PDIP Akui Tak Khawatir Jokowi Cawe-cawe di Pilkada Jateng

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengaku tidak khawatir jika Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) ikut campur atau cawe-cawe dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Tengah.

oleh Tim News diperbarui 03 Nov 2024, 19:00 WIB
Presiden Joko Widodo menjelaskan Kartu Indonesia Sehat acara silaturahmi dengan penerima manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Istana Negara, Jakarta (23/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengaku tidak khawatir jika Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) ikut campur atau cawe-cawe dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Tengah.

"Enggak, ya itu, publik kan sudah semakin, rakyat sudah semakin jelas, sudah semakin lama kelamaan sudah semakin diperjelas ya. Sikap-sikap selama ini, Pak Jokowi itu seperti apa," ujar Ketua DPP PDIP Nusyirwan Soejono kepada wartawan di Jakarta, Minggu (3/11/2024).

"Jadi, sudah tidak menjadi hal yang istimewa lagi," tambahnya.

Nusyirwan menegaskan bahwa partainya tidak memiliki kekhawatiran atau kerisauan mengenai hal ini. Menurutnya, sosok mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak lagi dianggap memiliki keistimewaan dalam konteks politik PDIP.

"Enggak, tadi itukan pertanyaan bagaimana dengan sikap Pak Jokowi yang seperti itu," katanya.

"Nah menurut saya, sudah tidak menjadi hal yang istimewa lagi, memang karakter atau sikap yang dilakukan beliau selama ini yang seperti itu," pungkas Nusyirwan.


Ridwan Kamil Ketemu Jokowi, Sekjen PDIP: Menunjukkan Mentalitas Kalah

Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi mengunggah momen pertemuan dengan mantan Gubernur Jawa Barat sekaligus Cagub Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil di Solo, Jawa Tengah, Jumat 1 November 2024 malam. (Foto: akun X @jokowi)

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menilai, calon gubernur Jakarta nomor urut satu Ridwan Kamil alias RK sedang mempertontonkan mentalitas yang lemah. Salah satunya dengan menemui sejumlah tokoh di saat elektabilitasnya disebut merosot.

"Di tengah-tengah hasil survei yang menunjukkan pasangan RK itu mengalami penurunan secara drastis, menunjukkan ketidakpercayaan publik yang makin besar, kemudian Pak RK datang ke Pak Jokowi, itu menunjukkan mentalitas kalah," tutur Hasto usai acara lomba Victoria Run di Tangerang, Banten, Minggu (3/11/2024).

Menurutnya, langkah Ridwan Kamil menemui Presiden RI ke-7 Joko Widodo atau Jokowi tentunya dalam rangka meminta restu dan pertolongan agar memenangkan Pilkada Jakarta 2024. Gaya tersebut pun menurutnya seperti mengembalikan Indonesia ke budaya Orde Baru.

Sementara, anak muda sebenarnya tidak suka dengan langkah meminta pertolongan dan restu dalam kontestasi politik, seperti yang diperlihatkan Ridwan Kamil. Khususnya Generasi Z, yang disebutnya lebih suka kepada kandidat yang menawarkan gagasan dan mempertontonkan prestasi.

"Budaya restu-restuan itu adalah budaya lama, budaya orde baru. Berbeda dengan budaya anak muda, generasi milenial, Gen Z ya mengedepankan prestasi, itu bedanya. Harus turun ke bawah, dengan menampilkan gagasan yang baik, sehingga ketika RK datang ke Pak Jokowi itu menunjukkan sekali lagi mentalitet kalah, mentalitet bukan pejuang," jelas dia.


Tak Akan Dilakukan Pramono-Rano

Hasto Kristiyanto mengatakan, langkah Ridwan Kamil meminta pertolongan untuk menang Pilkada Jakarta 2024 tidak akan pernah dilakukan oleh cagub-cawagub yang diusungnya, yakni Pramono Anung dan Rano Karno alias Bang Doel.

"Maka dari itu, kami makin meyakini Pak Pramono Anung dan Rano Karno akan memenangkan Pilkada Jakarta, karena terus turun ke bawah dan menyapa rakyat dengan gagasan gagasan yang membangun Jakarta sebagai global city," ungkapnya.

 

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka.com

Infografis PDIP Sebut Jokowi dan Gibran Bukan Kader Lagi. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya