lain yang berada di bawah Kementerian Kebudayaan," sambung mantan Wakil Ketua DPR RI itu.

 

 


Museum Bukan Gudang Penyimpanan

Museum Nasional Indonesia diramaikan pengunjung. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Fadli mengingatkan bahwa museum bukanlah gudang penyimpanan akhir artefak-artefak bersejarah. Ia ingin fungsi museum sebagai tempat belajar, meningkatkan literasi, dan sebagainya dikembalikan, lewat berbagai aktivitas.

Salah satunya dengan menggelar Lomba Cerdas Cermat Museum (LCCM) yang diikuti 108 peserta siswa SMP/Mts dari 36 provinsi di Indonesia. Lomba yang penyelenggaraannya sudah masuk tahun ke-10 itu kali ini mengusung tema Arunika yang melambangkan semangat baru untuk keberlanjutan budaya. Acara itu akan berlangsung pada 1--7 November 2024.

"Kegiatan Lomba Cerdas Cermat Museum ini yang sudah terselenggara selama 10 tahun, saya kira menjadi satu kegiatan yang sangat baik dan positif ya, terutama bagaimana melibatkan kalangan Generasi Z, generasi penerus, generasi milenial, untuk mengapresiasi museum. Bukan hanya mengapresiasi, tapi juga bagaimana mereka mulai mengetahui substansi, isi, artefak dan kekayaan yang berada di dalam museum itu," kata Menbud.

Ke depan, pihaknya juga ingin menggandeng Asosiasi Museum Indonesia dan berbagai komunitas lainnya untuk semakin menghidupkan museum. "Bukan menjadi satu tempat hanya semacam penyimpanan gitu, tapi justru dinamis ya. Menjadi semacam tempat seperti ini untuk aktivitas-aktivitas budaya, aktivitas-aktivitas literasi, dan sebagainya," imbuhnya.


Indonesia Bisa Jadi Negara Adikuasa Bidang Budaya

Menteri Kebudayaan Fadli Zon. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Seperti pengalamannya mengunjungi museum-museum di berbagai negara, ia berharap museum di Indonesia jadi tempat belajar untuk merancang masa depan. "Dari sini, kita bisa belajar tentang perjalanan bangsa kita. Kalau kita mau mengetahui bangsa kita hari ini, ya kita harus belajar dari masa lalu. Kalau kita ingin merancang masa depan, ya kita harus belajar dan merancang dari hari ini," kata Fadli.

Ia kembali mencontohkan Museum Nasional sebagai rujukan. Koleksi yang dipamerkan ke publik baru sebagian kecil dari koleksi museum keseluruhan. "Mungkin baru 5--10 persen dari koleksi Museum Nasional ya? Saya baru lihat storage atau tempat penyimpanan dari koleksi museum di wilayah Jakarta Timur sana, jumlahnya juga banyak sekali," sambung Fadli.

Koleksi tersebut membuktikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang kaya dengan budaya. Kekayaannya tersebar dari Sabang sampai Merauke dalam berbagai wujud, mulai dari seni rupa, film, musik, lukisan-lukisan purba, hingga wayang, keris dan berbagai benda budaya yang terdaftar di UNESCO sebagai intangible cultural heritage.

"Di dunia ini mungkin kalau ekonomi kita belum menjadi negara super power, belum menjadi negara adikuasa. Tapi di bidang budaya, saya yakin Indonesia ini adalah negara adikuasa," ujarnya.

"Budaya ini bukan, sekali lagi bukan masa lalu, tapi justru budaya ini adalah masa depan. Cultural capital, ya modal budaya. Modal budaya ini sangat penting," ia menekankan.


Pembukaan Kembali Museum Nasional

Penjelasan jadwal pemanduan di Museum Nasional Indonesia. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Ditutup lebih dari setahun lalu akibat kebakaran hebat, Museum Nasional Indonesia akan segera dibuka untuk umum pada 15 Oktober 2024. Wajah museum yang berada di kawasan Merdeka Barat itu pun diperbarui seiring proyek revitalisasi yang digelar.

Setelah dibuka kembali, waktu operasional Museum Nasional Indonesia dimulai pukul 08.00 hingga pukul 16.00 WIB setiap Selasa hingga Kamis. Sementara, museum di akhir pekan buka lebih panjang, sampai pukul 20.00 WIB, dan tutup setiap Senin dan Hari Libur Nasional.

Harga tiket masuk museum juga menyesuaikan. Berikut detailnya:

Wisatawan Domestik

Anak-anak (usia 3-12 tahun) Rp15.000/orang

Dewasa Rp25.000/orang

Wisatawan Asing

Anak-anak dan Dewasa Rp50.000/orang 

Anak-anak usia kurang dari 3 tahun tidak dikenakan tiket

WNA yang menunjukkan KITAS/KITAP dikenakan tarif Wisatawan Domestik

Ruang imersifA juga akan kembali dibuka untuk umum. Harga tiketnya Rp35ribu per orang di luar harga tiket masuk, dengan kuota maksimal 35 orang per sesi. Tiket dapat dibeli di loket tiket Museum Nasional Indonesia atau secara online di traveloka.com.  

Aturan berbeda terkait tiket masuk diberlakukan untuk penyandang disabilitas, yatim piatu, lanjut usia, tamu negara, masyarakat kurang mampu secara ekonomi dengan tujuan memaksimalkan keberlangsungan inklusivitas pengunjung. Mereka akan dibebaskan dari biaya masuk seperti tercantum di atas.

 

 

Infografis Museum di Indonesia. (Dok: Abdillah/Tim Grafis Liputan6.com)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya