Liputan6.com, Jakarta - Memanjangkan kuku bisa jadi memang merupakan kebiasaan bagi sebagian orang. Namun bagi sebagian lainnya, kuku panjang bisa pula menjadi salah satu tren fashion yang dipercaya dapat membuat penampilan terlihat semakin menarik.
Kuku panjang sangat identik dengan wanita. Namun, seiring perkembangan waktu kini juga banyak digandrungi oleh kaum pria.
Baca Juga
Advertisement
Memiliki kuku panjang yang rapi dan terpoles dianggap dapat membuat penampilan terlihat lebih elegan yang membuat kepercayaan diri meningkat.
Lantas, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana hukumnya jika seorang muslim yang hendak berwudhu dalam keadaan berkuku panjang?
Apakah wudhu sah? Berikut penjelasannya mengutip dari NU Online.
Saksikan Video Pilihan ini:
Anjuran Memotong Kuku Tidak Lebih dari 40 Hari
Imam Nawawi dalam kitab al-Majmu' Syarah al-Muhadzab, Jilid I, halaman 339 mengatakan bahwa Rasulullah saw menganjurkan umatnya untuk memotong kuku secara rutin, bahkan dianjurkan tidak lebih dari 40 hari. Pasalnya, memotong kuku adalah salah satu dari lima perkara fitrah (mencukur kumis, rambut, bulu ketiak dan bulu kemaluan), yang dianjurkan oleh Islam untuk dibersihkan. Simak penjelasan Imam Nawawi ini:
أما تقليم الأظفار، فمجمع على أنه سنة، وسواء فيه الرجل والمرأة. انتهى
Artinya: "Adapun memotong kuku, maka telah disepakati bahwa itu adalah sunnah, baik bagi laki-laki maupun perempuan,".
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis riwayat Muslim, bersumber dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda bahwa umat Islam dianjurkan untuk memotong kumis, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, dan memotong kuku dalam waktu tidak lebih dari empat puluh hari. Nabi bersabda:
وُقِّتَ لنا في قصِّ الشَّارِبِ، وتقليمِ الأظْفارِ، ونتْفِ الإبْطِ، وحَلْقِ العانةِ: ألَّا تُترَكَ أكثرَ مِن أربعينَ
Artinya: "Telah ditentukan bagi kami waktu untuk memotong kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur bulu kemaluan, yaitu tidak boleh dibiarkan lebih dari empat puluh hari."
Lantas, bagaimana hukum wudhu dengan kuku panjang?
Advertisement
Hukum Wudhu dengan Kuku Panjang
Untuk menjawab persoalan ini, menurut KH. M. Sjafi'i dalam kitab 100 Masalah Agama, Jilid 5, [Kudus; Menara Kudus, 1982], halaman 102, berwudhu dan sholat dengan kuku panjang hukumnya sah.
Hal ini karena kuku panjang tidak menghalangi keabsahan bersuci dan sholat seseorang. Namun, syaratnya di bawah kuku tersebut tidak mengandung najis atau kotoran yang bisa menghalangi sampainya air ketika berwudhu.
Sementara itu, Imam Nawawi dalam kitab Majmu' Syarah al Muhadzab, Jilid 2 [Lebanon; Dar al-Kotob al Ilmiyah, 1971] halaman 380, menjelaskan bahwa kuku panjang, memang tidak menjadi penghalang wudhu jika kuku bersih dan tidak ada kotoran yang menumpuk di bawahnya.
Namun, jika ada kotoran yang menumpuk di bawah kuku, maka kotoran tersebut akan menjadi penghalang air wudhu untuk sampai ke kulit. Hal ini dapat menyebabkan wudhu menjadi tidak sah dan sholat menjadi batal.
”Jika pada sebagian anggota tubuh seseorang ada lilin, adonan, henna, atau benda sejenisnya yang menghalangi air sampai ke bagian tubuh tersebut, maka bersucinya tidak sah, baik benda tersebut banyak atau sedikit. Namun, jika pada tangan atau anggota tubuh lainnya masih terdapat bekas henna atau warnanya, tanpa zatnya, atau bekas minyak cair yang memungkinkan air menyentuh kulit anggota tubuh dan mengalir di atasnya tetapi tidak menempel, maka wudhunya sah.”
Memotong Kuku adalah Sunnah Fitrah
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Imam Abdurrauf al Munawi dalam kitab Faidhul Qadir Syarah Al-Jami' Ash-Shaghir Jilid 3, halaman 455, bahwa memotong kuku memang dianjurkan dalam Islam, bahkan dianggap sebagai sunnah fitrah. Adapun sunnah fitrah sendiri merujuk pada tindakan-tindakan alami manusia yang dianjurkan Nabi Muhammad untuk dijaga demi kebersihan dan kesucian. Jadi, meski tidak wajib secara hukum, menjaga kebersihan kuku dengan memotongnya tetap dianjurkan demi kesempurnaan ibadah seorang Muslim.
"(Dan memotong kuku) adalah kata kerja aktif dari kata "qalama" yang berarti "memotong". Yang dimaksud adalah menghilangkan bagian kuku yang melebihi bagian yang menempel pada ujung jari, karena kuku merupakan tempat berkumpulnya kotoran. "
"Ibnu Arabi berkata: "Memotong kuku adalah sunnah secara ijma' (konsensus ulama), dan kami tidak mengetahui ada seorang pun yang berpendapat bahwa memotong kuku wajib karena dirinya sendiri. Namun, jika kotoran menghalangi air sampai ke kulit, maka wajib menghilangkannya untuk bersuci. Keumuman ini mencakup jari tangan dan kaki." [Imam Abdurrauf al Munawi dalam kitab Faidhul Qadir Syarah Al-Jami' Ash-Shaghir Jilid 3, [Mesir; Madrasah tijariyah al Kubra, 1356 H], halaman 455].
Dengan demikian, melaksanakan wudhu dengan kuku panjang tetap sah, asalkan kuku tersebut bersih dan tidak mengandung najis atau kotoran yang menghalangi air masuk ke sela-sela kuku. Jika kuku panjang tersebut kotor dan mengandung najis, maka wudhu tidak sah. Ketika wudhu tidak sah, maka sholat bisa menjadi tidak sah juga.
Terakhir, bagi yang kukunya panjang, sebaiknya rutin membersihkan kuku saat wudhu. Hal ini penting karena kuku yang panjang dapat masuk kotoran dan benda yang dapat menghalangi air wudhu membasahi seluruh anggota wudhu. Selain itu, kuku yang panjang juga dapat menjadi tempat bersarangnya kotoran dan bakteri.
Advertisement