Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Abdul Rahman Farisi menyampaikan pandangannya mengenai penunjukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, sebagai Ketua Tim Kebijakan Subsidi Energi.
Menurut Abdul Rahman, penunjukan ini keputusan strategis yang menandakan kepercayaan besar terhadap Menteri Bahlil dalam mengelola isu paling krusial bagi pemerintahan, yakni subsidi energi.
Advertisement
"Kebijakan subsidi energi sangat vital karena memengaruhi beban anggaran negara dan sekaligus menyentuh kepentingan rakyat banyak," ujar Abdul Rahman, Senin (4/10).
Subsidi ini menurutnya bukan sekadar soal angka di atas kertas, tetapi juga soal keberpihakan Presiden Prabowo terhadap kesejahteraan rakyat.
Lebih lanjut, Abdul Rahman memberikan beberapa saran agar Menteri Bahlil membentuk Tim Partisipasi Publik yang melibatkan para pakar dan perwakilan masyarakat.
Menurutnya, hal ini akan membantu menciptakan kebijakan subsidi yang lebih inklusif dan sesuai dengan kebutuhan rakyat.
Abdul Rahman juga mengingatkan bahwa Partai Golkar memiliki sejarah dalam menangani subsidi energi yang efektif dan efisien.
"Hal sama dilakukan Jusuf Kalla pada 2009 yang berhasil menginisiasi program konversi minyak tanah ke gas, sebuah langkah yang terbukti menghemat anggaran negara secara signifikan," ujar mantan Dosen Universitas Hasanuddin ini.
Kelanjutan
Menurutnya, tugas yang diberikan kepada Menteri Bahlil saat ini adalah kelanjutan dari tradisi tersebut. Ia yakin Bahlil mampu merumuskan kebijakan subsidi energi yang tepat sasaran sehingga dapat menghemat anggaran hingga puluhan triliun rupiah setiap tahun sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Penugasan ini amanah kesejarahan bagi Partai Golkar untuk mewujudkan kebijakan subsidi energi yang tepat sasaran dan bermanfaat langsung bagi rakyat banyak," tukasnya.
Advertisement