Liputan6.com, Jakarta - PT Bio Farma (Persero) disebut telah mendapat kontrak pembuatan vaksin baru senilai Rp 1,4 triliun. Menteri BUMN Erick Thohir menyebut kontrak itu untuk pemenuhan vaksin global.
Erick Thohir bilang telah menerima laporan usai pertemuan perusahaan farmasi global di Brazil, beberapa waktu lalu. Menurutnya, ini jadi kontribusi Bio Farma terhadap industri kesehatan global.
Advertisement
“Saya dapat laporan kemarin baru rapat besar di Brazil dan kembali kita dipercaya untuk menjadi bagian dari global player membantu isu kesehatan dunia,” ujar Erick Thohir dalam konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, dikutip Sabtu (2/11/2024).
Sementara itu, Wakil Direktur Utama Bio Farma, Soleh Ayubi mengatakan, akan ada kontrak penyediaan vaksin sekitar Rp 1,4 triliun. Dia bilang, kontrak itu untuk dilaksanakan pada 2025, tahun depan.
“Jadi yang di Brazil itu kontrak tahun 2025, itu baru sebagian ya, itu Rp1,4 triliun, nilai kontraknya," kata dia.
Soleh menjelaskan, nilai kontrak tersebut hampir separuh dari target kontrak ekspor vaksin Bio Farma. Pada 2025, Holding BUMN Farmasi itu ditarget mengantongi kontrak ekspor vaksin senilai Rp 3 triliun.
“jadi samehow di detik ini kita sudah bisa hampir setengahnya, untuk ekspor saja. Rp 3 triliun itu untuk ekspor, kalau dalam negeri tidak dalam konteks ini ya,” paparnya.
Guna menunjang produksi vaksin tersebut, Bio Farma mampu membuat 3,1 miliar dosis di pabriknya di Bandung, Jawa Barat. Dia memastikan kapasitas produksi itu akan meningkat seiring penambahan pabrik.
“Bahwa kapasitas kita itu sekarang 3,1 miliar dosis, yang kita di Pasteur, Bandung ya. Dan kita akan tingkatkan beberapa kali lipat dan tidak mungkin dilakukan di pabrik kita yang di Bandung,” pungkas Soleh Ayubi.
Target Peningkatan Produksi Bio Farma
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mematok target tinggi dalam pengembangan bisnis Holding BUMN Farmasi, PT Bio Farma. Dia menargetkan produksi vaksin Bio Farma naik 5 kali lipat dalam 10 tahun kedepan.
Pada konteks peningkatan produksi tadi, Erick berharap Bio Farma menggenjot kerja sama internasional dengan nehara lain.
"Saya terus mengupayakan Bio Farma ini terus menjalin kerja sama dengan banyak pihak di berbagai negara supaya Bio Farma ini juga bisa menjadi pusat atau salah satu pusat produksi vaksin dunia yang sebenarnya cikal bakalnya sudah ada, jadi tinggal kita dorong lagi," ungkap Erick, dalam Konferensi Pers, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (1/11/2024).
Advertisement
Meningkat 5 Kali Lipat
Melalui kerja sama yang terjalin tadi, dia menargetkan peningkatan produksi obat Bio Farma. Dalam 10 tahun mendatang, harapannya produksi Bio Farma meningkat 5 kali lipat.
"Bahkan kita dorong produksinya untuk 10 tahun kedepan kalau bisa, bisa naik 5 kali lipat," kata dia.
Ini tidak sebatas pada jenis vaksin tertentu. Erick melihat peluang produksi vaksin untuk berbagai keperluan.
"Ini berbagai jenis vaksin ya, ada serviks ada macam-macam kemarin saya di Inggris waktu itu ada tanda tangan dengan salah satu perusahaan dari Skotlandia untuk darah, ya kelainan dafah waktu itu. Nah ini memang menjadi hal yang penting," bebernya.