Liputan6.com, Jakarta - Ramai jadi pembicaraan Anggur Shine Muscat impor diduga mengandung residu kimia membuat Badan Pangan Nasional (Bapanas) turut melakukan uji kadar kandungannya. Masyarakat juga diimbau untuk mengonsumsi buah lokal.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengungkap hasil uji cepat menunjukkan tidak ada kadar residu kimia berbahaya dalam Anggur Muscat. Menurut dia, kehadiran buah impor jadi pilihan bagi masyarakat. Meski demikian, Arief tetap mengimbau masyarakat memilih buah-buahan lokal. Salah satu tujuannya, untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
Advertisement
"Dengan memilih buah lokal menunjukkan komitmen kita terhadap pemanfaatan potensi dan sumber daya pangan kita," kata Arief dalam keterangannya, dikutip Senin (4/11/2024).
Dia mencatat, ada tiga hal positif yang bisa didapat. Pertama sebagai langkah mendukung pola hidup sehat. Kedua mendorong perekonomian daerah dan nasional. Serta, ketiga meningkatkan kesejahteraan petani lokal.
"Karena hasil produksi para sedulur petani di dalam negeri dapat terserap dengan baik," tegasnya.
Terkait buah impor dan lokal, Arief menyebut perlunya mengedepankan produk dalam negeri. Belum lagi, jika buah lokal dibandingkan dengan buah impor, ternyata lebih banyak jenis buah lokal.
"Indonesia memiliki beragam jenis buah yang dapat diandalkan, seperti manggis, mangga, pisang, dan salak, dan masih banyak lagi yang lainnya. Jadi kami mendorong masyarakat untuk memprioritaskan buah lokal, yang tidak hanya segar tetapi juga berkontribusi terhadap kesejahteraan petani Indonesia,” bebernya.
Data Konsumsi Buah Indonesia
Berdasarkan data Pola Pangan Harapan (PPH) 2023, konsumsi buah masyarakat Indonesia tercatat mencapai 76,7 gram per kapita per hari pada 2021.
Angka itu meningkat menjadi 85,2 gram per kapita per hari, dan mencapai 88,7 gram pada 2023, dengan kenaikan 3 gram per kapita per hari antara periode 2022-2023.
Namun, meski tren konsumsi buah masyarakat terus meningkat, rata-rata konsumsi buah Indonesia masih di bawah target PPH dan anjuran World Health Organization (WHO). Data PPH tahun 2023 menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia mengonsumsi buah hanya sebesar 34,4 kilogram per kapita per tahun, sementara WHO menganjurkan konsumsi buah minimal 65 kilogram per kapita per tahun.
Buah Lokal Lebih Sehat
Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas, Rinna Syawal, turut menekankan pentingnya konsumsi buah lokal. Rinna menjelaskan buah lokal memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan buah impor, baik dari sisi kesegaran maupun kandungan nutrisi yang lebih optimal.
"Buah lokal lebih segar dan sehat karena dipanen saat sudah matang sempurna dan tidak perlu menempuh perjalanan panjang untuk sampai ke tangan konsumen. Hal ini tidak hanya memastikan rasa yang lebih segar, tetapi juga menjaga kualitas nutrisi buah,” ujar Rinna.
Rinna juga mengungkapkan, pihaknya aktif melaksanakan promosi dan kampanye konsumsi buah lokal di berbagai kegiatan sepanjang tahun 2024.
"Kami telah membagikan lebih kurang sebanyak 9.050 botol jus sayur dan buah, serta 15.350 buah pisang secara gratis di berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi buah lokal,” ungkap Rinna.
Advertisement
Bapanas: Thailand, Malaysia, Singapura Sebut Anggur Muscat Aman Dikonsumsi
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) menegaskan anggur shine muscat aman dikonsumsi. Bahkan, beberapa negara lain turut menyatakan hal serupa.
Diketahui, Thailand, Malaysia, hingga Singapura ikut menyelidiki kandungan residu dalam anggur muscat. Namun, Plh. Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas Yusra Egayanti menyebut, ketiga negara menyatakan anggur itu aman dikonsumsi.
"Jadi kami sudah melakukan komunikasi dengan otoritas keamanan pangan di tiga negara tersebut, dan mereka menyatakan bahwa hasil pengujian yang dilakukan terhadap anggur Shine Muscat setempat aman untuk dikonsumsi," ujar Yusra dalam keterangannya, Jumat (1/11/2024).
Yusra menjelaskan, otoritas keamanan pangan Thailand, Food and Drug Administration (FDA) Thailand menyatakan produk pangan anggur Shine Muscat aman dikonsumsi.
Sementara dalam keterangan resmi Kementerian Kesihatan Malaysia menyebutkan hasil uji keamanan pangan tidak menemukan fakta bahwa anggur Shine Muscat di atas ambang batas residu yang ditetapkan, sehingga aman dikonsumsi.
"Otoritas pangan Singapura/Singapore Food Agency (SFA) juga menyatakan bahwa produk anggur Shine Muscat yang beredar di negara tersebut aman dan tidak ditemukan pestisida melebihi ambang batas," sebut Yusra.
Sebelumnya, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi bakal memastikan seluruh produk pangan segar impor yang masuk ke Indonesia telah memenuhi standar keamanan yang berlaku.
"Kami memahami kekhawatiran masyarakat terkait keamanan anggur Shine Muscat ini, dan dengan adanya pemberitaan terkait anggur Muscat di Thailand, kami langsung meminta tim keamanan pangan segar di NFA bersama dinas pangan daerah untuk bergerak untuk melakukan rapid test dan juga uji laboratorium sehingga dinyatakan aman," pungkas Arief.
Aman Dikonsumsi
Diberitakan sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah melakukan pengetesan kandungan residu kimia dalam Anggur Muscat impor. Hasilnya, 90 persen sampel yang dites tak mengandung residu yang berbahaya.
Plh. Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas, Yusra Egayanti menyampaikan, hasil itu menunjukkan anggur shine muscat aman dikonsumsi. Uji rapid sendiri dilakukan pada 100 kota, sebagian besar 90 persen negatif, 10 persen ada kandungan residu dalam jumlah aman, sehingga aman dikonsumsi.
"Hasil uji rapid test yang dilakukan oleh OKKP ini menunjukkan bahwa anggur muscat yang beredar saat ini aman dikonsumsi, karena dari semua uji rapid tersebut dalam jumlah aman. Sebagian sampel tersebut tetap kami kirim ke laboratorium untuk memastikan kandungannya” ujar Yusra dalam keterangannya, Kamis (31/10/2024).
Sebelumnya, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menegaskan akan melakukan investigasi lebih lanjut terkait pemberitaan di media mengenai anggur Shine Muscat di Thailand. Ia mengatakan, telah meminta OKKP dan OKKPD provinsi untuk mengetatkan pengawasan keamanan pangan segar guna memastikan keamanan produk yang beredar di pasar Indonesia.
"Sesuai arahan Kepala Badan Pangan Nasional tersebut, kami akan terus memperkuat pengawasan terhadap keamanan produk pangan segar yang beredar di masyarakat melalui sampling dan uji lab secara berkala.” ujar Yusra.
Adapun kasus ini bermula di Thailand di mana dilaporkan ditemukan adanya residu pestisida di atas batas aman pada Anggur Shine Muscat yang diimpor dari China.
Berkaitan dengan itu, Otoritas Badan Pengawas Obat dan Makanan/Food And Drugs Adminsitration (FDA) Thailand telah mengeluarkan rilis resmi yang menyatakan bahwa produk Anggur Shine Muscat aman untuk dikonsumsi karena tidak terbukti mengandung bahan berbahaya.
Advertisement
Tetap Selektif
Meskipun hasil pengujian cepat menunjukkan anggur tersebut aman dikonsumsi, Bapanas mengimbau masyarakat untuk menerapkan good practices sebelum konsumsi buah anggur. Misalnya pilih anggur yang memiliki izin edar; cuci dengan air mengalir yang bersih sebelum dikonsumsi. Di sisi lain, Badan Pangan Nasional juga tengah menggencarkan konsumsi buah lokal.
Menurut Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA Rinna Syawal, buah lokal memiliki keunggulan antara lain dalam hal kesegaran dan kualitas karena kita mengonsumsi buah sesuai musimnya,
"Buah-buahan lokal tidak perlu menempuh perjalanan jauh sebelum sampai ke tangan konsumen, sehingga lebih segar dan memiliki cita rasa yang lebih khas," ujar Rinna.
Ia juga mengungkapkan ajakan konsumsi buah lokal selaras dengan Perpres 81 tahun 2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Potensi Sumber Daya Lokal.
"Mengonsumsi buah lokal merupakan bagian dari mencintai produk-produk dalam negeri khususnya di sektor pangan. Perpres 81 tahun 2024 ini harus kita implementasikan bersama sehingga kemandirian pangan kita lebih kuat." ujarnya.