Liputan6.com, Yogyakarta - Tingginya angka stunting yang mencapai 8,4% atau sekitar 44 anak dari dari seluruh jumlah anak yang ada di Desa Purwobinangun, Pakem, Sleman menjadi ide Kelompok Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Nursing Care Club (NCC) Emergency Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) untuk berinovasi. Potensi desa yang memiliki peternakan ikan nila menjadi sumber protein baik dengan memanfaatkan ikan nila sebagai solusi gizi membuat berbagai olahan ikan nila seperti nugget ikan.
Wahyu Puspita Sari Ketua Kelompok PPK Ormawa NCC Emergency menjelaskan program ini dilakukan karena kondisi air yang cukup baik di Desa Purwobinangun untuk kolam ikan nila. Namun belum banyak masyarakat paham pemanfaatan ikan nila dalam pencegahan stunting.
“Kalau di Desa Purwobinangun terkenal dengan sumber airnya yang melimpah, kemudian masyarakatnya punya banyak kolam. Beberapa warga yang punya kolam juga melakukan budidaya ikan, terutama ikan nila. Namun masih ada warga yang belum mengoptimalkan terkait penggunaan kolamnya itu,” jelas Wahyu Kamis 17 Oktober 2024.
Baca Juga
Advertisement
Kelompok PPK Ormawa NCC Emergency ini mengolah ikan nila menjadi nugget, juga membuat makanan ikan (pelet) dengan bahan dasar tulang ikan yang dikeringkan dan dihaluskan. Langkah ini berutujuan supaya semua bagian ikan nila seluruhnya dapat dimanfaatkan. “Kami juga membuat produk lainnya seperti pelet ikan nila. Jadi kami memanfaatkan kepala dan tulang ikan yang dikeringkan, diolah, dihaluskan dan menjadi tepung sebagai bahan baku pelet ikan nila. Ini merupakan konsep, zerowaste yang kami terapkan,” papar Wahyu.
Program yang dijalankan ini juga sudah menguji nilai gizi yang terkandung dalam nugget ikan nila. Lalu masyarakat juga merasa teredukasi dengan program yang dijalankan. “Kami juga uji lab dari gizi nugget ikan nila bersama ahli gizi di puskesmas Pakem dan hasilnya menunjukkan kadar gizi proteinnya itu lebih dari 50% dan itu dihitung cukup. Berdasarkan penilaian atau penghitungan dari kelompok kami, dosen pembimbing dan pemerintah desa, program kami cukup efektif untuk awalan menurunkan angka stunting. Dilihat dari perubahan masyarakatnya yang saat ini pengetahuannya lebih meningkat karena sudah menjalani program edukasi yang kami berikan,” ungkap Wahyu.
Lebih lanjut Wahyu menjelaskan Posyandu menjadi lokasi pendistribusian nugget ikan nila di desa tersebut. Langkah ini juga didukung oleh anggaran tambahan makanan di masing-masing posyandu. “Produk nugget ikan nila akan didistribusikan ke posyandu secara cuma-cuma oleh kelompok Mpok Nila, dengan sumber anggaran desa untuk makanan tambahan di setiap posyandu. Untuk keberlanjutan produksi nugget ikan nila juga diambil dari dana tambahan, karena saat ini memang belum diperjual belikan,” imbuh Wahyu.
Aris Slamet Widodo Kepala Divisi Pengabdian Mahasiswa, Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UMY, mengapresiasi pengabdian yang dilakukan oleh tim PPK Ormawa Emergency ini. Menurutnya, tujuan dari program ini adalah untuk menyadarkan para individu dan kelompok kader kesehatan akan pentingnya pemanfaatan bagian ikan nila, yang tentunya juga akan meningkatkan sektor ekonomi masyarakat. “Program ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran kader kesehatan dan kelompok Anting Mpok Nila tentang pentingnya pemanfaatan seluruh bagian ikan nila, serta meningkatkan ekonomi masyarakat melalui produksi pelet ikan nila,” tutup Aris.