Liputan6.com, Jakarta Memberikan ASI eksklusif kepada bayi selama minimal 6 bulan sangatlah penting bagi tumbuh kembang optimal di awal kehidupannya. ASI mengandung nutrisi tinggi dan antibodi yang meningkatkan sistem imun bayi. Namun, tidak semua ibu dapat selalu menyusui langsung, terutama yang harus kembali bekerja.
Oleh karena itu, memerah dan menyimpan ASI menjadi solusi agar bayi tetap mendapatkan manfaat ASI meski ibu tidak selalu ada di dekatnya. Artikel ini akan membahas secara lengkap cara menyimpan ASI yang benar agar tetap segar dan steril, mulai dari persiapan, metode penyimpanan, hingga cara memberikannya kembali kepada bayi.
Advertisement
Dengan memahami teknik penyimpanan ASI yang tepat, ibu dapat memastikan kualitas dan keamanan ASI perah tetap terjaga.
Persiapan Sebelum Menyimpan ASI
Sebelum mulai memerah dan menyimpan ASI, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:
Pilih Wadah Penyimpanan yang Tepat
Wadah penyimpanan ASI yang baik harus memenuhi kriteria berikut:
- Terbuat dari bahan food grade yang aman untuk menyimpan makanan
- Bebas dari bahan kimia berbahaya seperti BPA (Bisphenol A)
- Dapat disterilkan dengan mudah
- Memiliki penutup yang rapat untuk mencegah kebocoran
Beberapa pilihan wadah penyimpanan ASI yang direkomendasikan antara lain:
- Botol kaca khusus ASI
- Botol plastik keras khusus ASI
- Kantong plastik khusus untuk menyimpan ASI
Hindari menggunakan wadah yang tidak dirancang khusus untuk menyimpan ASI seperti botol minum biasa atau plastik kemasan makanan.
Sterilisasi Peralatan
Sebelum digunakan, semua peralatan yang akan bersentuhan dengan ASI harus disterilkan terlebih dahulu. Ini termasuk wadah penyimpanan, pompa ASI, dan alat-alat lain yang digunakan saat memerah. Beberapa metode sterilisasi yang dapat dilakukan:
- Merebus dalam air mendidih selama 5-10 menit
- Menggunakan sterilizer elektrik
- Merendam dalam larutan sterilisasi khusus
- Mengukus menggunakan panci pengukus
Pastikan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum menyentuh peralatan yang sudah steril.
Persiapkan Label
Siapkan label atau stiker untuk menandai wadah ASI dengan informasi berikut:
- Tanggal dan waktu ASI diperah
- Volume ASI
- Nama bayi (jika ASI akan dititipkan)
Pelabelan ini penting untuk memudahkan penggunaan ASI sesuai urutan pemerahan dan memastikan ASI tidak melewati batas penyimpanan yang aman.
Advertisement
Metode Penyimpanan ASI
Ada beberapa pilihan metode untuk menyimpan ASI perah, tergantung berapa lama ASI akan disimpan sebelum diberikan kepada bayi. Berikut panduan penyimpanan ASI berdasarkan tempatnya:
Penyimpanan di Suhu Ruang
ASI yang baru diperah dapat disimpan di suhu ruangan (16-29°C) selama:
- 3-4 jam dalam kondisi optimal
- 6-8 jam jika ruangan sangat bersih
Namun sebaiknya ASI segera didinginkan atau dibekukan jika tidak akan langsung diberikan kepada bayi dalam waktu dekat. Suhu ruangan yang terlalu hangat dapat mempercepat pertumbuhan bakteri pada ASI.
Penyimpanan di Cooler Bag
Cooler bag dengan es batu atau ice pack dapat menjaga ASI tetap dingin selama:
- 24 jam jika suhu di dalam cooler bag terjaga 4-15°C
Pastikan wadah ASI bersentuhan langsung dengan es atau ice pack. Metode ini cocok saat bepergian atau di tempat kerja yang tidak memiliki kulkas.
Penyimpanan di Kulkas
ASI dapat disimpan di kulkas dengan suhu 0-4°C selama:
- 3 hari dalam kondisi optimal
- 5-8 hari jika kulkas sangat bersih dan suhu stabil
Simpan ASI di bagian belakang kulkas, bukan di pintu, untuk menghindari fluktuasi suhu. Jauhkan dari bahan makanan mentah untuk mencegah kontaminasi.
Penyimpanan di Freezer
ASI beku dapat disimpan lebih lama di freezer, tergantung jenis freezernya:
- 2 minggu di freezer kulkas 1 pintu
- 3-6 bulan di freezer kulkas 2 pintu
- 6-12 bulan di deep freezer dengan suhu -18°C atau lebih rendah
Simpan ASI di bagian belakang freezer untuk menghindari fluktuasi suhu saat pintu dibuka-tutup. Beri jarak antar wadah agar proses pembekuan lebih cepat.
Teknik Menyimpan ASI yang Benar
Selain memilih metode penyimpanan yang tepat, ada beberapa teknik penting yang perlu diperhatikan saat menyimpan ASI:
Bagi ASI dalam Porsi Kecil
Simpan ASI dalam jumlah 60-120 ml per wadah, sesuai kebutuhan sekali minum bayi. Ini untuk menghindari pemborosan jika bayi tidak menghabiskan ASI yang sudah dicairkan. ASI yang tersisa setelah minum tidak boleh disimpan kembali.
Sisakan Ruang Kosong
Jangan mengisi penuh wadah penyimpanan ASI. Sisakan ruang kosong sekitar 2,5 cm di bagian atas wadah. Ini karena ASI akan mengembang saat membeku.
Segera Simpan Setelah Diperah
Masukkan ASI ke kulkas atau freezer dalam waktu kurang dari 1 jam setelah diperah. Semakin cepat ASI didinginkan, semakin baik kualitasnya terjaga.
Gabungkan ASI dengan Hati-hati
Jika ingin menggabungkan ASI dari beberapa kali pemerahan:
- Pastikan ASI sudah sama-sama dingin
- Hanya gabungkan ASI yang diperah pada hari yang sama
- Jangan menambahkan ASI hangat ke ASI yang sudah dingin
Beri Label yang Jelas
Selalu beri label pada setiap wadah ASI dengan informasi:
- Tanggal dan waktu pemerahan
- Volume ASI
- Nama bayi (jika akan dititipkan)
Gunakan ASI sesuai urutan tanggal pemerahan, yang lebih lama disimpan digunakan lebih dulu.
Advertisement
Cara Mencairkan dan Menghangatkan ASI
Saat akan memberikan ASI yang sudah disimpan kepada bayi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Mencairkan ASI Beku
Ada dua cara untuk mencairkan ASI beku:
- Pindahkan ke kulkas semalaman sebelum akan digunakan
- Rendam wadah ASI beku dalam mangkuk berisi air hangat
Jangan mencairkan ASI di suhu ruang karena berisiko pertumbuhan bakteri. Hindari juga menggunakan microwave karena dapat merusak nutrisi ASI dan menyebabkan "hot spots" yang bisa membakar mulut bayi.
Menghangatkan ASI
Untuk menghangatkan ASI yang sudah cair:
- Rendam wadah ASI dalam mangkuk berisi air hangat
- Biarkan beberapa menit sampai suhu ASI mencapai suhu ruang
- Kocok perlahan wadah ASI untuk mencampur kembali lemak yang mungkin terpisah
Tes suhu ASI dengan meneteskan beberapa tetes di pergelangan tangan sebelum diberikan ke bayi. ASI harus terasa hangat, tidak panas.
Batasan Waktu Penggunaan
Setelah dicairkan atau dihangatkan:
- ASI harus digunakan dalam waktu 1-2 jam
- Sisa ASI yang tidak habis diminum harus dibuang
- Jangan membekukan kembali ASI yang sudah dicairkan
Tips Tambahan Menyimpan ASI
Berikut beberapa tips tambahan untuk memastikan penyimpanan ASI yang optimal:
Jaga Kebersihan
Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum memerah atau menyentuh peralatan ASI. Jaga kebersihan area pemerahan dan penyimpanan ASI.
Perhatikan Perubahan ASI
ASI yang disimpan mungkin mengalami perubahan warna, bau, atau konsistensi. Ini normal selama tidak ada tanda-tanda kerusakan seperti bau asam atau tengik.
Rotasi Persediaan ASI
Gunakan sistem "first in, first out" - ASI yang lebih lama disimpan digunakan lebih dulu. Ini membantu menghindari ASI yang melewati batas penyimpanan aman.
Simpan Jauh dari Kontaminan
Di kulkas, jauhkan ASI dari makanan mentah. Di freezer, hindari menyimpan ASI di pintu untuk menghindari fluktuasi suhu.
Persiapkan Stok yang Cukup
Untuk ibu bekerja, usahakan memiliki stok ASI 1-2 hari di kulkas dan stok 1-2 minggu di freezer sebagai cadangan.
Advertisement
Kesalahan Umum dalam Menyimpan ASI
Beberapa kesalahan yang sering terjadi dan harus dihindari saat menyimpan ASI:
Menggunakan Wadah Tidak Tepat
Hindari menggunakan wadah yang tidak dirancang khusus untuk ASI seperti botol minum biasa atau kantong plastik rumah tangga. Ini dapat menyebabkan kontaminasi atau kebocoran.
Mencampur ASI Berbeda Suhu
Jangan menambahkan ASI hangat ke ASI yang sudah dingin. Ini dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri dan merusak ASI yang sudah disimpan.
Menyimpan Terlalu Lama
Selalu perhatikan batas waktu penyimpanan ASI. ASI yang disimpan melebihi batas waktu yang direkomendasikan berisiko rusak dan tidak aman untuk bayi.
Membekukan Ulang ASI
ASI yang sudah dicairkan tidak boleh dibekukan kembali. Ini dapat merusak struktur dan nutrisi ASI serta meningkatkan risiko kontaminasi bakteri.
Mengabaikan Kebersihan
Lalai dalam menjaga kebersihan tangan, peralatan, atau area penyimpanan dapat menyebabkan kontaminasi ASI. Selalu prioritaskan kebersihan dalam setiap tahap penyimpanan ASI.
Kesimpulan
Menyimpan ASI dengan benar merupakan keterampilan penting bagi ibu menyusui, terutama yang harus kembali bekerja. Dengan memahami dan menerapkan teknik penyimpanan yang tepat, ibu dapat memastikan bayi tetap mendapatkan manfaat ASI meski tidak selalu bisa menyusui langsung.
Kunci utama dalam menyimpan ASI adalah menjaga kebersihannya, memilih wadah dan metode penyimpanan yang tepat, serta memperhatikan batas waktu penyimpanan yang aman. Selalu ingat untuk mencairkan dan menghangatkan ASI dengan hati-hati agar nutrisinya tetap terjaga.
Dengan pengetahuan dan keterampilan menyimpan ASI yang baik, ibu dapat lebih percaya diri dalam memberikan nutrisi terbaik bagi bayinya, bahkan saat harus berpisah untuk bekerja atau beraktivitas di luar rumah. Semoga panduan lengkap ini bermanfaat bagi para ibu menyusui dalam perjalanan memberikan ASI eksklusif bagi buah hatinya.
Advertisement