Liputan6.com, Jakarta Dengan percepatan urbanisasi saat ini, situasi lalu lintas di kota-kota besar Asia semakin menantang. Menurut TomTom Traffic Index, Bengaluru dan Pune menjadi kota dengan kemacetan terparah di Asia.
Dikutip melalui Indian Express, Selasa (5/11/2024) Lebih dari 44 juta orang kini tinggal di kawasan perkotaan di seluruh Asia, dan jumlah kendaraan perkotaan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat setiap enam tahun, menurut Asian Development Bank (ADB).
Advertisement
ADB juga melaporkan bahwa Asia yang sedang berkembang perlu berinvestasi sekitar USD 1,7 triliun per tahun hingga 2030 untuk mempertahankan pertumbuhannya, dengan lebih dari 30% dana tersebut difokuskan pada pembangunan infrastruktur transportasi.
Laporan tersebut menyoroti penurunan kecepatan rata-rata di sebagian besar kota, dengan sekitar 82 kota global mengalami kecepatan rata-rata yang tidak berubah dibandingkan tahun sebelumnya.
London dan Dublin muncul sebagai kota dengan kemacetan terburuk di dunia, dengan waktu perjalanan rata-rata masing-masing 37 menit 20 detik dan 29 menit 30 detik.
Tak mengherankan, Bengaluru, yang dikenal sebagai Silicon Valley India, memegang gelar kota terpadat di Asia dengan waktu perjalanan rata-rata harian 55 menit 51 detik, peringkat keenam secara global menurut indeks tersebut.
10 kota dengan kemacetan terburuk di Asia pada tahun 2023-2024 (Source: Tom Tom Traffic Index)
1. Bengaluru, India: Dengan rata-rata waktu perjalanan 28 menit 10 detik untuk 10 kilometer, Bengaluru menempati peringkat 6 Global dan kehilangan 132 jam setiap tahun karena kemacetan.
2. Pune, India: Pune menempati peringkat 7 Global dan mencatat waktu perjalanan rata-rata 27 menit 50 detik, mengakibatkan kehilangan 128 jam setiap tahun.
3. Manila, Filipina: Manila berada di peringkat 9 global dengan waktu perjalanan 27 menit 20 detik, menyebabkan kehilangan 105 jam dalam setahun.
4. Taichung, Taiwan: Kota ini memiliki waktu perjalanan rata-rata 26 menit 50 detik dan menepati peringkat ke 11 global, mengakibatkan 71 jam hilang per tahun.
5. Sapporo, Jepang: Sapporo mencatat waktu perjalanan 26 menit 30 detik dan menempati peringkat ke 14 global, yang berarti kehilangan 75 jam dalam setahun.
6. Kaohsiung, Taiwan: Kaohsiung menempati peringkat ke 17 global dan memiliki waktu perjalanan 26 menit, dengan kehilangan 68 jam setiap tahun.
7. Nagoya, Jepang: Nagoya mencatat waktu perjalanan rata-rata 24 menit 20 detik dan menempati peringkat ke 25 Global, menyebabkan 55 jam hilang per tahun.
8. Tokyo, Jepang: Tokyo menempati peringkat ke 27 global, dengan waktu perjalanan 23 menit 40 detik, mengalami kehilangan 76 jam setiap tahun.
9. Jakarta, Indonesia: Jakarta menempati peringkat ke 30 secara global dan memiliki waktu perjalanan 23 menit 20 detik, yang berarti kehilangan 117 jam dalam setahun.
10. Tainan, Taiwan: Terakhir, Tainan di peringkat ke 40 global dan memiliki waktu perjalanan rata-rata 22 menit 10 detik, dengan kehilangan 59 jam setiap tahun karena kemacetan.
Advertisement
Jakarta Menempati Peringkat ke 30 Global
Jakarta, Indonesia menempati peringkat 30 yang cukup signifikan dalam daftar kota terburuk untuk kemacetan di Asia, dengan waktu perjalanan rata-rata mencapai 23 menit 20 detik untuk jarak 10 km. Ini berarti penduduk Jakarta kehilangan waktu sekitar 117 jam dalam setahun akibat kemacetan lalu lintas.
Di Asia, Taiwan dan Jepang mendominasi daftar kota dengan kemacetan tertinggi, mencerminkan tantangan lalu lintas yang signifikan di pusat-pusat urban mereka. Taiwan memiliki lima kota yang termasuk dalam 50 kota terpadat di dunia, dengan Taichung menduduki posisi ke-11, dengan waktu perjalanan rata-rata 26 menit 50 detik untuk perjalanan 10 km.
Sementara itu, Jepang juga menonjol dengan Sapporo di peringkat ke-14 dengan rata-rata 26 menit 30 detik, diikuti oleh Nagoya di peringkat ke-25 dengan rata-rata 24 menit 20 detik, dan Tokyo yang berada di peringkat ke-27 dengan waktu perjalanan rata-rata 23 menit 40 detik secara regional.