Changpeng Zhao Tegaskan Tak Akan Kembali ke Binance

Berbicara di Binance Blockchain Week pada Kamis lalu dalam penampilan publik sejak pembebasannya, Zhao membahas hukuman dan niatnya di masa depan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 04 Nov 2024, 12:01 WIB
Pendiri dan mantan CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ) telah menyatakan ia tidak ingin kembali ke bursa mata uang kripto yang didirikannya, setelah menjalani hukuman penjara empat bulan di Amerika Serikat (AS). (Dok: Binance)

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri dan mantan CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ) telah menyatakan ia tidak ingin kembali ke bursa mata uang kripto yang didirikannya, setelah menjalani hukuman penjara empat bulan di Amerika Serikat (AS).

Berbicara di Binance Blockchain Week pada Kamis lalu dalam penampilan publik sejak pembebasannya, Zhao membahas hukuman dan niatnya di masa depan.

"Saya tidak perlu kembali. Saya tidak ingin kembali,” kata Zhao, dikutip dari Bitcoin.com, Senin (4/11/2024).

Zhao mencapai kesepakatan pembelaan dengan Departemen Kehakiman AS (DOJ) setelah Binance dituduh melakukan kontrol anti pencucian uang (AML) yang tidak memadai. 

“Menurut saya, menurut hakim, ia memperlakukan saya dengan sangat lunak. Itu pendapat yang sangat subjektif, saya mencoba untuk tidak memikirkannya. Saya pikir setiap orang di sini akan punya pendapat mereka sendiri, tetapi saya hanya ingin melanjutkan hidup,” lanjut Zhao.

Sebagai bagian dari kesepakatan tersebut, ia mengakui adanya pelanggaran kepatuhan di Binance, membayar denda yang signifikan, dan menerima larangan menduduki jabatan eksekutif di perusahaan tersebut. 

Kesepakatan tersebut mengakibatkan hukuman penjara selama empat bulan, setelah itu CZ dibebaskan pada bulan September. Meskipun ia tetap menjadi pemegang saham terbesar Binance, ia dilarang kembali ke manajemen dan tidak menyatakan minatnya untuk melanjutkan perannya sebagai CEO. 

Sebaliknya, Zhao berfokus pada proyek-proyek di bidang blockchain, AI, bioteknologi, dan meluncurkan platform pendidikan Giggle Academy.

Meskipun tidak lagi memegang peran eksekutif, Zhao menyebutkan ia mempertahankan hubungan positif dengan Binance dan masih dapat mengakses informasi perusahaan jika diperlukan. 

“Hubungan ini sebenarnya cukup baik, mengingat sekarang ada banyak orang lain yang bekerja sangat keras dan saya terpaksa pensiun,” pungkasnya.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Mantan Bos Binance Peringatkan Penipuan Kripto Pakai Deepfake AI

CEO Binance, Changpeng Zhao. Dok: Binance

Sebelumnya, Mantan CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ), telah memperingatkan komunitas kripto global agar tetap waspada terhadap deepfake buatan AI yang menyebarkan penipuan mata uang kripto di media sosial.

“Ada video deepfake saya di platform media sosial lain. Harap berhati-hati,” tulis Zhao di media sosial X, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (14/10/2024). 

Zhao dibebaskan dari sel penjara di California bulan lalu, setelah menjalani hukuman empat bulan karena melanggar peraturan AS seputar pencucian uang dan pelanggaran lain seputar Undang-Undang Kerahasiaan Bank. 

Beberapa tokoh terkemuka baru-baru ini ditiru menggunakan deepfake, termasuk mantan presiden Donald Trump, Taylor Swift, CEO Ripple Brad Garlinghouse, CEO Tesla Elon Musk, dan Zhao sendiri.

Keterbukaan Wakil Presiden Kamala Harris baru-baru ini terhadap industri kripto juga telah memicu spekulasi calon presiden dari Partai Demokrat itu mungkin akan segera memunculkan Deepfake AI miliknya sendiri yang menawarkan token kripto.

Menurut firma forensik data blockchain Elliptic, sebagian besar penipuan kripto deepfake menggunakan pola yang sama. 

Penipuan tersebut secara teratur mengundang orang-orang yang tidak menaruh curiga di web untuk meningkatkan penghasilan mereka secara substansial jika mereka mentransfer mata uang kripto ke alamat dompet kripto tertentu tetapi hadiah yang dijanjikan tidak pernah muncul.

 


Mantan Bos Binance Keluar Penjara, Bakal Dedikasi Hidup Buat Amal

Miliarder Singapura Changpeng Zhao menduduki peringkat ke-22 dalam daftar 50 Orang Terkaya Singapura yang diterbitkan bulan lalu. (Foto: VOI)

Sebelumnya, miliarder kripto sekaligus mantan bos Binance, Changpeng Zhao berjanji untuk terus berinvestasi di sektor blockchain serta kecerdasan buatan dan bioteknologi. Hal ini ia sampaikan dalam pernyataan publik pertama sejak dibebaskan dari tahanan AS.

Dilansir dari Yahoo Finance, Sabtu (5/10/2024), Zhao menggambarkan dirinya sebagai investor jangka panjang yang peduli dengan dampak, bukan keuntungan.

Changpeng Zhao mengatakan usaha barunya yang disebut Giggle Academy, sebuah platform pendidikan daring nirlaba, akan menjadi bagian besar dalam hidupnya. Zhao menuturkan ia juga akan mendedikasikan lebih banyak waktu dan dana untuk amal.

Binance dikenai denda sebesar USD 4,3 miliar atau setara Rp 65 triliun (asumsi kurs Rp 15.279 per dolar AS) pada November lalu berdasarkan kesepakatan pembelaan untuk menyelesaikan tuntutan AS atas kegagalan yang memungkinkan penjahat dan kelompok teroris menggunakan bursa tersebut.

Zhao setuju untuk membayar denda pribadi sebesar USD 50 juta dan kemudian dijatuhi hukuman empat bulan dalam tahanan. Ia dibebaskan dari fasilitas pemasyarakatan di California pada tanggal 27 September.

Binance adalah bursa kripto terbesar di dunia, yang menjadikannya poros perdagangan aset digital dan derivatif terkait. Berdasarkan kesepakatan pembelaan, Zhao mengundurkan diri sebagai kepala eksekutif, dan menyerahkan kendali kepada Richard Teng.

Platform tersebut juga menghadapi pemantauan kepatuhan selama bertahun-tahun oleh Departemen Kehakiman dan Jaringan Penegakan Kejahatan Keuangan Departemen Keuangan AS.

 

 


Bursa Binance Bakal Buka Perdagangan Kripto di Kazakhstan

Dok: Binance

Sebelumnya, bursa kripto asal Hong Kong, Binance mengumumkan pada 30 September 2024, pihaknya telah mendapatkan lisensi penuh untuk mengoperasikan fasilitas perdagangan kripto di Kazakhstan.

Perizinan operasional Binance di Kazakhstan diperolehnya dari regulator keuangan negara tersebut. "Binance Kazakhstan telah menjadi platform aset digital pertama yang mendapatkan lisensi penuh Fasilitas Perdagangan Aset Digital (DATF) dari Otoritas Jasa Keuangan Astana (AFSA)," ungkap Binance dalam keterangan resminya, dikutip dari News.bitcoin.com, Rabu (2/10/2024).

"Lisensi tersebut memberi wewenang kepada Binance Kazakhstan untuk mengoperasikan fasilitas perdagangan aset digital, bertindak sebagai pialang-pedagang, dan menyediakan layanan kustodian untuk aset digital," terangnya.

Binance tersebut mencatat bahwa Kazakhstan sekarang menjadi negara pertama di Asia Tengah di mana bursa kripto itu menerima persetujuan regulasi penuh, yang mencerminkan pendekatan inovatif negara tersebut terhadap teknologi finansial.

Lisensi tersebut mengikuti proses peninjauan terperinci, termasuk audit keuangan dan sertifikasi ISO.

Pencapaian regulasi ini pun dipandang sebagai tonggak sejarah bagi Binance dan kawasan Asia Tengah. Peninjauan ketat tersebut menegaskan kepatuhan Binance terhadap standar seperti Undang-Undang Aktivitas Aset Digital AIFC dan AML.

 

 

Infografis Jurus Pemerintahan Prabowo - Gibran Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya