Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, BNPB Larang Pengungsi Kembali ke Rumah Radius 7 Km

Warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki diimbau melaporkan anggota keluarganya yang masih hilang kepada tim SAR atau perangkat desa setempat untuk ditindaklanjuti.

oleh Nafiysul QodarKhofifah Azzahro diperbarui 04 Nov 2024, 16:31 WIB
Seorang biarawan Katolik atas nama Suster Nikolin Pajo menjadi salah satu korban meninggal dunia letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT, Minggu malam (3/11/2024). (Liputan6.com/ Ola Keda)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk mengikuti arahan otoritas terkait agar tetap bertahan di tempat pengungsian.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengimbau warga menjauhi zona bahaya yakni dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Hal ini menyusul peningkatan status gunung yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

"Kami mengimbau kepada warga jangan kembali dulu untuk sementara waktu ke lokasi dalam radius 7 km. Kita masih menerima laporan visual banyak saudara-saudara kita warga di kawasan terdampak yang kembali mengecek rumah pencarian anggota keluarga dan seterusnya," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (4/11/2024).

"Ini kami mengimbau untuk sementara waktu berdasarkan jarak aman yang ditetapkan oleh PVMBG yang di 7 km, BNPB mengimbau tidak ada aktivitas apapun kecuali pencarian korban yang dilakukan oleh personel terkait. Jadi sekali lagi tidak ada aktivitas apapun oleh masyarakat kecuali pencarian korban oleh personel terkait," kata Abdul menambahkan.

Dia meminta warga yang terdampak untuk secara berkala melaporkan orang-orang terdekatnya yang hingga saat ini belum ditemukan. Dia memastikan bahwa tim pencarian dan penyelamatan (SAR) akan menindaklanjuti laporan warga.

"Bagi saudara-saudara kita warga terdampak di Flores Timur, yang merasa masih ada kehilangan keluarga atau anggota keluarga yang belum ditemukan, segera laporkan kepada personel SAR setempat atau ke perangkat desa setempat," katanya.

 

 


7 Desa Terdampak Erupsi

Anggota polisi dan TNI saat mengevakuasi korban letusan Gunung Lewotobi Lalki-Laki. (Liputan6.com/ Ola Keda)

Lebih lanjut, Abdul Muhari mengungkapkan terdapat tujuh desa di dua kecamatan yang ada di NTT yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki pada Minggu, 3 November 2024. 

Ketujuh desa yang terdampak di antaranya Desa Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru, dan Boru Kedang di Kecamatan Wulanggitang serta Desa Dulipali di Kecamatan Ilebura, Flores Timur, NTT.

Sementara jumlah warga yang terdampak di tujuh desa tersebut mencapai 2.734 kepala keluarga dengan total 10.295 jiwa. Sebagian besar warga yang terdampak tersebut sudah bergerak ke tempat pengungsian yang disiapkan pemerintah di tiga desa. Sementara 10 orang dilaporkan meninggal dunia.

Abdul menyampaikan bahwa BNPB akan segera melakukan langkah penanganan untuk membantu korban-korban yang terdampak aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki.

 

 


BNPB Segera Kirim Bantuan Darurat

Konferensi pers Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait situasi dan penanganan bencana erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. (Dok Tangkapan Layar YouTube BNPB TV)

"Posko kedaruratan sudah diaktifkan dan Kepala BNPB (Letjen TNI Suharyanto) beserta tim akan berangkat malam ini secara langsung ke lokasi kejadian di Flores Timur untuk memimpin langkah-langkah penanganan darurat," ucapnya.

Selain itu, BNPB juga telah menyiapkan beberapa keperluan logistik darurat yang diperlukan oleh para warga yang terdampak.

"Bersama beliau (Kepala BNPB) juga akan didampingi oleh beberapa deputi dan akan membawa langsung keperluan-keperluan logistik dasar bagi warga terdampak, baik itu logistik pemakanan maupun non-pemakanan seperti paket sembako, makanan siap saji, tenda pengungsi, tenda keluarga, terpal, seng hijen kit, matra selimut, dan keperluan perempuan dan wanita," tuturnya.

Infografis Petaka Para Pendaki Saat Erupsi Gunung Marapi. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya