Liputan6.com, Jakarta - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Institut Teknologi dan Sains Nahdlatul Ulama (ITSNU) Pekalongan meluncurkan program inovatif yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Kendaldoyong, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang.
Program yang bertajuk "Penerapan Smart Farming dan Zero Waste untuk Meningkatkan Hasil Produksi" ini merupakan inisiatif yang didukung oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Advertisement
Peluncuran program ini dihadiri oleh 27 anggota Kelompok Tani Ikhtiar Jaya yang mengikuti pelatihan pembuatan briket dari limbah sekam padi. Kegiatan yang dilaksanakan di Balai Desa Kendaldoyong ini juga disaksikan oleh Kepala Desa dan Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Petarukan.
Dalam pelatihan ini, para petani diajarkan bagaimana mengolah limbah sekam padi yang selama ini terabaikan menjadi briket yang bisa digunakan sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Ketua Tim PKM ITSNU Pekalongan, Abdul Hakim Prima Yuniarto, menyatakan bahwa program ini hadir untuk menjawab dua tantangan utama yang dihadapi petani setempat, serangan hama dan limbah sekam padi yang menumpuk.
“Melalui pelatihan ini, kami ingin memberikan solusi praktis bagi para petani untuk mengatasi masalah limbah sekam padi dengan mengolahnya menjadi briket yang bisa digunakan sendiri atau bahkan dijual sebagai bahan bakar alternatif,” ujar Abdul Hakim, dalam keterangannya, Sabtu (2/11/2024).
Perkenalkan teknologi Internet of Things (IoT)
Para peserta tampak antusias mengikuti seluruh proses pembuatan briket, mulai dari pengeringan hingga pencetakan, dan mengapresiasi metode yang disampaikan karena mudah diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.
Tahap selanjutnya dari program PKM ini dilaksanakan pada 1 November 2024, berfokus pada penerapan sistem smart farming.
Dalam kegiatan ini, teknologi berbasis Internet of Things (IoT) akan diperkenalkan untuk pengendalian hama yang lebih efisien. Sistem ini dapat mendeteksi hama secara otomatis dan memberikan respons yang tepat, sehingga mengurangi risiko kerusakan tanaman.
Program ini diharapkan menjadi contoh kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam mendorong kemajuan sektor pertanian. Dengan penerapan teknologi smart farming dan pemanfaatan limbah, Kelompok Tani Ikhtiar Jaya diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan hasil panen, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Advertisement
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani
Petani setempat, Kurnianto, selaku ketua kelompok tani, menyatakan harapannya agar ITSNU Pekalongan terus mendampingi mereka.
"Kami merasa sangat terbantu dengan adanya teknologi ini, dan kami berharap pendampingan ini bisa berlanjut agar hasil pertanian kami semakin baik," ujar Kurnianto selaku ketua kelompok tani Ikhtiar Jaya.
Dengan keberlanjutan program ini, ITSNU Pekalongan tidak hanya berupaya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga berkontribusi pada pertanian yang lebih ramah lingkungan. Diharapkan, inovasi serupa dapat diadopsi oleh lebih banyak kelompok tani di wilayah lain, menciptakan pertanian yang produktif dan berkelanjutan di Indonesia.