Raja Spanyol Felipe Dilempari Telur dan Disebut Pembunuh oleh Korban Banjir di Valencia

kedatangan Raja Felipe sejak awal sudah disambut demonstrasi oleh warga Paiporta yang paling terdampak bencana banjir tersebut.Raja Spanyol didampingi pejabat pemerintah lainnya termasuk Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez,

oleh Henry diperbarui 04 Nov 2024, 09:45 WIB
Wajah Raja Felipe VI tampak ternoda lumpur yang dilemparkan korban banjir bandang di Kota Paiporta, Valencia, Spanyol, pada Minggu (3/11/2024). Warga marah atas kelambanan penanganan musibah banjir oleh pihak berwenang. (Dok. AP/David Melero)

Liputan6.com, Jakarta - Raja Spanyol Felipe dan Ratu Letizia mendapat sambutan memalukan saat mengunjungi korban banjir di kawasan Valencia, Spanyol. Ia dilempari telur dan lumpur, bahkan diteriaki sebagai pembunuh dalam kunjungannya pada Minggu, 3 November 2024.

Dikutip dari laman CNN, Minggu, kedatangan Raja Felipe sejak awal sudah disambut dengan demonstrasi oleh warga Paiporta yang paling terdampak bencana banjir tersebut. Kedatangan sang raja juga didampingi pejabat pemerintah lainnya termasuk Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dan Gubernur Valencia Carlos Mazon,

Korban tewas banjir bandang Spanyol sampai berita ini ditulis mencapai 214 dan masih banyak yang dilaporkan hilang. Sebanyak 211 di antaranya berada di Valencia, dua dari Castilla La Mancha, dan satu orang dari Andalusia.

Aksi demo tersebut membuat polisi harus turun tangan, sementara beberapa petugas rayang menunggang kuda berupaya menghalangi puluhan orang yang melemparkan lumpur dan mengacungkan sekop dan tongkat ke udara.

Ini merupakan insiden yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi sebuah keluarga kerajaan yang sangat berhati-hati dalam menampilkan citra seorang raja yang disukai oleh bangsanya. Namun kemarahan masyarakat atas penanganan krisis yang dianggap serampangan ini memuncak pada hari Minggu kemarin.

Massa yang marah juga meneriaki mereka, kenapa pemerintah tidak melakukan sesuatu untuk memperingatkan warga akan datangnya banjir. Raja Felipe berjalan menyusuri pedestrian, pengawal dan polisi kewalahan menghalau para demonstran yang berusaha mendekati raja. Para petugas tampak berusaha maksimal untuk melindungi raja.

 


Raja Felipe Tenang Hadapi Massa

Para pejalan kaki berdiri di samping mobil-mobil yang tertimbun setelah banjir yang mematikan di Sedavi, selatan Valencia, Spanyol timur, pada tanggal 30 Oktober 2024. (Jose Jordan/AFP)

Namun Raja Felipe terlihat tenang menghadapi massa yang marah. Dia bahkan hanya mengacuhkan meski dilempar lumpur oleh massaIa kemudian berbicara dengan beberapa korban. Raja Felipe dicecar dengan berbagai pertanyaan, di antaranya mengapa permerintah tak memberi peringatan dini adanya banjir dan mengapa petugas tidak segera datang menanangani bencana tersebut.

Sementara itu petugas SAR masih menyisir banyak lokasi di Valencia untuk mencari korban pada Minggu. Banyak mobil yang terjebak di terowongan yang tertutup air saat banjir terjadi. Diperkirakan masih ada korban terjebak di dalam mobil.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez pada Sabtu lalu mengerahkan 10. Ribu tentara, polisi, dan petugas pertahanan sipil tambahan ke lokasi banjir untuk mencari korban hilang serta membantu korban,Namun Sanchez mengungkapkan respons itu masih belum cukup untuk membayar kemarahan publik.

Spanyol diterjang banjir bandang, terburuk dalam beberapa dekade, setelah hujan setahun turun dalam beberapa jam pekan ini di wilayah selatan dan timur negara itu. Badai dimulai pada Selasa, 29 Oktober 2024 dan masih berlangsung sampai sekarang. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menyatakan sejauh ini tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa banjir bandang Spanyol.


WNI dan Banjir Bandang Spanyol

Otoritas setempat memperkirakan jumlah korban akan bertambah lantaran puluhan orang masih hilang. (Manaure QUINTERO/AFP)

"KBRI Madrid telah berkoordinasi dengan otoritas setempat dan berkomunikasi dengan komunitas Indonesia di Valencia. Hingga saat ini belum ada informasi mengenai WNI yang menjadi korban meninggal dari bencana banjir tersebut," demikian pernyataan tertulis Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha, dikutip dari kanal Global Liputan6.com, Sabtu, 2 November 2024.

Judha menambahkan bahwa KBRI Madrid juga telah menyampaikan imbauan kepada masyarakat Indonesia agar waspada dan menghindari daerah terdampak atas kemungkinan bencana susulan. "Berdasarkan data lapor diri KBRI Madrid, tercatat terdapat sekitar 200 WNI yang menetap di Valencia," tutur Judha. Dalam keadaan darurat, hotline KBRI Madrid dapat dihubungi di nomor +34 619 31 23 80.

Sebelumnya diberitakan pasangan suami istri yang merupakam turis asal Inggris, mengaku terjebak di dalam mobil mereka selama hampir 10 jam karena banjir bandang yang melanda Valencia, Spanyol. Selama retret yoga, Vitalij Farafonov dan istrinya diperintahkan polisi untuk keluar dari jalan tol, Rabu, 30 Oktober 2024, sekitar pukul 8 malam, waktu setempat.

Melansir Express, Kamis, 31 Oktober 2024, Farafonov menggambarkan kejadian mengerikan yang ia lihat di kota Spanyol tersebut. Ia mengatakan pada Sky News,  "Itu sangat kacau, karena kami menghitung ada sembilan atau 10 truk terbalik di jalan tol sepanjang delapan kilometer. Kami belum pernah melihat yang seperti ini."

 


Mobil-mobil Terseret Banjir

Otoritas setempat mengatakan sedikitnya 95 orang dinyatakan tewas. Jumlah korban diprediksi masih akan terus bertambah, mengingat proses pencarian dan evakuasi masih terus berjalan. (Manaure QUINTERO/AFP)

Ia menambahkan bahwa ia dan istrinya terjebak "di jalan pedesaan di antara kebun jeruk yang indah. "Kami akhirnya dapat melihat lampu biru yang berkedip-kedip sehingga orang-orang tahu di mana kami berada," kata Farafonov.  "Seperti yang saya katakan, kami adalah orang-orang yang beruntung."

Pasangan ini memiliki empat orang anak yang selamat dari banjir karena mereka berada di Barcelona bersama kerabat. Keluarga ini berasal dari Midlands dan kini tinggal di Luksemburg.

Hujan deras membanjiri kota-kota dan jalan-jalan di Spanyol, menyeret mobil-mobil di jalan dan membuat kereta api berkecepatan tinggi tergelincir. Hampir 300 penumpang berada di dalam kereta ketika kereta tergelincir di dekat Malaga, tapi pihak berwenang mengatakan tidak ada yang terluka.

Sementara itu, tim penyelamat menyisir ladang-ladang dan mobil-mobil yang terdampar pada Kamis untuk mencari mereka yang masih hilang dalam banjir. Peristiwa ini menewaskan sedikitnya 95 orang dengan kekhawatiran jumlah korban tewas akan meningkat, lapor The National News.

 

Infografis Jakarta hingga Papua Terancam Banjir Rob dan Gelombang Tinggi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya